18. 'Kunjungan 7 Pangeran (Misi)'

40 7 0
                                    


Di gerbang Istana...

Terlihat Dacian tengah memaksa untuk dapat masuk melewati beberapa penjaga di pintu gerbang Istana.

"Maaf Pangeran, kalian tidak di izinkan masuk ke Istana!" ucap seorang penjaga gerbang Istana yang menjegal Aillard & Dacian.

Sebuah senyum licik & tatapan jahat terlihat memandang keberadaan dua sosok Pangeran tampan nan gagah yang tengah memaksa masuk ke Istana Utara tersebut.

"Maaf Pangeran, kami di perintahkan untuk melarang siapa pun memasuki Istana!" Pengawal itu kembali menegaskan ucapannya.

Karena merasa di permainkan, Dacian pun menarik kerah baju penjaga tersebut. "Beri kami jalan, atau akan kubuat tanganmu tak dapat memegang tombak lagi!"

"Mengancam prajurit Istana sama saja dengan menentang titah Raja!" Nathair mulai membuka suaranya setelah berdiam diri menyaksikan pertengkaran yang terjadi di sana.

Seketika Aillard & Dacian menatap kedatangannya, kemudian saling lempar lirikkan satu sama lain penuh makna. Seakan berbicara sesuatu lewat kontak mata masing-masing, kedua ujung alis Dacian terlihat saling beradu saat mendengar sikap & ucapan dari adik Raja Vietch yang terkenal karena sikap penuh manipulatifnya.

Dacian menghempaskan tubuh penjaga Istana dengan ringannya. "nathair Solvack!?" geramnya.

Baru saja beberapa langkah hendak mendekati Nathair, sebuah panah tiba-tiba melesat & menancap tepat menghentikan laju langkah Dacian.

"Berhenti di sana!" teriak seseorang dari atas balkon Istana tempat anak panah itu muncul.

Seketika semua yang ada di sana menaikkan pandangannya ke arah balkon Istana dimana sang Raja Kerajaan Utara kini tengah berdiri gagah. Ia segera melompat turun ke bawah & berdiri di tengah-tengah mereka.

"Siapa yang memberi kalian izin untuk menginjakkan kaki di Kerajaan ini?"

"Maaf sebelumnya Yang Mulia, tapi kami sudah memberikan pemberitahuan lewat 2 utusan kami beberapa waktu lalu. Bahkan Kerajaan Utara telah mengizinkan kami untuk datang," jawab Aillard spontan.

"Pemberitahuan?" Vietch mengernyit. "Apa benar yang di katakannya, Nathair?"

"Maaf Yang Mulia, kami tidak menerima pesan atau pemberitahuan apa pun."

Seketika Nathair menyangkal ucapan sang Pangeran dengan segala kepalsuannya.

"Apa kau bercanda? Bahkan yang menulis balasannya itu adalah kau sendiri!" Dacian mulai meninggikan suaranya.

"Apa itu benar?"

"Tidak, Yang Mulia. Bahkan aku tidak mengenali siapa & dari mana mereka berasal."

"Apa?!"

Aillard benar-benar tak habis pikir dengan ucapan palsu yang di lontarkan Natahair. Di tenfah perdebatan, Zammera & kedua putrinya, yaitu Rubby & Xavier, muncul & segera menghampiri ke gaduhan yang terjadi.

"Ada apa, suamiku?" tanya Zammera.

"Apa yang terjadi, Ayah?!"

Vietch menoleh dengan tatapan tajam ke arah putrinya berada. "Kau bertanggung jawab atas ini, Xavier!"

"Apa maksud Ayah?" Rubby begitu tak mengerti dengan apa yang terjadi.

"Jelaskan padaku, bagaimana bisa kau menikah tanpa izin & restuku saat dalam pengasingan?!"

"Menikah?!" Zammera begitu kaget saat mendengar hal tersebut.

Xavier merunduk, memejamkan kedua matanya, menghembuskan nafas pelan. Sementara sang ibu & yang lainnya kini tengah menatap dengan tatapan meminta penjelasan.

XAVIER & THE 7 PRINCES OF THE WINDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang