Di sebuah kamar penginapan...."Apa kalian ingin menggunakan jasaku bersamaan atau ... bergantian?" ucap wanita itu setengah ragu & takut.
Aillard & Hadriel yang tengah sibuk memeriksa senjata masing-masing, kini saling lempar tatap kemudian tertawa. Membuat wanita itu kebingungan.
"Kenapa? Apa kalian meragukan jasaku karena aku masih muda?"
Hadriel tersenyum sambil berjalan ke arahnya, lalu menyabet selimut yang ada di atas ranjang penginapan.
"Pakai ini dulu untuk menutupi tubuhmu, aku khawatir dengan pakaian seperti itu kau akan terkena diare."
Wanita itu mengambilnya dari tangan Hadriel, kemudian menutupi sekujur tubuhnya dengan selimut tersebut. Ia hanya bisa menatap punggung lebar yang kini berjalan kembali ke asalnya.
"Kenapa ... kalian melakukan ini?"
Kedua suami Xavier pun berhenti sejenak dari kegiatan masing-masing lalu menoleh.
"Kau itu seorang wanita, Nona. Kau berhak di hormati & di perlakukan dengan moral baik oleh semua orang, termasuk pria," tutur Hadriel.
"Benar, & seorang wanita memegang peran besar terhadap peradaban manusia selanjutnya. Jadilah wanita yang cerdas agar dirimu lebih berharga," tambah Aillard.
Wanita itu hanya terdiam memandangi gerak-gerik kedua pangeran itu dengan mata berkaca-kaca. Baru kali ini ia mendapatkan perlakukan selayaknya seorang manusia dari kedua orang pria yang merupakan suami dari putri Xavier tersebut.
"Oh, iya. Siapa namamu?"
"Apa itu penting?"
"Tentu saja, itu akan memudahkan kami dalam berkomunikasi denganmu, Nona."
"Namaku Ariella."
Aillard tersenyum. "Nama yang cantik. Dari mana asalmu?"
"Aku berasal dari suku terpencil yang jauh di seberang kawasan tempat ini."
"Apa alasanmu berada di sini?"
"Aku terpaksa di jual oleh Ayahku pada seseorang yang mengaku sebagai utusan dari Kerajaan."
Aillard mengernyit. "Benarkah?"
"Kenapa orang tuamu melakukan hal demikian?"
"Ayah terpaksa melakukannya demi membayar semua pajak yang di bebankan kepada suku kami yang selalu di kucilkan oleh Kerajaan."
"Apa Ayahmu seorang kepala suku?"
Ariella mengangguk pelan.
"Begitu, ya?"
"Apa kau tahu dengan daerah ini?"
"Tidak."
"Ah, sayang sekali."
KAMU SEDANG MEMBACA
XAVIER & THE 7 PRINCES OF THE WIND
Fantasykebencian merupakan emosi yang sangat kuat, sama kuatnya dengan cinta. Ia melambangkan ketidaksukaan, permusuhan, dan antipati untuk seseorang, sebuah hal, barang, atau fenomena. Hal ini juga merupakan sebuah keinginan untuk menghindari, menghancurk...