"Apa kau yakin akan meneruskan keputusanmu, suamiku?"
"Ya," jawab Vietch agak lemah.
Zammera hanya menatap diam, tak seperti biasanya ia mendngar ucapan sang Raja dengan rasa keraguan di dalamnya yang begitu amat terasa.
"Di banding obat, mungkin kehadiran & senyum Tuan putri Xavier lebih baik untuk Anda Yang Mulia."
Vietch melirik lemah sang Dokter tanpa bicara.
"Sesuatu yang semula sangat lekat dengan diri kita, kemudian tiba-tiba berubah & memutuskan menjauh karena sifat yang kita miliki itu lebih sakit dari pada serangan penyakit mematikan."
Vietch membisu, semua perkataan yang ia dengar memunculkan sebuah potongan memori hangat dimana seorang gadis kecil terlihat hadir menjelma dengan sebuah tawa ceria penuh damai. Senyum simpul perlahan menarik sudut bibir sang Raja, membuat wajah kaku itu berekspresi kecil.
"Aku harap Yang Mulia lebih memperhatikan lagi kondisi tubuhnya," sang Dokter berpesan.
"Baik, terima kasih atas perhatian Anda Dokter Ebern," balas Zammera.
Kesibukan sang Raja beberapa waktu belakangan memang membuat kesehatan tubuhnya agak terganggu. Selain di bebani dengan tugas menumpuk, ada hal yang terus membebani mental Vietch saat ini. Kerinduan yang terpendam pada sosok putri keduanya memang tak dapat di abaikan & tanpa ia sadari menyita seluruh waktu istirahat berharganya.
"Bukan hanya dirimu, bahkan aku sendiri pun sudah sejak lama terserang penyakit yang sama."
Vietch menoleh dengan cemas.
"Kenapa kau tidak memberitahuku? Apa penyakit yang kau derita? Apa itu parah?"
Zammera tersenyum getir melihat sang suami yang terlihat begitu polos.
"Ini lebih dari serangan sihir, bahkan dunia & segala isinya tidaklah dapat menyembuhkan penyakitku."
"Jangan berbelit-belit Zammera, katakan!"
"Rindu."
Vietch seketika melemah & kembali menyandarkan punggungnya di kepala ranjang.
"Sebuah rindu yang terpendam. Bukankah rasa itu yang sedang coba kau bunuh sekarang?" lanjut sang Ratu.
Saat terlarut dalam kepungan emosi, suara seseorang memecah suasana yang terjadi di antara mereka.
"Bagaimana kondisi Kakakku, Kakak ipar?"
"Kau bisa tanyakan hal itu sendiri."
"Kepalaku terasa berputar & badanku terasa lemas dari kemarin," Vietch menjawab.
"Lalu, bagaimana dengan rencana kita?"
Sebuah tolehan mengarah kepada Zammera, seakan memintanya untuk keluar & tak ikut terlibat dalam pembicaraan yang akan terjadi di antara kedua bersaudara tersebut.
Bukan tanpa alasan, hal itu akan menjadi rumit jika di dengar oleh Zammera yang memang dari awal menganggap Nathair adalah racun nyata untuk hubungan Vietch & kedua putri mereka. Tanpa di minta, sang istri segera berbalik meninggalkan kedua kakak beradik itu dari sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
XAVIER & THE 7 PRINCES OF THE WIND
Fantasykebencian merupakan emosi yang sangat kuat, sama kuatnya dengan cinta. Ia melambangkan ketidaksukaan, permusuhan, dan antipati untuk seseorang, sebuah hal, barang, atau fenomena. Hal ini juga merupakan sebuah keinginan untuk menghindari, menghancurk...