17. 'Kunjungan 7 Pangeran'

47 5 0
                                    

Ruang Komando Kerajaan Utara....

"Tuan, ada pesan dari luar Kerajaan."

"Pesan? Pesan apa?"

"Ke-7 Pangeran yang mengaku sebagai suami Tuan putri Xavier meminta izin untuk berkunjung ke Kerajaan Utara."

Sebuah seringai jahat di tunjukkan Nathair.

"Bukankah ini suatu kesempatan untuk kita, Tuan?"

"Tentu saja, sepertinya semesta sedang berpihak pada kita. Sampaikan balasan palsu pada mereka, & jangan beritahu Raja soal hal ini."

"Baik Tuan."

"Aku sudah tidak sabar menyusun drama kehancuran untuk pemerintahan usang milik kakak tercintaku ini."

***

Hari ini Istana Kerajaan Utara & rakyatnya tengah di sibukkan dengan persiapan pesta penyambutan putri Xavier. Terlihat hiruk pikuk di setiap penjuru kota yang begitu ramai menyambut pesta akbar yang akan di helat beberapa hari lagi.

Ke ramaian itu berubah seketika, semua pasang mata kini melirik bersamaan ke arah mulut gerbang luar Kerajaan, sebuah arak-arakan kereta kuda dari kejauhan terlihat bergerak menuju arah Kerajaan dimana mereka tinggal. Arak-arakan tersebut memiliki 7 lambang bendera berbeda di setiap kereta kudanya.

Dari jauh, dua orang pria gagah yang tak lain adalah Dacian & Aillard tengah memimpin ke-5 kereta kuda di belakangnya yang di isi oleh ke lima Pangeran dari Kerajaan lain yang di antaranya adalah Pangeran Nathaniel, Pangeran Garren, Pangeran Hadriel, Pangeran Cassian, & Pangeran Jasiel.

Semua rakyat Utara terlihat begitu terheran & penasaran dengan maksud kedatangan rombongan para pangeran tersebut. Banyak pula terdengar desas-desus dari sebagian besar orang-orang yang ada di sana dengan kedatangan mereka yang terkesan begitu mengejutkan.

"Wangi bunganya tercium di seluruh penjuru Kota apa mereka menyambut kita?" Hadriel berdialog dengan dirinya sendiri.

Sementara Hadriel berspekulasi dengan dugaan positifnya. Di kereta kuda berlambang bendera gagak api hitam, sebuah firasat buruk menyinggung ke tenangan Jasiel.

"Kenapa firasatku tidak baik seperti ini?" gumamnya. "Aku harap tidak akan ada hal buruk yang terjadi nanti."

Jasiel yang memiliki ke unikan terhadap instingnya kini tengah di landa perasaan cemas. Meski begitu ia tetap mencoba mengalihkan kecemasannya dengan hal-hal baik.

Di Istana....

"Jadi, mereka sudah tiba di sini, ya?" tanya Nathair dengan senyum seringai liciknya.

"Iya Tuan. Arak-arakan kereta kuda itu di pimpin langsung oleh Pangeran dari Kerajaan Timur & Pangeran Kerajaan Selatan."

Nathair tersenyum sinis. "Aku ingin sekali berada di tengah-tengah para rakyat tidak berguna itu, pasti akan menyenangkan saat tahu berbagai spekulasi soal skandal pernikahan yang di lakukan Putri tercinta mereka."

"Tapi Tuan, banyak dari mereka memuji Tuan Putri Xavier karena di anggap membawa berkat untuk Kerajaan kita. Apalagi, cerita dari masing-masing Pangeran yang memang sangatlah masyhur di antero Negeri."

Nathair kembali tersenyum miring. "Kakak tercintaku yang bodoh itu terlalau memanjakan rakyatnya yang tak berguna," umpatnya. "kita harus membawa kembali Raja kita ke jalan yang benar."

Seringai jahat menghiasi wajah liciknya.

"Mari kita nikmati keributan yang akan terjadi di Istana ini, Edmund."

Nathair pun berjalan menuju luar ruangannya, di ikuti sang ajudan setianya dari belakang.

Kemudian....

"Apa Xavier sudah kehilangan harga dirinya sebagai seorang Putri?!"

Vietch terlihat begitu murka saat mendengar kabar dari Nathair & penjaga Istana perihal ke-7 Pangeran yang datang berkunjung secara mendadak ke Kerajaannya.

"Bisa-bisanya dia menikahi 7 laki-laki sekaligus, benar-benar tidak bermoral!"

"Memiliki selir memanglah tidak di larang. Hanya saja, akan terasa tidak bermoral jika hal itu di lakukan seorang Putri terhormat seperti keponakanku Xavier. Apalagi hal itu bertolak belakang dengan jati diri Kerajaan kita yang menjunjung tinggi nilai moral, bukan begitu, Kakak?" Nathair mengalihkan pandangan pada Vietch dengan tatapan manipulatif.

Seketika Vietch terpengaruh dengan segala ucapan Nathair mengenai keputusan yang telah dibuat putri tercintanya. Rasa malu bercampur kecewa kini tergambar jelas di wajahnya.

"Nathair! Aku perintahkan kau untuk menahan para Pangeran beserta rombongannya masuk ke Istana!" tegas Vietch memberi perintah.

"Baik Yang Mulia," balas Nathair dalam hormatnya.

Senyum penuh licik diam-diam tergambar di wajah jahat Nathair, ia benar-benar menikmati keributan yang telah berhasil di ciptakannya dalam waktu sekejap mata saja.

XAVIER & THE 7 PRINCES OF THE WINDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang