Xavier as Xylia
Sinar rembulan terlihat samar tertutup awan hitam gelap, suara hewan malam & udara yang begitu menusuk menghiasi malam di tengah perkemahan. Sepasang mata kini terlihat masih terjaga di balik cahaya remang lentera yang menyinari tiap sudut tenda milik Pangeran Garren.
Sesekali senyum indah penuh sipu terukir di wajah tampan nan cantik sang Pangeran dari Kerajaan Tenggara tersebut, saat membayangkan sosok Xavier yang baru ia temui beberapa jam lalu.
Tak hentinya bayang-bayang Xavier terus menjelma di benak Garren. Ke mana pun tubuhnya bergeming, rasanya sosok Xavier selalu menyertai, membuat sang Pangeran di landa resah & sulit tidur. Merasa jika hatinya di landa gundah gulana, ia pun memilih bangkit & membawa langkahnya keluar dari tenda untuk sekedar menikmati udara malam agar pikirannya lebih tenang.
Saat mencoba menenangkan pikirannya, tiba-tiba saja ia menangkap sosok bayangan yang mendekat ke arah tenda dimana Xavier berada. Khawatir yang mendekat adalah sosok siluman di hutan tersebut, ia pun segera masuk kembali menuju tenda untuk mengambil busur miliknya, kemudian mengendap menuju arah tenda Xavier.
Di waktu yang sama, Xavier yang merasakan ada hal janggal hendak mendekat seketika bangkit & segera meraih pedang yang berada di samping tubuhnya. Baru saja akan menghunus pedangnya, sosok bayangan itu lenyap bak asap saat panah milik Pangeran Garren menancap tepat di belakang sosok tersebut.
"Kau baik-baik saja?"
Xavier mengangguk merespons pertanyaan sang Pangeran.
"Ada yang aneh dengan siluman di hutan ini."
"Maksudnya?!"
"Aku selalu memasang pelindung siluman di area perkemahan ini, tapi ... kenapa mereka bisa masuk, ya?"
"Mungkin ada yang mereka incar di sini."
Garren menoleh pada Xavier, "mungkin saja. Ngomong-ngomong, kenapa kau belum tidur?"
"Aku sulit tidur, terlalu banyak nyamuk di sini."
Garren tersenyum. "Di sini ada sebuah danau yang indah, mau jalan-jalan sebentar?" ajaknya.
Sebuah anggukkan ragu-ragu di tunjukkan Xavier. "Tentu."
Garren memimpin jalan menuju tempat danau yang ia ceritakan. Begitu keluar dari medan rawa lebat, akhirnya mereka pun sampai di sebuah tepi danau indah dengan cahaya bulan sempurna yang memantul di permukaan airnya yang kebiruan nan jernih bak cermin.
"Indah bukan?"
"Benar-benar indah." ucap Xavier begitu terpukau dengan penampakan danau tersebut.
"Seindah dirimu." gumam Garren pelan, nyaris tak terdengar.
KAMU SEDANG MEMBACA
XAVIER & THE 7 PRINCES OF THE WIND
Fantasykebencian merupakan emosi yang sangat kuat, sama kuatnya dengan cinta. Ia melambangkan ketidaksukaan, permusuhan, dan antipati untuk seseorang, sebuah hal, barang, atau fenomena. Hal ini juga merupakan sebuah keinginan untuk menghindari, menghancurk...