Kau akan paham saat melihat semburat warnanya
Yang tercipta dari puluhan nadi yang terpotong sebuah renjana.Dengan bahasa apalagi, ku jelaskan?
Mengapa tak sampai pada sebuah konotasi yang sama?
Dari selaksa ungkapan yang tercipta, yang paling sederhana pun tak kau maklumi.Bagaikan membuat dialog dengan batu. Apakah kau tunarungu?
Setiap hikayat punya akhir.
Seloka, gurindam, syair, hingga kepada talibun.
Bersajak, tapi berakhir jua.Niscaya, akupun kan begitu. Ada batas dan akhir dari sebuah renjana, sebesar apapun.
10/07/22
KAMU SEDANG MEMBACA
Hanya Coretan
PoetryBukan sebuah kalimat indah yang membuatmu kan terkagum-kagum. Seperti judul, puisi-puisi ini hanya sebuah coretan dari hati yang sering berubah musim.