Mengadu

2 0 0
                                    

Pada tiap bait prosa ini
Dia menyiratkan sebuah dialog rahasia antara dia dengan Tuhan.

Murung wajah itu tak bercahaya lagi, kiranya air mata lolos begitu saja. Sesegukan, ia mengadu.
Meminta belas kasih tentang elegi yang menghantam sanubarinya.

Ini bukanlah tentang kedzaliman, bukan pula tentang tebar tuai.
Hanya sebuah sabda masa lalu.

Namun, benarkah?
Diam-diam ada rutukan dalam benaknya.
Sebaris makian hendak ia keluarkan.

Tapi Tuhan maha lembut,
Sebab itulah ia mengadukan.
Salahkah memang?
Apakah dia memang keburukan?
Jika betul, lantas Tuhan betul lah sudah memelihara keburukan.

Bumi, 20 September 2023

Hanya CoretanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang