Jalan Berikutnya

8 2 0
                                    

Sebenarnya, iya. Aku terlalu urakan dalam mengagumimu. Alih-alih mencintaimu, aku lebih suka mendewakan hadirmu. Pun, hingga terlupa kenyataan. Kau adalah cahaya yang tak bisa kusentuh.

Sebetulnya, iya. Aku terlalu ugal-ugalan dalam menghayati sapamu. Sebab hati selalu saja mengebut tiap mendengar namamu.

Tapi, sudahlah.

Ternyata, memang betul. Aku terlalu kebut-kebutan untuk kau yang maha lembut dengan perasaan.

Aku terlalu spontan, untuk kau yang paling sopan pada aturan percintaan.

Baiklah, sampai jumpa di jalan berikutnya.

Bumi, 09/05/22

Hanya CoretanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang