Merekah

2 0 0
                                    

Bahagiaku pernah merekah tanpa sedikit pun ragu atasnya. Saat lantunan rindu adalah alasan setiap perjumpaan, semurung mendung sederas hujan selayu pohon mati, harapku terjatuh pada ketiadaan.

Sambil meneguk malam, aku menghabiskan beberapa sesal tentang tiada kesempatan atas pembelaan jiwa. Kesalahan memang begitulah pahitnya.

Waktu mengurai hujan demi hujan dalam wajahku. Merangkak naik menyusun kata yang digibahi oleh pelupuk. Degup jantung menyatu detik, bersuara sesal yang runtuh menitik.

Aku terlalu merekah, sehingga alam mencibirku. Detik yang berbaris pada semua ceritanya adalah harapan yang semakin miris. Aku terombang-ambing dalam laut kehampaan. Otakku terus merutuk sesal sambil meneriakkan kenapa dan kenapa.

Kesalahanku adalah terlalu merekah.

Hanya CoretanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang