Dalam pertempuran ini, aku benar-benar berjuang. Aku tak letih, meski beberapa pedang menggoresku. Bendera putih takkan berkibar, sebelum aku habis dimamah mereka.
Darah. Tangis. Peluh. Hanya bagian adorasi yang akan aku genggam. Dayita, aku berjuang! Dari tanah tandus ini, aku menitipkan pujian cinta kepadamu. Entah aku hidup atau mati.
Jenderal itu bilang semua hanyalah efemerel, pelitaku. Biar begitu, aku gamang. Bisakah tetap bersua? Tapi sudahlah, demimu aku melakukan genosida ketakutan.
Perang | Lanma Hs.
17/2/24
![](https://img.wattpad.com/cover/290911964-288-k191315.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Hanya Coretan
PoetryBukan sebuah kalimat indah yang membuatmu kan terkagum-kagum. Seperti judul, puisi-puisi ini hanya sebuah coretan dari hati yang sering berubah musim.