About my self.Feeling tired of life, wanting to be seen, wanting to be heard, wanting to be embraced is natural. It's the thing that everyone needs. Tapi kenapa aku tidak bisa mendapatkan telinga, perhatian, rengkuhan yang aku inginkan?
This is about my self, my family, my brother, and my parents.
I feel they are not fair to me and my brother. Apa yang dilakukan abang akan menjadi spesial di mata orang tuaku. Sekalipun itu hal yang ngga penting atau merugikan. Different with me, sekalipun yang aku lakukan harus mengorbankan perasaanku, mereka menganggap itu hal biasa. What about my feelings? my mental health? mereka ngga akan peduli.They said. Nilaiku lebih tinggi dari abang, nuraniku lebih baik dari abang, hatiku lebih lembut dari abang, tapi kenapa yang aku dapatkan dari mereka lebih buruk dari abang?
This is not fair for me, sangat tidak adil bahkan aku bisa memiliki suasana hati yang buruk berhari-hari karena ini. Apa yang dikatakan abang akan menjadi hal menarik yang mereka dengar sekalipun itu hanya pertanyaan ngga penting, aku? Bisa saja mereka menanggap itu hanyalah angin lalu yang tidak perlu mereka dengar.
Aku bisa menjadi orang yang sangat beruntung memiliki mereka, tetapi aku juga bisa menjadi orang yang sakit secara bersamaan.
Sekarang aku mulai memikirkan bagaimana keluarga kecilku nanti, bagaimana dengan anak-anakku nanti. Jika sekarang yang aku lakukan saja tidak membuat mereka merasa beruntung memiliki aku. Aku hanya takut anak-anakku nanti mendapat perlakuan yang sama dari oma dan opa mereka seperti yang aku rasakan sekarang, selalu menjadi yang kedua, keluarga kecilku akan mereka lupakan nanti. Aku sangat takut akan hal itu.
Why me? Aku yang berjuang, aku yang lelah, aku yang dituntut, aku yang dibentak, tapi abang yang selalu menang. Seburuk-buruknya kata yang keluar dari orangtua aku ke abang, itu semua pasti akan hilang dan berganti rasa khawatir.
I'm jeaolus God. Aku tidak ingin membenci saudaraku sendiri tetapi semuanya rumit dan sakit untukku.
Aku tumbuh menjadi remaja yang penakut, ngga yakin sama diriku sendiri. Aku takut kegagalan, bagaimana jika nanti mereka semakin menomor-duakan aku. Aku ngga siap Tuhan, tolong aku. Bercerita dengan orangtua bukan solusi untuk mengurangi sedikit bebanku, hal itu malah menambah bebanku, dan mungkin aku akan menjadi stres. 1 hal yang selau ingat, mereka ngga bisa dengerin aku, mereka ngga bisa menerima apa yang aku rasain, mereka ngga bisa menerima teguran. Jika aku menegur atau mengingatkan mereka maka aku akan lebih salah. So, aku memilih diam untuk mempertahankan kewarasanku.
Jika ini bagian dari ceritaku, maka aku menerima keadaan ini dengan ikhlas Ya Allah. Aku hanya berharap keadaan seperti ini tidak akan menjadi cerita panjang yang tidak memiliki ending. Aku berharap ini akan berhenti dan selesai, ya mungkin ini sedikit bagian dari hampir 17th hidupku yang aku rasakan. Aku tidak benci, tapi aku berharap ini tidak terus terjadi sampai aku dewasa. Aku kuat, jadi harus bisa bertahan sedikit lagi untuk merubah semuanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Magic Shop🦋 [ Tamat ]
Short StoryPatah hati, jatuh hati, kecewa, kehilangan arah, mimpi, bahkan ingin mati. Semuanya ada di sini. Sisi lain dari manusia-manusia bertopeng baja yang memiliki sertifikasi tawa paling membahana di dunia. Rasa sakit yang disembunyikan dengan apik, rasa...