Hai, magic shop-ku. Aku adalah salah satu manusia yang menghuni bumi ini. Seorang introver yang sering kewalahan menghadapi hal-hal yang terjadi. Aku orangnya misterius, dalem, dan susah buat terbuka ke orang lain. Lebih senang jadi pendengar, meski sering berakibat kehabisan energi dan lemes.
Aku nggak tau ini akan jadi panjang apa enggak. Cuma mau nulis di sini, biar kepalaku sedikit lengang.
Aku adalah perempuan korban pelecehan seksual berulang. Aku sering mendapatkan perilaku abusive, terutama secara verbal. Dan aku, adalah perempuan lemah yang hanya bisa menangis tanpa mengubah apapun. Aku tahu ini aib dan memalukan, Allah sudah menutupi aibku, aku di sini hanya ingin sedikit memberi pesan.
Untuk kalian semua di luar sana, yang pernah atau sedang mengalami entah kekerasan atau pelecehan seksual, aku paham ini sangat berat melebihi apapun. Cerita ke orang lain rasanya percuma. Mereka cuma akan mandang kita rendah dan hina. Nyalahin kita tentang ini-itu meski posisi kita adalah korban. Aku tau ini berat karena kita perempuan, dan dalam kasus seperti ini, selalu perempuan yang disalahkan. Kesetaraan hak? Omong kosong!
Aku pernah mencobanya sekali, saat itu aku sangat down dan aku kalut. Tak biasanya aku melakukan itu, dalam sebuah forum anonim, aku bertanya secara acak pada orang-orang yang tidak kukenal. Aku menceritakan sedikit, tentang aku yang menjadi korban pelecehan seksual berulang baik secara fisik, verbal, ataupun bahasa tubuh sejak kecil dan berapa umurku sekarang. Kalian tau apa yang mereka katakan, terutama para laki-laki bajingan otak selangkangan itu?
"Kamu kan udah gede, kenapa gak ngelawan?"
"Kenapa selama bertahun-tahun diam aja dan nggak lapor?"
"Kamu yakin dilecehin, padahal kamu udah umur segitu?"Aku benci mereka. Aku ingin mengutuk mereka. Agar saat mereka punya anak perempuan suatu hari nanti, putri mereka akan mengalami juga. Namun, bukankah itu jahat? Bukankah jika aku sungguh mengutuk maka aku sama buruknya dengan mereka?
Dengarlah.
Kami adalah korban. Kalian tau? Kami semua yang mengalami ini, punya trauma masing-masing. Apalagi jika mengalaminya saat masih kecil, hal itu akan sangat membekas dalam ingatan dan terus terputar bak kaset rusak hingga kami dewasa. Kalian tau? Melawan tak semudah itu. Jika kami melawan menggunakan fisik, tak jarang kami akan diserang balik dan disakiti. Lalu, jika pelakunya adalah orang yang kami kenal? Itu akan lebih susah bagi kami. Apalagi jika orang itu adalah orang yang punya kuasa atas kami, atau orang yang lebih dewasa dan mampu mengendalikan kami.
Mari kembali ke kisahku. Aku tak akan menceritakan banyak, aku tak mau mengorek luka yang ada pada seluruh rongga tubuh dan hatiku.
Jika kalian bertanya apa yang kurasakan, maka jawabanku adalah ... kosong.
Entah berapa banyak aku membenci diriku sendiri dan tubuhku. Entah berapa banyak aku mencoba mati dan ingin membunuh orang yang menyebabkan ini padaku juga. Kalian tau? Entah sudah berapa banyak aku menangis dalam sholatku karena merasa hina dan menjijikan di hadapan Tuhan? Entah berapa banyak aku mengeluarkan air mata sialan ini.
Aku benci semuanya. Aku benci jalan hidupku. Aku benci takdir ini. Aku benci karena terlahir ke dunia ini. Aku benci ingatan-ingatan sialan itu.
Dulu, saat melihat cermin, aku merasa malu dan jijik. Aku merasa diriku amat hina, dan tubuhku sungguh lebih hina. Aku merasa jadi manusia paling hina di dunia, dan ingin mati saja.
Aku tak pernah ke psikolog. Tapi kurasa, aku punya banyak masalah pada diriku. PTSD, phobia, trauma, krisis kepercayaan diri, depresi minor, dan lainnya.
Aku hanya ingin bilang. Hidup menjadi orang yang pernah mengalami hal-hal ini sungguh tak mudah. Kami jadi takut untuk percaya dengan orang lain, takut pada laki-laki, dan merasa tidak berguna jika terus hidup.
Aku masih terus berusaha berjuang dan mencari jalan keluar yang tetap bisa membuatku hidup.
Untuk kalian semua di luar sana yang mengalami hal sepertiku, atau bahkan lebih parah. Ingatlah. Kalian berharga lebih dari apapun. Meski orang lain melihat kita hina, tapi Tuhan jauh lebih tau siapa kita. Mungkin masa lalu kita buruk, kelam dan penuh dosa. Tapi, kamu tetaplah manusia. Kamu berhak bahagia, hidup, dan dicintai. Jangan putus asa.
Tetaplah hidup, dari aku, manusia tanpa nama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Magic Shop🦋 [ Tamat ]
Short StoryPatah hati, jatuh hati, kecewa, kehilangan arah, mimpi, bahkan ingin mati. Semuanya ada di sini. Sisi lain dari manusia-manusia bertopeng baja yang memiliki sertifikasi tawa paling membahana di dunia. Rasa sakit yang disembunyikan dengan apik, rasa...