Welcome to the Magic Shop🌠🌠

12 4 0
                                    

Hai? Ini kali ke 5 aku datang ke Magic Shop. Cukup lama ya hehehe.

Hari ini, banyak hal yang bagi aku jadi cerita yang bikin jantung hampir copot sampai sendu.

Yang pertama, cincinku hilang tadi pagi. Hahaha. Itu bener-bener bikin aku nangis kejer karena gak bisa nemuin cincinnya.

Awalnya begini. Aku punya kebiasaan untuk lepas cincin waktu mandi. Selesai mandi, aku bawa cincin itu ke rumah--kamar lebih tepatnya-- tapi cincinnya cuma aku genggam, gak disematkan di jari. Aku letakin cincin itu di meja yang khusus untuk aku belajar, baca dll. Aku siap-siap, dan pas mau pake cincinnya lagi aku kaget karena cincin itu ga di tempat terakhir aku letakin. Panik dah tuh. Satu kamar aku bongkar untuk cari cincin itu tapi gak ketemu. Bahkan aku nanya ke orang tua, tapi mereka gak tau. Aku udah nangis di situ. Takut kalau cincinnya ilang. Eh ternyata pas nangis, ada bunyi kemericing gitu di lantai. Pas aku cek, itu cincinku. Pas aku liat, aku baru sadar kalau aku letakin cincinnya di dalem buku hehehe. Di situ sujud syukur + agak kesal karena aku pelupa. Aku gak bisa kehilangan cincin itu. Itu adalah cincin yang teramat istimewa buatku sendiri.

Yang ke dua. Malam ini aku lagi di rumah 'dia' yang kasih cincin itu. Sampai sana, seperti biasa aku siapin beberapa hal. Terus ke kamar tempat biasa aku tidur. Aku beresin karena ada beberapa barang yang sedikit berantakan. Selesai semua, waktunya makan malam. Aku, mama sama kakak-kakaknya 'dia' kumpul di meja makan untuk makan malam. Kelar makan malam, kami ke ruang tengah. Di ruangan itu banyaaaakk banget figura. Entah itu foto 'dia', foto kakak-kakaknya waktu wisuda, foto pernikahan kakak pertamanya, dan fotoku sama dia yang pake baju putih hehe. Di sana juga ada 2 figura yang berisikan fotoku. Tapi, mataku cuma nangkap ke figura putih yang di sisi dalemnya warna gold. Itu foto 'dia' di sawah. Aku hanya ngamatin foto itu sampe gak sadar kalau yang lain natap aku sedemikian rupa. Lalu mamanya tiba-tiba usap pelan bahuku dan itu mampu buat aku noleh ke arah beliau. "Kamu kangen dia ya?" tanya beliau. Aku cuma senyum sama anggukin kepala. Ga bisa mungkiri kalau di hati ada ribuan bahkan triliunan rasa rindu. Kakak-kakaknya serempak pada senyum. Aku bisa liat itu senyum yang tersirat rasa rindu yang lebih besar lagi. Di dalam hati, aku terus rapalkan nama 'dia.'
Nama yang terkandung banyak doa di dalamnya.

"Hai, Langit-ku? Apa kabar? Apakah kau bahagia? Apa kau bisa melihatku dari atas sana? Apa pemandangan dari atas lebih indah? Makanya kau memilih pergi begitu cepat? Hari ini rasa rindu itu kembali menderu. Menyelimuti hati dengan sedemikian rupa. Nampaknya kau begitu ahli memporak-porandakan hati ku hmm? Kau sukses membuatku begitu rindu padamu. Langit-ku.. Kau bisa lihat aku 'kan? Lihatlah. Aku--tidak--  baik baik saja. Aku merasa sepi di sini. Boleh aku ke sana? Untuk pindah mungkin? Hahaha. Langit. Tolong percaya bahwa aku begitu cinta padamu. Ah, tolong sampaikan rasa terima kasihku pada semesta. Mereka benar-benar membantuku dikala aku rindu padamu. Ehh, sudah dulu ya? Mamamu memanggilku untuk ikut menonton TV bersama. Sampai nanti lagi, cinta."

Magic Shop🦋 [ Tamat ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang