Welcome to the Magic Shop🦋🦋

10 3 0
                                    

Ekhem! Hai! Kali ini aku datang ke magic shop.
Sudah berapa kali ya aku datang ke sini? Mungkin lebih dari satu kali, hahaha. Tentu saja!

Kali ini aku ingin datang dengan kesedihan. Sebuah perasaan yang membelengguku sendirian, terpenjara di dalamnya dalam kurun waktu yang tidak sebentar, aku sendiri tidak ingat sejak kapan aku bisa mendekam di sana.

Kesedihan yang berasal dari garis kehidupan, atau yang sering disebut orang-orang dengan takdir. Iya. Ini takdirku. Aku sering menangis, merasa begitu menyedihkan dan kasihan dengan diri sendiri karna memiliki takdir seperti ini—yang berbeda dari anak seusiaku.

Banyak hal yang ingin aku lakukan, aku ingin ini dan itu, ya seperti yang kubilang, aku ingin punya takdir sama seperti anak-anak lain. Tapi sayang semua hanya angan-angan. Jika aku memiliki usia panjang, aku baru bisa mewujudkannya pada anakku nanti. Aku harap aku bisa menjadi orang yang pertama kali didatangi anak-anakku saat mereka sedih nantinya, juga saat mereka senang sekalipun. Bahkan aku ingin, jika mereka menganggapku bukan sebagai orang tua, melainkan sebagai sahabat atau mungkin saudara.

Terserah apa kata orang, aku tidak peduli. Yang jelas, aku ingin melakukan banyak hal pada buah hatiku nanti. Hal yang tidak aku dapat kan selama masih menjadi seorang anak, aku jamin hal itu untuk anak-anakku. Seperti misalnya quality time dengan belanja bulanan bersama, melakukan deep talk seputar kisah cinta mereka, mendengar bagaimana mereka bercerita tentang pergaulan mereka dengan teman temannya. Aku sangat ingin mendapatkan hal seperti itu, di masa sekarang. Tapi sayang tidak bisa.

Jika aku menceritakan tentang hal seperti itu pada orang tuaku, mereka malah menganggapku salah, dan malah jadi marah besar denganku. Kadang aku berpikir, apa mereka tidak pernah merasakan yang namanya masa remaja? Seperti misalnya jatuh cinta pada lawan jenis, pergi nongkrong di mana pun. Ah ya, zaman orang tua dulu dan anak-anak sekarang berbeda.

Mereka yang tidak tahu akan menganggap hal semacam itu sebagai hal yang buruk. Padahal nyatanya, semua itu juga kami para remaja lakukan agar tidak stress.

Aku pusing dengan suasana hatiku akhir-akhir ini. Saking berantakannya suasana hatiku, aku jadi membuat kesalahan terus menerus, seperti orang bodoh. Tapi mulai hari ini, aku mau menata ulang kembali seandainya bisa.

Aku memulainya dengan merapikan kamar terlebih dahulu. Karena kakakku bilang, jika tidak ingin isi kepala berantakan, maka rapikan sekitarmu.

Magic Shop🦋 [ Tamat ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang