Hai? Ini kali ke 6 aku datang ke Magic Shop.Hari ini, selama seharian full aku ada di rumah Ibu Mertua. Apa aku pantas bilang begitu? Sedangkan aku belum secara sah menikah sama anaknya. Tapi aku tetap dianggap sebagai menantunya. Gapapa lah ya?
Hari ini Mama mertua kontrol sehabis kecelakaan yang menimpanya kurang dari 1 bulan yang lalu. Selama sehari ini pula aku terus berada di rumahnya untuk menemani, membereskan rumah dan memasak. Aku gak keberatan karena aku sudah sangat sangat sering melakukannya.
Ada satu hal yang bikin aku gondok sampe sekarang. Jadi ceritanya begini. Sore tadi, kurang lebih sekitar jam 6 sore ada tiga orang perempuan yang datang ke rumah mertuaku. Mereka datang bawa bunga, terus sekeranjang kecil berbagai macam buah. Aku gak pernah lihat mereka sebelumnya, jadi aku pikir itu cuma tamu.
Sebagai tuan rumah, tentu saja aku harus mempersilahkan mereka untuk masuk bukan? Sangat tidak sopan membiarkan tamu menunggu di luar. Tapi, sebelum diizinkan masuk, dengan lancangnya mereka nyelonong masuk ke dalam. Aku heran dong. Mana santai bener lagi langsung duduk di sofa.
Karena kebetulan Mama mertua sama kakak-kakak yang lain lagi pergi kontrol dan aku sendiri di rumah, jadi aku tanya dong mereka siapa dan ada perlu apa.
Lama dulu diemnya, ga dibales. Ngeliatin dari atas sampe bawah, terus balik lagi dari bawah sampe atas. Jelas risih bukan? Tapi bukannya jawab, mereka malah balik nanya siapa aku?
"Saya keluarga yang punya rumah ini." Aku jawab masih dengan nada sopan, tapi justru dia malah bilang kalau dia itu kekasih dari tunanganku.Aku yang gak mau asal percaya otomatis nanya, "Atas dasar apa?" dan dia gak jawab, justru malah bersikap seolah-olah rumah itu adalah miliknya. Banyak sikapnya yang jujur bikin aku darah tinggi sampai sekarang. Bahkan dia dengan lancangnya berani hidupkan televisi tanpa ada izin dariku. Teman-temannya juga hanya tertawa, entah itu tawa sinis, remeh, atau apapun itu aku tidak perduli!
Karena sudah diambang batas kesabaran, aku langsung rebut balik remot TV yang dia pegang. Matiin TV itu, terus langsung geret perempuan itu keluar dari rumah. Siapa yang mau diperlakukan seperti itu? Datang-datang bilang kalau dia kekasih dari tunanganmu, dan bersikap seenaknya? Apa ada yang mau diperlakukan begitu? Aku rasa tidak.
Dia jelas gak terima diusir, terus langsung nanya kenapa aku usir dia. Aku dengan segala kegondokan langsung usir mereka tanpa perduli apa kata mereka. Menjelaskan dengan sejelas-jelasnya siapa aku, dan meminta mereka untuk meninggalkan rumah itu.
Terlihat tidak sopan bukan? Tapi itu yang bisa aku lakukan saat rumahku dimasuki orang asing lalu orang asing itu bersikap semena-mena serta mengatakan bahwa dia adalah kekasih tunanganku. Tidak, aku tidak perduli lagi dengan namanya tata krama. Tidak perduli apakah dia tersinggung atau bagaimana pun. Tidak perduli. Aku tidak perduli dicap egois atau apapun itu. Aku sama sekali tidak perduli!
"Bersikaplah layaknya seorang tamu nona-nona, dan jangan terlalu percaya diri dengan mengatakan bahwa kau adalah kekasih dari putra di rumah ini. Karena aku satu-satunya menantu perempuan di sini. Ibu mertua serta kakak iparku sedang pergi, silahkan datang kemari nanti saat mereka sudah kembali, tapi sekarang saya minta anda semua pergi dari rumah ini sekarang."
KAMU SEDANG MEMBACA
Magic Shop🦋 [ Tamat ]
Short StoryPatah hati, jatuh hati, kecewa, kehilangan arah, mimpi, bahkan ingin mati. Semuanya ada di sini. Sisi lain dari manusia-manusia bertopeng baja yang memiliki sertifikasi tawa paling membahana di dunia. Rasa sakit yang disembunyikan dengan apik, rasa...