Hai, Magic Shop. Long time no see.
Ah, rindu sekali bercerita di sini.
Aku hanya ingin curhat, mengungkapkan apa yang selama ini aku pendam. Aku adalah perempuan hebat. Tolong akui ini. Sungguh, dunia akan gempar jika tau aku yang sebenarnya.
Aku tidak tahu, rasanya aku tak pernah memakai topeng. Tapi entah kenapa aku bisa sampai di titik ini dengan apik tanpa diketahui siapapun. Mungkin karena topeng yang kugunakan sudah melekat sedari kecil, jadi ia menjadi nyata. Aku adalah perempuan cangkang tanpa isi.
Ya. Aku jamin tak ada yang mengetahui seberapa hancur dan sejak kapan jiwaku mati. Bahkan keluargaku sendiri. Mereka yang satu atap denganku selama belasan tahun, tak pernah tau ada sendu yang tersembunyi dari sorot mataku. Atau mungkin, mereka memang tak peduli?
Aku hancur sejak lama. Kini, aku tak lagi berminat menyatukan kepingan yang selalu membuatku berdarah itu. Aku yakin, orang-orang melihatku baik-baik saja tanpa kekurangan yang terlalu menyedihkan. Orangtua lengkap, kehidupan baik-baik saja, senyum selalu tercipta saat bertatap muka, dan keramahan yang terlontar kapan saja. Itu bukan kepura-puraan, aku memang ramah dan terkadang ceria. Namun, jauh di balik itu semua, aku hancur lebur dan mati.
Tak ada yang tau tentang penderitaanku. Aku juga heran, bagaimana bisa aku menyimpannya dengan apik? Luka, trauma, phobia, ketakutan, kekhawatiran, rasa bersalah, percobaan bunuh diri, krisis percaya diri, dibully, merasa hina dan tidak berguna, dan beragam emosi lainnya aku simpan dengan apik. Selama ini aku hanya diam. Berusaha sabar dan sabar setiap harinya.
Aku tumbuh dengan kebingungan. Aku dewasa terlalu cepat karena keadaan. Aku terluka dan tak pernah diobati. Aku menangis hingga rasanya lelah dalam hati.
Aku benci mendengar orang lain berkata hidupnya paling menderita, ingin sekali rasanya berteriak di depan mukanya bahwa ia belum tentu sanggup hidup menjadi aku.
Sosok pahlawan serta cinta pertama seorang putri yang selalu mereka katakan--hanya kata sampah untukku. Aku tak punya sosok pelindung yang nyata. Tak ada sosok ibu yang perhatian pada hidup anaknya, ia abai saja. Tak ada sosok kakak yang sayang dan mengayomi, dia sibuk sendiri. Tak ada teman yang bisa menemani tertawa dan menangis, aku sendirian saja. Tak ada uang yang ditunggu setiap bulan di hari gajian setelah lelah bekerja. Tak ada. Tak ada apapun. Kehangatan keluarga, teman, uang, cinta, pasangan, kebebasan, kebahagiaan. Semuanya tak ada dalam hidupku. Aku hampa. Kosong. Tak tau harus ke mana. Di titik ini, aku mulai merasa kehilangan arah _
lagi.Aku bingung, "Bagaimana bisa aku mampu bertahan sejauh ini? Kenapa bisa?! Terbuat dari apa jiwa dan hatiku ini?" Padahal sudah lama aku berharap mati.
Aku membenci diriku. Tak peduli berapa kali kutanamkan bahwa aku berharga, tetap saja ada banyak waktu yang membuatku kembali benci pada diriku, takdirku, keluargaku, dan hidupku. Saat rasa sesak kembali menguasai, saat dadaku kembali nyeri hingga tanganku bergetar, saat kepalaku sakit karena terlalu banyak berpikir hingga stres, saat aku menangis diam-diam di malam hari hingga serak dan bengkak, saat aku memukul kepalaku hingga sakit dan memar, saat aku memukul dadaku berulang kali hingga menimbulkan lebam, saat aku mencekik leherku sendiri hingga rasanya nafas hampir habis, saat aku menenggelamkan kepalaku hingga sakit menembus tenggorokan, saat aku memaki diriku yang kotor dan hina, saat aku kelelahan, saat aku kehilangan arah jalan, saat aku tak punya tempat bersandar, saat aku ingin mati dan pergi, ke mana mereka? Kenapa hanya ada Tuhan? Bukankah aku punya keluarga? Apakah aku tak pantas memiliki rumah? Apakah aku tak layak dicintai laki-laki manapun? Apakah aku tak berhak dianggap berharga dan diistimewakan?
Ya Tuhan, dosa apa yang aku lakukan? Kenapa engkau menghukumku dengan cara begini? Kenapa sejak kecil, aku sudah menderita? Aku ingin pergi, aku ingin lari, bukan lari dari kenyataan dan mencari pelarian. Aku ingin pergi, terbang bebas, menembus cakrawala, tak tersentuh siapapun, menghilang dalam keabadian. Tuhan, tolong, aku benar-benar tak kuat lagi hidup dalam kepalsuan sambil menanggung beban sendirian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Magic Shop🦋 [ Tamat ]
Short StoryPatah hati, jatuh hati, kecewa, kehilangan arah, mimpi, bahkan ingin mati. Semuanya ada di sini. Sisi lain dari manusia-manusia bertopeng baja yang memiliki sertifikasi tawa paling membahana di dunia. Rasa sakit yang disembunyikan dengan apik, rasa...