Ibarat kisah fiksi di wattpad, sosok aku dalam beberapa paragraf ini adalah tokoh utamanya. Izinkan aku menulis sedikit di sini ya.
Hm, bagaimana aku memulainya? Oke, sebelumnya aku ingin menyapa terlebih dahulu. Kepada siapapun yang tidak sengaja membaca cerita ini, terima kasih karena sudah membacanya. Jika tidak memberi manfaat sama sekali, kalian bisa mengambil hikmah dari sepenggal kisah di paragraf ini.
Sebenarnya sejak awal pun aku sudah menyadari bahwa aku adalah seorang yang sangat lamban dalam hal apapun, termasuk dalam menyadari sesuatu, tapi itu dulu.
Aku bukan orang yang peka dengan keadaan sekitar, apapun yang bukan menjadi tujuan dan keinginanku maka tidak akan aku pedulikan meski ada bencana alam sekali pun. Hehe, aku memang seegois itu, tapi sekali lagi aku tekankan, itu dulu.Sejak bertemu dia, semuanya berubah, termasuk aku. Sosoknya yang memiliki sifat lebih dewasa dan terkadang kekanakan membuatku menyukainya. Tapi sayang aku terlambat menyadari itu, aku terlambat menyadari bahwa aku menyukainya, dan baru sadar akan perasaan itu setelah ia tidak ada di dunia ini.
Saat awal-awal dia datang ke hidupku dulu, aku masih ingat. Kita bertemu di sebuah grup WhatsApp yang memang sudah aku diami sejak akhir tahun 2018, dia adalah orang baru yang merupakan teman dari salah satu admin di grup itu. Aku masih ingat, username WAnya adalah ... Kuwir! Ssssttt ... ini rahasia ya.
Dulu sifat introvertku tidak separah sekarang, dulu sifat dingin dan cuekku tidak seburuk sekarang, sungguh. Walau aku cuek, dingin dan introvert, aku masih mau bergaul dengan orang-orang, aku masih mau bertukar pesan dengan orang baru, aku masih peduli lingkungan sekitarku.
Sadar atau tidak, semuanya berubah begitu cepat. Aku yang awalnya begitu menolak kehadirannya, aku yang awalnya tidak menyukainya bahkan menunjukkan itu secara terang-terangan. Iya, aku memang salah satu manusia yang gampang menunjukkan pada dunia bahwa, "Aku tidak menyukai orang itu." Kadang aku akan bersikap sangat cuek dengannya, atau bisa juga aku peduli tapi bahasaku dengannya sangat kasar. Kacau sekali. Jika kalian berpikir bahwa yang minta save nomornya lebih dulu adalah dia, kalian salah besar. Karena orang itu adalah aku. Entah bagaimana caranya aku bisa menyimpan nomornya di ponselku. Tapi aku ingat, beberapa hari setelah itu, kami menjadi dekat dan lebih akrab.
Dia beberapa tahun lebih tua dariku, seandainya dia masih ada, umurnya sekarang sudah 20 tahun. Sayang sekali.
Huft~
Sekarang aku menyesal. Aku menyesal karena tidak pernah baik dengannya. Dulu aku begitu memprioritaskan seseorang yang jelas-jelas tidak pernah memprioritaskanku. Aku berpikir harus menjaga hati demi orang itu. Sampai ketika membaca ulang pesanku dengan dia ... aku benar-benar merasa bersalah.
Aku menyesal. Tidak ada yang bisa kulakukan selain membenci diriku sendiri. Ternyata makna kalimat, "Kita baru menyesal saat orang itu sudah tidak ada di dunia ini." Itu benar adanya. Seandainya bisa, aku ingin mengulang waktu, dan bersikap lebih manis lagi denganmu. Tapi sayang aku tidak bisa. Maafkan aku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Magic Shop🦋 [ Tamat ]
Short StoryPatah hati, jatuh hati, kecewa, kehilangan arah, mimpi, bahkan ingin mati. Semuanya ada di sini. Sisi lain dari manusia-manusia bertopeng baja yang memiliki sertifikasi tawa paling membahana di dunia. Rasa sakit yang disembunyikan dengan apik, rasa...