39. Warm Heart.

367 15 0
                                    

***

Elena terpukau dengan pemandangan pagi ini. Dimana Davina turun bersama Greg, dan pria itu terlihat sangat over protektif menuntun istrinya menuruni tangga. Davina hanya menahan senyum menuruti arahan suaminya itu, wajahnya terlihat sangat cerah dan berbinar. Membuat hati Elena seketika menghangat dan ikut merasa lega karenanya.

"Apa ada yang ingin kau makan pagi ini?" tanya Greg seraya menarik kursi untuk Davina.

"Tidak ada, aku bisa sarapan seadanya," jawab Davina, matanya mengerling penuh arti pada Elena.

Elena pun tersenyum, "Davina selalu memuntahkan kembali makanannya beberapa hari ini." tambahnya.

Greg menoleh dengan mata melebar mendengarnya, lalu kembali menatap Davina.

"Kau tidak bisa makan beberapa hari?" tanyanya tercengang.

Davina mengangguk seraya mengulas senyum tipis. Greg pun meluruhkan bahunya, dengan wajah penuh rasa bersalah.

"Dia masih bisa minum jus sayur dan buah," sela Elena begitu melihat wajah Greg yang tampak kebingungan. Benar saja, pria itu menoleh cepat ke arahnya.

"Mungkin makanan lain bisa dihaluskan juga?!" ujarnya polos, yang sontak membuat tawa Elena meledak. Sementara Davina melotot kaget mendengarnya.

"Itu akan sangat menjijikkan!" serunya meringis.

Greg mendengus, "Kita ke dokter setelah ini, pasti ada cara agar kau bisa makan dengan baik, Sayang!" tukasnya kemudian.

Davina terkekeh melihat wajah panik Greg, ia pun mengangguk mengiyakan saja. Tersenyum gemas memperhatikan suaminya itu memakan panekuk yang sudah disiapkan Elena dengan terburu-buru. Dan saat ia melihat ke arah Elena, wanita itu tengah tersenyum haru ke arahnya. Davina pun tersenyum dan mengangguk samar.

"Apa ada kabar dari Liberty?" tanya Davina begitu melihat Greg selesai makan.

Greg menggeleng pelan, wajahnya kembali terlihat muram. Meski kali ini tak seperti sebelumnya.

"Mori melihatnya di swalayan dan mencoba menahannya, tapi begitu aku ke sana, dia sudah pergi," tutur Greg, matanya menatap ujung meja, "dia ... berubah!" lanjutnya sendu.

Davina dan Elena pun saling pandang mendengarnya.

"Apa maksudmu?" tanya Davina tak mengerti.

Greg menarik nafas berat, "Mori bilang dia bersama seorang pria, lebih terlihat seperti sopir atau pengawal. Dia keluar dari swalayan dengan barang belanjaan yang banyak," Greg mengusap wajahnya dengan air muka khawatir, "itu semakin membuatku cemas!" lanjutnya.

Davina mengerti dengan apa yang dimaksud oleh Greg. Seketika ia sendiri pun khawatir, takut jika Liberty terjerumus ke dunia hitam. Seperti yang dia lihat di media sosial, anak-anak remaja dengan bangganya menjadi 'peliharaan' dari pria-pria kaya yang menghidupi mereka dengan berbagai kemewahan.

Dan tentu saja itu tidaklah cuma-cuma.

"Mungkin tidak seperti itu, Greg! Kita bisa mencari Liberty lebih keras dan membawanya pulang kembali ke mansion ini!" hibur Davina menyentuh tangan Greg.

Greg tersenyum sendu, mengangguk mengiyakan. "Setidaknya aku melihat dia baik-baik saja," tuturnya lirih.

"Aku sedikit tenang, dia masih ada di kota ini," tambah Greg lagi, sesaat lalu wajahnya berubah cerah menatap Davina, "kau pergi bekerja?" tanyanya kemudian.

Davina sejenak ikut merasa lega. Ia lalu mengangguk.

"Baiklah, aku akan mengantarmu!" kata Greg lalu menghabiskan minumnya, "tapi sebelum itu kita harus pergi ke dokter terlebih dahulu!"

Being Your MamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang