48. She's Hate Her.

304 20 0
                                    

***

Greg bergegas memasuki apartemen Davina dengan wajah penuh kecemasan. Di belakangnya, Liberty mengikuti dengan langkah santai dan wajah datar seolah tak peduli.

Davina yang tengah ditenangkan oleh Axel segera menghambur ke pelukan suaminya itu dan menangis keras. Greg memeluknya dengan erat.

"Tak apa, Sayang! Aku ada disini!" ucap Greg menenangkannya.

Davina hanya mampu mengangguk tanpa mampu bicara sepatah kata pun karena ia menangis tersedu-sedu.

Axel berdiri memandangi keduanya, air mukanya pun terlihat lega. Ia lalu beralih pada Liberty yang melihatnya dari arah pintu, gadis itu memalingkan wajahnya begitu mata mereka bertemu. Terlihat gugup meski tidak kentara, dan itu membuat Axel mengerutkan kening.

"Terimakasih kau datang tepat waktu!" kata Greg tanpa ada nada sarkas atau menuduh. Dan itu membuat Liberty tidak suka.

Axel hanya menggumam mengiyakan.

"Tapi, bagaimana kau bisa ada disini?" sela Liberty.

Davina dan Axel sontak berpandangan, merasakan jika Liberty seolah hendak menuduh mereka.

Greg menoleh pada Axel menunggu jawaban.

"Eh, itu--"

"Hampir tengah malam dan kau ada di apartemen Davina yang tinggal sendirian?!" ujar Liberty lagi menyilangkan kedua tangannya di depan dada.

Greg tertegun.

Davina terdiam, sepertinya memang benar Liberty sengaja menggiring pikiran buruk pada Greg untuk memperkeruh suasana. Axel pun menatap tajam pada gadis itu. Namun Liberty hanya mengacuhkannya.

"Apa maksudmu?" tanya Axel dingin.

Liberty menelan saliva diam-diam, tak urung suara Axel yang rendah seperti itu membuat hatinya gentar. Tapi selagi ia bisa mempengaruhi Greg, maka ia akan baik-baik saja.

Axel menoleh pada Greg, mengerti jika kehadirannya disini pasti akan membuat kesalahpahaman.

"Aku tiba-tiba menerima pesan dari nomer asing yang mengatakan jika Davina dalam bahaya, dan aku harus menyelamatkannya," terang Axel jujur, "dia juga mengancam jika aku tidak datang maka Davina akan diculik."

Davina dan Greg pun membelalak mendengarnya.

"Aku tidak bisa berpikir panjang lagi dan langsung kesini, dan begitu melihat pintu yang tidak terkunci, aku langsung masuk dan ..." Axel tak meneruskan kalimatnya karena mereka semua tahu apa yang terjadi selanjutnya.

"Sekarang dimana ponselmu?" tanya Liberty, pantang menyerah.

Axel menggelengkan kepala, tak habis pikir dengan gadis remaja itu. Sepertinya dia sangat berusaha keras  mempengaruhi Greg supaya dia membenci Davina.

"Itu--"

"Axel!" 

Mereka menoleh ke arah pintu dan melihat Falisha berdiri di sana dengan pakaian tidurnya, wajahnya yang polos tanpa make up masih saja terlihat cantik dan natural.

"Falisha?!" ucap Davina terkejut. Greg mengangkat alis melihatnya. 

Falisha tersenyum seraya berjalan menghampiri Axel, ia mengeluarkan sebuah ponsel dari balik jubah tidurnya.

"Aku terbangun karena kau menjatuhkan vas bunga kesayanganku, waktu aku lihat kau sudah pergi dengan terburu-buru!" ucap Falisha, ia melirik ke arah Liberty sekilas.

Axel tertawa kecil sambil meraih pinggang Falisha dengan mesra.

"Aku terlalu panik, sampai aku lupa pada ponselku!" jawab Axel tak melepaskan pandangannya pada Liberty, seolah menunggu apa lagi yang akan dikatakan gadis itu untuk terus memojokkannya.

Being Your MamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang