43. Headstone.

339 20 1
                                    

***

Axel baru saja keluar dari pintu lift saat tiba-tiba seseorang mendorongnya dengan keras sampai dia terjajar ke belakang dan menabrak dinding. Dia mengerang dan melotot marah sekaligus terkejut saat melihat siapa pelakunya.

"Kau?!"

"Dimana anakku?!" Greg berteriak di depan wajahnya, dengan kepalan tangannya yang terkepal bulat terangkat siap untuk menghajar.

"Hentikan, Greg!"

Axel menoleh dan melihat Davina datang memburu ke arah mereka dengan wajah panik. Wanita itu langsung memeluk Greg, menahan agar suaminya itu tidak lepas kendali. Lalu matanya beralih pada Axel.

"Maaf, Axel!" ucapnya penuh sesal.

"Tak apa, Sayang! Ini bukan apa-apa!" sahut Axel, yang membuat mata Davina melotot kaget dan berubah semakin panik saat melihat wajah Greg yang kembali merah padam dan menggeram marah.

"Shut the fuck your mouth!" teriaknya tanpa ditahan lagi, dan melayangkan sebuah pukulan ke wajah Axel.

"Axel!" jerit Davina ngeri saat melihat Axel jatuh tersungkur ke lantai.

"Hentikan, Greg!" teriak Davina.

Greg terlanjur terbakar cemburu, ia memburu ke arah Axel dan berusaha untuk kembali menghajar Axel. Davina hanya mampu menjerit-jerit ketakutan.

Keributan di depan lift itu menarik perhatian orang-orang, mereka tertahan di sekitar demi melihat dua orang pria dewasa yang tengah bergulat beradu kepalan tinju di lantai.

"Axel!"

Davina yang tengah menangis panik, berpaling ke arah suara dimana seorang wanita cantik tiba-tiba datang dan tanpa ragu memburu ke arah Axel dan Greg yang tengah bertarung. Bertepatan dengan datangnya beberapa orang petugas keamanan, yang langsung ikut membantu melerai keduanya. Butuh 2 orang untuk menahan Greg agar melepaskan kuncian tangannya, dan begitu terlepas, Falisha segera menarik Axel menjauh dan membantunya berdiri.

"Lepaskan, Sialan!" teriak Greg dengan pandangan mata penuh amarah ke arah Axel, ia meronta keras berusaha untuk melepaskan diri dari kedua orang petugas yang menahannya.

"Greg, hentikan!" seru Davina, tapi kemudian matanya melebar saat seorang petugas keamanan itu membekap wajah Greg dengan sapu tangan. Dan hanya butuh waktu beberapa detik untuk Greg kemudian terkulai lemas tak sadarkan diri.

"Apa yang kalian lihat, BUBAR!" seru salah satu petugas, menebar pandangan pada orang-orang, yang tak menunggu lama lagi mereka membubarkan diri.

Axel yang tertatih dipapah oleh Falisha, menghampiri Davina yang bengong melihat Greg dibawa oleh kedua petugas memasuki lift.

"Ayo, Davina!" ucapnya sambil merangkul bahu wanita itu dengan lembut. Davina tak menolak, dia menurut saja mengikuti ajakan Axel.

***

Liberty merangkul leher Mori, membiarkan pemuda itu menarik tubuhnya merapat tanpa jarak dan memperdalam ciuman mereka. Mendesaknya perlahan ke tepian meja makan, membuatnya terduduk di atasnya. Mori masuk di antara kedua kakinya, sementara tangannya merayap lembut di punggung gadis itu. Menyibak rambut Liberty dan mendaratkan ciuman lembut di bahunya.

Ting, BRAK!

Sontak keduanya terkejut mendengar suara debum keras dari arah foyer, diikuti suara panik dan keributan. Dan sebelum sempat mereka tersadar, pemandangan selanjutnya membuatnya Mori dan Liberty membeku dengan wajah merah.

Davina melotot kaget dengan mulut terbuka karena terkejut, begitu pula Falisha meski dengan wajah terlihat tercengang menahan senyum. Sementara Axel terlihat santai, dengan wajah datar melangkah masuk seolah tak melihat apapun.

Being Your MamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang