***
Liberty mendengar suara ayahnya menggelegar memenuhi ruangan kantor polisi, dia langsung turun dari meja dan berdiri dengan mata membulat menatap ke arah luar jendela kaca, dimana di luar sana tampak Greg berdiri dengan wajah merah padam. Menatap tajam ke arahnya.
"Oh, Sayang! Kau dalam masalah besar sekarang!" tukas seorang polisi wanita yang sejak tadi sudah jengah mengurusi Liberty dengan sikapnya yang ketus dan angkuh.
Greg membuka pintu ruangan dan langsung berjalan lurus ke arah Liberty.
"Pa-Papa? Kenapa Papa ada di sini?" kata Liberty, raut angkuhnya seketika lenyap berganti dengan wajah gentar dan gugup. Tak urung dia juga masih merasa segan terhadap ayahnya itu apalagi jika sedang dikuasai amarah seperti sekarang.
"Menurutmu apa?" bentak Greg begitu tiba di depan Liberty, nafasnya memburu menahan emosi.
Liberty mengeratkan rahangnya dan tertunduk, namun matanya kali ini terlihat berkaca-kaca.
"Eh, Greg sepertinya Liberty sudah menyadari kesalahannya, jangan terlalu keras padanya!" tegur Alberto pelan seraya tersenyum canggung pada Liberty dan Kylie, rekan polisinya yang ada di situ.
Greg tak menggubris ucapan Alberto, dia sudah habis cara menangani sikap memberontak yang dilakukan oleh Liberty.
"Kalau memang kau mau hidup liar di jalanan, silahkan! Papa tidak mau mengurusi anak pembangkang sepertimu lagi!" geram Greg.
Liberty sontak mengangkat kepalanya dan menatap tak percaya dengan apa yang dikatakan oleh Greg.
"Papa, aku tidak melakukan apa-apa! Ini-ini hanya kesalahan kecil dan aku tidak berniat melukai siapapun!" sergah Liberty keras.
"Katakan itu pada orang yang membawamu ke sini! Dia tidak akan membiarkan kau keluar dari sini sebelum meminta maaf!" tunjuk Greg, setelah itu dia berbalik dan menghentak langkah keluar dari ruangan, tanpa menoleh lagi.
Liberty terduduk di kursi dengan lemas, shock dengan sikap Greg yang begitu keras kali ini. Lalu, apa tadi yang dikatakannya? Orang yang menyeretnya kemari tidak akan melepaskannya?
"Itu artinya aku akan di penjara?" gumamnya, sorot matanya mulai panik dan melihat ke arah dua orang polisi di depannya.
"Apa itu benar? Aku akan dipenjara?" tanyanya seolah tak percaya, dan berharap ini adalah salah.
Alberto dan Kylie saling pandang sebentar, lalu kembali menoleh pada Liberty.
"Sayangnya begitulah yang terjadi, Nak, kau harus menginap selama dia belum mencabut laporannya," kata Kylie seraya menghela nafas panjang.
Alberto tampak kebingungan dan gugup, jujur saja dia merasa kasihan juga pada Liberty. Dia tahu ini hanya sebuah pelajaran kecil untuk gadis itu, tapi tetap saja dia tidak tega.
"Alberto!"
Alberto terperanjat kaget dan menoleh pada Kylie yang melotot padanya, memberi isyarat untuk dia melakukan tugas selanjutnya.
"A-ah, ya! Maaf, Libby! Tapi aku harus membawamu ke sel!" katanya tergagap sambil buru-buru mengeluarkan borgol.
Liberty menggeleng keras, dia panik melihat Alberto yang mendekat dan hendak memborgol tangannya.
"Tidak! Kalian memang buta! Aku hanya anak remaja yang tidak sengaja melakukan itu! Aku tidak bisa diperlakukan begini!" teriaknya memberontak.
"Tenanglah, Nak! Atau kami harus terpaksa melumpuhkanmu dengan sengatan listrik!" seru Kylie memegangi tangan Liberty dan menyatukannya ke belakang tubuh gadis itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Being Your Mama
General FictionBlurb singkat : Davina yang harus berhadapan dengan anak remaja putri, dari Gregory Smith, tunangannya. Yang menolak kehadirannya sebagai calon istri ayahnya. Juga menghindari cinta segitiga yang menjebaknya bersama atasannya, Axel William Brighton...