***
Liberty diantar oleh Axel dan Falisha, dia turun di pintu gerbang. Berpura-pura masuk dan meyakinkan mereka dia benar-benar pulang ke mansion Smith. Tapi setelah beberapa saat, Liberty keluar kembali. Sejenak ia melongokkan kepalanya, memastikan jika mobil Axel sudah pergi dari muka gerbang, barulah ia keluar.
Ini larut malam, Liberty tak ingin hanya berdiam diri di rumah saja. Ia masih kesal dan marah karena rencananya gagal, dan semua orang memojokkan dirinya.
"Kita lihat rencanaku yang lain!" gumamnya seraya menendang kaleng bekas minuman melampiaskan kemarahannya.
PRAK!
Kaleng itu terlempar, terbang meluncur dan turun ke suatu tempat. Dimana ada sekelompok pemuda sedang berkumpul di tangga teras di jajaran rumah sana. Dan ...
BUK!
"AW!" teriak salah satu dari mereka karena kepalanya terkena kaleng itu.
Liberty yang melihat itu pun kaget dan panik seketika.
"What the hell--!"
Teman-temannya menertawakannya. Sementara si pemuda itu berang seraya mengusap kepala yang sedikit benjol.
"Who the fuck--YOU!"
Liberty melotot saat dilihatnya pemuda itu menunjuk lurus ke arahnya, maka tanpa pikir panjang, gadis itu segera saja berbalik arah berlari kencang. Suara teriakan pemuda yang marah itu terdengar nyaring di keheningan malam, memaki dan memintanya untuk berhenti.
"Hell, you kidding me?! Mana bisa aku berhenti!" gerutu Liberty dengan nafas terengah-engah.
Melewati sebuah belokan di komplek toko yang sudah sepi, dia menoleh dan dilihatnya dua orang pemuda itu masih berlari mengejarnya. Liberty panik karena tenaganya mulai habis dan ia kelelahan. Matanya menebar mencari tempat persembunyian.
"Oh, God!"
"Hei, you! Little fucking girl! Berhenti!" teriak pemuda itu.
Berbelok lagi di ujung jalan, Liberty memekik kaget saat ada seseorang yang tiba-tiba menariknya ke samping dan langsung membekap mulutnya. Sehingga ia hanya bisa menjerit tertahan dan meronta-ronta panik dan ketakutan berusaha melepaskan diri.
"Shut up, Libb! Ini aku!"
Liberty mengenal suara itu, meski terdengar rendah dan menggeram tertahan karena mereka bersembunyi di gang gelap. Dia melihat kedua pemuda itu berlari, melewati gang dimana mereka berada. Dan berhenti hanya berjarak beberapa langkah.
"Kemana perginya dia?! Gadis sialan!" umpat salah satu dari mereka, sepertinya dia yang terkena kaleng minuman itu.
"Sudahlah! Dia sudah pergi!" kata temannya dengan nafas tersengal.
"Aku tahu ciri-ciri itu, dia sepertinya gadis dari rumah besar itu!" kata si pemuda itu seraya berjalan berbalik ke arah mereka datang tadi.
"Huh? Yang mana?" tanya temannya.
"Mansion Smith! Aku lihat dia datang dari sana!" jawabnya.
"Kau bercanda! Jadi yang kita kejar tadi gadis Smith?! Shit!" umpat temannya itu.
"Entahlah, tapi lain kali aku bertemu dia pasti tak akan kulepaskan!"
Keduanya terus mengobrol dan menjauh pergi dari situ.
Liberty sedikit lega akhirnya, ia menoleh pada orang yang membekapnya, yang ternyata adalah Mori. Pemuda itu masih bertahan menahannya dan mengawasi kedua pemuda tadi sampai menghilang di ujung jalan sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Being Your Mama
General FictionBlurb singkat : Davina yang harus berhadapan dengan anak remaja putri, dari Gregory Smith, tunangannya. Yang menolak kehadirannya sebagai calon istri ayahnya. Juga menghindari cinta segitiga yang menjebaknya bersama atasannya, Axel William Brighton...