EMPAT

56.7K 4.6K 46
                                    

Pagi❤

Udah pada sarapan? Jangan lupa buat sarapan karna kalian bakal berjuang lagi hari ini.

Semangat❤

Follow ig @uvi_anna Guys.

Happy reading❤

*****

Kara menggaruk ujung hidung nya yang tak gatal, kening nya mengerut dalam mencoba mencerna ucapan seorang guru lelaki tampan di depan sana, sekeras apapun ia mencoba, namun hingga sekarang Kara masih juga tak mengerti sedikitpun tentang apa yang di terangkan.

Kepala nya menengok ke arah samping kanan, ada Nada--salah satu sahabat Kara yang lain--tengah cekikikan tanpa suara dengan komik yang di sembunyikan di bawah kolong meja.

Beralih menuju kearah Aleena di depan nya, gadis itu terlihat fokus dengan buku yang berada di depan nya, ia tersenyum tipis, mungkin nanti ia bisa belajar setengah mampus kepada Aleena. Karna jangan pun mengerti, Kara saja baru tau jika ada pelajaran macam Sosiologi, Geografi, dan yang lain nya, di sekolah nya dulu hanya ada mata pelajaran dasar. Inti nya Kara tak mengerti, TITIK!

"Caramella."

Kara menengok ke arah kanan dan kiri, semua orang masih terlihat fokus pada buku nya, namun yang tadi memanggil nya--

"Caramel!"

"Aku."

Mampus.

Kara menengok ke arah depan kelas, di depan sana guru lelaki tadi tengah menyodorkan spidol dengan pandangan memerintah, Kara ingat tatapan itu, tatapan yang mengatakan agar ia maju ke depan dan mengerjakan soal.

EMAK!! ILY MAU PIPIS DI CELANA!!!

"Tolong kerjakan soal di depan!"

Glup.

Kara merasa keringat dingin mulai bermunculan, ia menatap horor guru di depan sana.

Bismillah, semoga cara yang di ajarin si mamad berhasil.

"Itu pak."

"Kenapa?"

"Itu--e, perut, perut saya."

"Kara lagi sakit perut pak, jadwal bulanan nya baru dateng."

Itu bukan Kara yang menjawab, melainkan Aleena yang dari awal sudah bisa membaca situasi yang ada, Kara berubah, bukan tak mungkin jika kepintaran gadis itu juga menghilang.

Guru tadi mengangguk tipis sembari menarik kembali spidol nya yang terjulur, Kara menghembuskan nafas lega, tangan nya bahkan bergerak mengelus dada membuat Nada yang berada di sebelah nya memiringkan kepala dengan pandangan heran.

👸👸👸👸

"Al, ajarin Ily pelajaran yang tadi, Ily mumet gak ngerti ngerti." Aleena memejamkan mata karna rengekan Kara yang tak ada henti henti nya, gadis itu terus menggelayuti lengan nya dari awal Pak Aron keluar kelas hingga kini mereka berjalan menuju kantin. Lama lama, Aleena ingin menyumpal mulut Kara dengan botol bekas minuman nya saat ini.

Gadis itu, entah kenapa lebih seperti bocah sekarang, Kara yang ia kenal sebagai gadis cuek, cool, dan pintar mendadak jadi bocah polos, bego dan suka merengek, entah apa yang terjadi pada gadis itu, mungkin bukan hanya ingatan nya yang hilang namun otak gadis itu juga terbawa hanyut di sungai malam di mana Kara kecelakaan. Membagongkan memang.

Dan satu lagi yang membuat Aleena maupun Nada merasa heran dengan gadis itu, Kara entah bagaimana bisa yang sebelum nya membenci orang menyebut nya Ily, kini malah menyebut diri nya sendiri dengan panggilan Ily.

AILY || Not an Antagonis Girl ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang