Assalamu'alaikum🙏
Met Sore pren.
Jarang² nih Vee up sore kan😁 cause nanti malem takut sibuk n gak bisa up.
Masih ada yang belum mandi gak nih dah sore bgt ini😭😭 Vee angkat tangan deh, ngaku belum mandi🤣🤣
Ada yang kangen Bang Dapit, sedikit ada bagian bang Dapit di bawah nanti.
Jangan lupa vote n komen
Happy reading❤️
*****
Semilir angin berhembus menerbangkan rambut ombre abu dari gadis yang kini termenung sembari menatap lalu lalang kendaraan di bawah sana, lampu menyala menyorot jalanan yang kian gelap, netra nya memancarkan binar sendu yang kentara.
Ia menghela nafas entah untuk yang keberapa kali, duka itu masih sangat terasa hingga sekarang, terlihat dari mata sembab nya yang sedari tadi berkaca.
Kilas balik tentang kehidupan nya dulu berputar bagai kaset rusak di kepala nya, jika di ingat mungkin tak ada kenangan manis yang ada di kehidupan nya dulu, tapi Kara yakin jika emak dan bapak sangat menyayangi nya.
Kalian pernah merasakan rasa hangat walau tak ada perlakuan yang membuat nya merasakan kasih sayang? Cara mereka membesarkan nya memang terdengar tak berperasaan, meminta nya bekerja walau ia masih kecil, meminta nya mengalah walau bukan ia yang salah, memarahi nya dengan keras saat ia tak bisa melakukan sesuatu dengan benar.
Kehidupan itu keras, itu yang Kara dapat dari didikan mereka, mereka orang miskin yang akan selalu menjadi alas kaki bagi para kaum beruang, mereka selalu di rendahkan, mereka selalu di anggap menjadi pihak yang bersalah, uang selalu menjadi penentu baik tidak nya seseorang bagi orang lain.
Jika bukan karna mereka Kara tak yakin bisa bertahan hingga di titik ini, hati nya kuat walau selalu berdampingan dengan air mata, masalah masalah berdatangan namun tak membuat Kara benar benar ingin mengakhiri semua nya.
Kara ingat saat dulu emak nya mengatakan ingin membuat rumah dengan dua lantai, keinginan yang harus nya bisa dengan mudah ia kabulkan sekarang, namun mengapa saat ia bisa mereka sudah tak ada, alasan nya untuk berjuang keras sudah meninggalkan nya.
"Tapi Emak sama Bapak pasti udah bahagia kan disana?"
Emak dan bapak nya sudah tak perlu menahan lapar saat tak ada sesuap nasi yang mereka dapatkan, mereka tak lagi merasakan perut melilit karna menahan lapar tiap malam.
Mereka tak perlu mendapat cacian orang setiap hari, hal yang paling Kara salutkan dari mereka adalah mental mereka yang benar benar tak pernah terusik walau serangan berdatangan dari berbagai sisi, mereka tetap menyekolahkan nya--di saat mereka sendiri tak pernah tau rasa nya bersekolah--meski harus mengomel lebih dulu, mereka bilang itu merepotkan, memperbanyak pengeluaran, namun Kara yakin jika maksud mereka agar ia tau betapa susah nya mereka mencari biaya untuk menyekolahkan nya, mereka ingin agar ia tak main main dan memberikan yang terbaik.
Lilitan tangan dari seseorang di belakang nya membuat Kara tersentak, namun dengan segera dapat menguasai diri karna tau siapa sosok yang melakukan itu sembari mengecup bahu terbuka nya sekilas.
"Melupakan jika saya membenci air mata mu sayang?"
"Ily gak nangis." Sangkal Kara sembari menyandar pada dada bidang Arsen, lelaki itu merapatkan nya, menyalurkan rasa hangat yang juga menyapanya.
"Sudah siap cerita?" Arsen tak akan bertanya apa Kara ingin menceritakan nya atau tidak, karna sekalipun tidak Arsen akan tetap memaksa, ia tak akan pernah membiarkan gadis nya itu menghadapi masalah sekecil apapun sendirian, ia ingin membuat Kara tergantung pada nya agar gadis itu tak berniat untuk kembali meninggalkan nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
AILY || Not an Antagonis Girl ✔️
Jugendliteratur#Follow akun author dulu sebelum membaca# Aily Safitri Biar ku ceritakan dulu sedikit tentang Aily, bocah kelas 6 SD, gadis polos dengan tingkah laku yang sering membuat orang di sekelilingnya beristighfar. Anak dari emak Safitri yang bekerja sebaga...