LIMA

55.6K 4.3K 73
                                    


Kara menghembuskan nafas lelah. Kepala nya mendadak pusing tujuh keliling karna berusaha keras memahami apa yang guru ajarkan, lagi lagi ia gagal faham, soal yang tadi di berikan oleh guru dan dengan yakin ia jawab sendiri tak ada yang benar, bayangkan dalam 25 pilihan ganda Kara tak menjawab benar sama sekali, bahkan Nada yang hanya mengandalkan penghapus dan di beri huruf di setiap sisi nya benar 5, dan Aleena yang ternyata melakukan jurus yang sama dengan Nada benar 7, untung saja ada Eko yang menemani nya, hanya mereka berdua yang mendapat nilai telur mata sapi dari 30 murid di kelas.

Tadi sebenar nya Kara ingin bertanya apa yang tak ia mengerti pada Aleena, sial nya, ternyata Aleena bukan orang seperti apa yang ia fikirkan. Gadis itu kemarin dan tadi hanya berpura pura fokus pada buku karna tengah membaca novel yang memang di taruh di atas buku pelajaran, pantas saja gadis itu anteng meskipun guru menyilahkan mereka untuk bertanya.

"Ya elah Kar, udah napa, gitu doang lo ngambek, lagian tadi gue udah nawarin buat lo nyontek tapi gak mau." Itu suara Nada, Aleena turut mengangguk di sebelah nya. Ketiga gadis itu memang tengah berjalan menuju parkiran karena sekolah sudah berakhir.

Kara tetap memberengut dengan bibir mengerucut ke depan, Aleena di samping nya menghembuskan nafas keras sembari merangkul bahu Kara.

"Lagian gue heran ya Kar, lo kan pinter, napa jadi niai lo kembar sama si Eko--"

"Jodoh kali kalian berdua Kar." Sahutan dari Nada membuat kedua nya membolakan mata berjamaah, ya kali mereka jodoh, amit amit jabang bayi. Gini gini Kara juga pencinta cogan milenial.

"Mungkin otak lo masih capek kali Kar, butuh refreashing habis kecelakaan."

'Bukan otak nya yang bermasalah, tapi jiwa nya beda atuh kak,' batin Kara.

Sampai di parkiran ketiga nya sibuk memindai kendaraan kendaraan yang ada, Nada terlihat memainkan kunci mobil di antara jemari nya.

"Gue bawa mobil, ada yang mau nebeng?"

"Pacar gue udah jemput." Kara menengok ke arah telunjuk Aleena terarah, dan netra nya hampir saja menggelinding dari tempat nya saat tau siapa yang kini duduk di atas jok motor sport dan kini turun menuju ke arah mereka.

"Pak Aron?"

Nada maupun Aleena terlihat memicingkan mata, selanjut nya mereka sama sama mendesah panjang saat sadar jika Kara amnesia dan tak mengingat sedikitpun memori nya.

"Gue sama Pak Aron kan udah jadian setahun ini Kar." Kara mengerjap dua kali, selanjut nya mulut nya membulat begumam 'oh' panjang hingga Aron yang baru saja datang terlihat mengerutkan kening.

"Ada apa?"

Aleena berdecak, gadis itu mengamit lengan Aron untuk di rangkul nya, tak perduli jika mereka menjadi buah bibir para murid yang tengah sama sama berada di sana. Aleena mah terlalu masa bodo dengan omongan orang.

"Kara tuh amnesia kak abis kecelakaan itu, maka nya kamu jangan nyuruh Kara maju lagi lain kali, otak nya msih belum stabil kayak nya." Aryo menjungkutkan alis seakan berkata 'ada gitu?'  Dan terjawab dengan Aleena yang mengangguk yakin sembari menyandarkan kepala nya pada pundak Aron.

Kara yang melihat itu panas dingin, menyaksikan adegan romantis secara langsung seperti tadi membuat nya sedikit risih, bayangkan saja ia bocah 12 tahun di suguhkan dengan pemandangan yang--Ck! Inti nya Kara canggung dengan keberadaan mereka sekarang.

"Jadi lo mau ikut gue Kar?"

Kara terlihat berfikir dengan memandang lurus ke depan dan bibir yang bergoyang kanan dan kiri, sampai sesuatu yang melintas dengan lambat di ujung penglihatan nya membuat manik gadis itu berbinar.

AILY || Not an Antagonis Girl ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang