TUJUH PULUH EMPAT

12.6K 1.4K 124
                                    

ASSALAMU'ALAIKUM🙏

VEE UPP YEYYYY

Part kemarin pada semangat ya ngevote nya😭😭 Vee jadi bingung kenapa🤣

Part ini lumayan panjang, tapi jan pada ngumpat entar di akhir nya.

Hayuk dahh vote dulu abis itu langsung baca.

Happy reading❤️

******

Nafas mereka saling bersahutan, Kara bahkan terbatuk kecil karna itu, berbeda dengan Arsen yang tersenyum tipis dengan sebelah tangan yang berpindah membelai pipi Kara, netra nya memandang gadis itu memuja, rasa nya lebih candu dari apa yang bisa Arsen fikirkan.

*****

Kara mengangkat pandangan, tatapan mereka bertemu dengan netra nya yang entah mengapa kini berair, Arsen megetatkan rahang, ia fikir untuk kesekian kali ia kembali menyakiti Kara nya, ia merapatkan tubuh Kara, memeluk gadis itu erat seakan mengatakan jika ia tak akan melepaskan Kara kembali.

"Maaf Ily, maaf." Suara lelaki itu terdengar bergetar, rasa nya begitu memilukan terdengar, mengungkapkan setiap kesalahan yang membuat Kara nya memilih pergi dari hidup nya, Arsen sadar itu kesalahan nya, tak seharus nya ia membawa Raquelle kembali dalam lingkup hidup nya, niat nya memang ingin membuktikan jika ia sudah mencintai Kara, namun rencana nya tak sesuai dengan takdir yang berlaku.

Karna rencana sialan itu, ia harus kehilangan Kara nya, karna rencana sialan itu, Arsen harus merasakan rasa sakit yang teramat karna merindukan Kara, karna rencana sialan itu Arsen seakan di tampar kenyataan jika Kara nya memilih pergi meninggalkan nya, dan karna rencana sialan itu, Arsen sadar jika ia tak bisa hidup tanpa Kara nya lebih lama lagi.

Rasa nya sesak, sakit, ngilu, kebas, perih, dan semua rasa tak nyaman itu rasakan saat Kara tak lagi bersama nya.

"Maaf sayang, maaf."

Dalam sekian menit itu, hanya kata maaf yang terdengar dari Arsen, sedang Kara tak merespon lebih selain terisak dan kedua lengan nya yang kini mengalung erat tanpa Arsen pinta.

Untuk kali ini saja, Kara ingin meluapkan rasa rindu yang sedari beberapa minggu lalu ia tekan dan sembunyikan, Kara ingin egois sekarang, Kara ingin memeluk Arsen dan merasakan kehangatan dan kenyamanan yang tubuh lelaki itu tawarkan.

"Saya akan menjelaskan semua nya Ily, saya akan menjelaskan kejadian di kantor hari itu, saya akan menjelaskan kejadian di bar malam itu, saya juga akan menjelaskan--"

"Kak Nio--"

"Ya, sayang?" Arsen menyahut cepat.

Lelaki itu tersenyum lebar, bibir nya memberikan kecupan singkat pada leher dan bahu Kara yang terbuka, hanya sekedar mendengar Kara memanggil nya dengan sebutan itu sudah membuat Arsen begitu senang, rasa nya semua beban yang beberapa minggu ini ia rasakan terlepas sepenuh nya.

Kara masih diam memejamkan mata, jika lelaki itu menjelaskan nya sekarang, mungkin ia akan semakin yakin untuk tetap tinggal, dan besok ia tak akan pergi seperti yang Keyvan rencanakan.

Kalian keberatan dengan keputusan Kara? Mengatakan jika Kara egois? Itu karna kalian tak pernah ada di posisi Kara, sekali pun raga nya sudah 17 tahun, namun jiwa nya tetap ia, yang menjalani semua nya tetap ia, bocah 12 tahun.

Kara ingin pergi bukan karna Arsen, namun karna diri nya sendiri, Kara ingin memantaskan diri untuk lelaki itu.

Ia membuka mata, menghirup rakus aroma Arsen yang begitu menenangkan, namun ada yang berbeda dari harum lelaki itu kali ini, netra nya bergerak turun, tanpa bisa di cegah tatapan nya terarah pada cairan merah yang menembus kemeja putih Arsen, tangan nya menyapu cairan itu pelan, dan respon tubuh Arsen yang tersentak membuat Kara yakin jika darah itu memang milik Arsen, lelaki itu tengah terluka sekarang.

AILY || Not an Antagonis Girl ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang