ENAM

46.7K 4.1K 35
                                    


PAGI GUYSS..

VEE UP LAGI DUNG❤

MAAP KARNA VEE BELUM BISA UP TIAP HARI😢

TAPI VEE USAHAIN BIAR BISA RUTIN UP.

JANGAN LUPA FOLLOW DULU BUAT KALIAN YANG UDAH SAMPAI PART INI🐴

HAPPY READING❤

*****

"Pilih!"

Satu kalimat perintah dari seorang lelaki yang entah mengapa tiba tiba membawa nya menuju sebuah counter handphone itu membuat Kara melihat ragu, masalah nya ia bahkan tak pernah memegang ponsel sebelum nya, lalu tanpa aba aba lelaki itu meminta nya untuk memilih ponsel yang ia mau.

Lagi pula bukan nya ponsel itu mahal? Kara hanya pernah sekali melihat ponsel milik Fika, itu pun terdapat puluhan tombol di bawah layar ponsel nya, lalu kenapa sekarang yang ada disana hanya layar semua? Tak mungkin jika yang kini di hadapan nya itu ponsel murah, Kara pernah sekilas melihat ponsel dengan logo apel digigit itu pada salah satu film yang para bapak bapak tonton di pos ronda.

"Pilih Kara!"

Tekanan yang Kara dengar dari pemuda di samping nya membuat gadis itu meringis pelan, ia menarik lengan jas Arsen untuk membawa tiga langkah menjauh dari pegawai yang tadi menunggu nya memilih.

Arsen mengerutkan kening heran, namun pemuda itu tetap tak protes saat Kara membawa nya menjauh, mungkin gadis itu malu ingin mengatakan ponsel mana yang ia mau.

"Kak Nio, kita pulang aja deh, Ily gak mau beli hp."

Arsen mengangkat sebelah alis, lelaki itu menengok ke arah belakang yang terdapat puluhan handphone berjajar dengan berbagai tipe.

"Kenapa? Gak ada yang cocok? Kita bisa cari counter la--"

"Nggak! Kak, Ily gak ada uang buat beli nya, lagian itu hp nya kayak yang di pake artis artis di tv, pasti mahal, Ily gak mau jual ginjal cuman buat beli hp."

Arsen mengerjapkan mata nya lambat, lelaki itu speechless dengan apa yang Kara katakan, apa Kara merasa ia se-tak mampu itu membelikan nya ponsel?

"Jangan becanda Kara, ayo pilih!"

"Nggak mau, kak Nio pasti mau jual Ily kan abis ini, makanya di kasih ini itu biar Ily gak curiga. Ily mohon, kak Nio jangan jual Ily, Ily masih 12 tahun." Arsen memasang wajah malas mendengar ucapan Kara, tak perduli jika gadis itu kini menatap nya dengan raut memohon, namun Arsen terlanjur kesal dengan ucapan Kara yang menurut nya sebuah candaan itu. Dan apa yang tadi gadis itu katakan? Umur 12 tahun? Ya kali Arsen mau bertunangan dengan bocil, lagi pula mana ada 12 tahun tapi sudah kelas 3 SMA.

"Jangan becanda Kara, kalau kamu tidak mau pilih, biar saya yang pilih, kamu tunggu di dalam mobil."

Kara mengerucutkan bibir, bukan itu yang ia mau, lagipula kenapa lelaki itu memaksa sekali?

"Pulang kak Nio~" Rengekan Kara membuat Arsen menghela nafas lelah, ia benar benar seperti tengah menghadapi anak kecil sekarang.

Namun bukan nya menuruti Arsen memilih untuk menyapu puncak kepala Kara, berlanjut dengan menuntun gadis itu untuk kembali ke depan ratusan handphone yang tertata di sana.

"Carikan handphone terbaru yang sedang trend di kalangan remaja!"

"Baik, tuan."

"Jangan!"

Pegawai tadi refleks menghentikan langkah, Arsen sendiri memilih mendengus sebal, ini hanya membeli ponsel loh! Apa perlu se-drama ini?

"Pilih kalau begitu."

AILY || Not an Antagonis Girl ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang