ENAM PULUH ENAM

11.5K 1.2K 43
                                    

Assalamu'alaikum🙏

Good malem all❤️

Cus gak perlu cakep lama lama.

Yang penting Vote nya jangan lupa.

Happy reading

*****

"Cari tau apa saja yang Nona lakukan dari dua hari yang lalu."

Tut.

Ucapan bernada perintah itu terdengar dari seseorang yang kini duduk di kursi kerja nya dengan tatapan yang fokus pada dokumen di depan nya, garis wajah nya terlihat begitu serius, bahkan tampak lebih tegang dari biasa nya.

Tak sampai disana, jemari nya kembali menekan nomor baru dengan gagang telepon yang ia apit di antara telinga dan bahu, dering pertama langsung bersambut jawaban seseorang di ruangan berbeda.

"Katakan pada tuan Refaldi untuk menyusul tuan Arsen segera, tiket pesawat sudah saya siapkan!"

Tut.

Lelaki itu seakan tak perduli jika lawan bicara nya menahan umpatan, tangan nya bergerak memberikan tanda tangan, berikut netra nya melirik jam di pergelangan memastikan jika ia tak telat untuk menghadiri meeting bersama petinggi perusahaan.

Tok tok

David sama sekali tak mengangkat pandangan, lelaki itu terlihat begitu sibuk dan menjalankan peran nya sebagai pengganti sementara Arsen dengan sangat baik.

"Jika itu tidak terlalu penting, silahkan keluar dan tunggu sampai saya selesai meeting nanti."

Wanita yang kini masih berada di ambang pintu itu terlihat diam tanpa melakukan pergerakan seperti apa yang David titahkan, jemari nya saling memilin dengan wajah gelisah yang teramat kentara.

"Sir--"

"Keluar!"

David tak ingin buang buang waktu mendengarkan masalah yang di lakukan oleh karyawan itu--setidak nya itu yang ia pikirkan, selain kabar tentang Kara ia tak ingin mendengar itu.

"Ta--tapi ini tentang Nona."

Gerakan tangan David yang membalik dokumen otomaris terhenti, pandangan nya terangkat menatap wanita yang cukup di kenal nya meskipun seingat nya hampir tak pernah bertegur sapa, wanita itu yang menggantikan nya saat kemarin ia di perintahkan Arsen untuk mewakili lelaki itu meeting di luar kantor.

Bukan tak mungkin jika terjadi sesuatu yang tak Arsen ketahui namun di ketahui oleh wanita itu tentang Nona nya.

"Katakan!"

Tubuh wanita itu terlihat gemetar, David menggeram kesal sembari melangkah mendekat dengan gerakan cepat.

"Cepat katakan!"

David bahkan tak segan mencengkram lengan wanita itu agar cepat bicara, sial sekali karna wanita itu hanya bisa meringis antara menahan sakit dan takut.

"Cekat katakan atau--"

Wanita itu mengangguk cepat tanpa perlu mendengar apa yang David katakan selanjut nya.

"Ke--kemarin, waktu saya keluar pantry--"

"To the point!"

"Sa--saya melihat Nona menangis keluar dari ruangan Tuan Arsen, tidak lama dari itu saya melihat Nona Raquelle juga keluar dari ruangan Tuan Arsen."

"Kapan?"

"Kemarin--"

"Tepat nya!"

Wanita itu memejamkan mata, berusaha mengingat detile kejadian itu, keringat dingin mengucur deras, beruntung saat keluar pantry ia semoat melirik jam tangan nya sekilas.

AILY || Not an Antagonis Girl ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang