LIMA PULUH SEMBILAN

12.7K 1.3K 49
                                    


Assalamu'alaikum☺

Vee up yeeyyy❤

Ada yang kangen vee gak nih, ada dong, ada dong, harus ada soal nya vee maksa😡

Btw part ini gak terlalu panjang ya, jadi jan kaget kalau baca nya cuman bentar.

Vote wajib seperti biasa oke?

Happy reading❤


****

Mobil BMW Sport itu berhenti di depan mansion Dezard dengan keheningan yang sedari tadi melanda, setelah kejadian di restoran tadi hingga sekarang tak ada yang membuka suara, Kara yang memejamkan mata berusaha agar tak mengeluarkan cairan yang sedari tadi menerobos ingin keluar, dan Arsen yang bingung hendak menjelaskan apa, lelaki itu pikir, bukan nya Kara bisa mengatasi Raquelle tadi? Jadi gadis itu tak akan terhasut dengan ucapan mantan nya itu bukan?

Dan lagi, ada hal yang mengganggu Arsen hingga sekarang, mengenai masa lalu gadis itu, setaunya Kara tak pernah menjalin hubungan dengan siapapun sebelum ini, dengan Vano pun tak sampai menjadi sepasang kekasih, atau ada orang lain yang tak pernah Arsen tau?

"Ily pulang dulu."

Arsen tersentak kala suara itu terdengar, efek ia melamun jadi tak sadar jika kini Kara sudah membuka mata, padahal yang sebenar nya terjadi gadis itu bahkan tak terlelap sama sekali.

Lelaki itu turut keluar, dengan cepat menahan tangan Kara hingga membuat gadis itu menghentikan langkah, berbalik kemudian setelah sebelumnya nya sempat menghela napas, senyum tipis nya tak luput membuat Arsen turut mengulas senyum serupa.

"Maaf," celetuk Arsen pelan, suara nya memang tak terdengar jelas, namun dari pacaran binar yang Kara lihat sudah mampu menjelaskan semua nya.

Kara mengangguk pelan, tak yakin bisa bertahan jika ia berada dalam situasi ini dalam beberapa menit kedepan.

"Ily capek, entar malem harus belajar ekstra karna besok ujian."

Tangan lelaki itu menggenggam nya semakin erat, Kara mengalihkan pandangan, berusaha untuk tak memikirkan kejadian tadi saat air mata nya perlahan sudah mulai menggenang.

"Saya masih kangen, tidak apa apa kan kalau saya temani kamu--"

"No! Gak mau."

"Kenapa?" Kara menggigit bibir bawah nya keras, tak bisakah Arsen hanya langsung mengizinkan ia untuk masuk kedalam?

"Ily gak mau kalau kak Nio ikut malah bikin Ily gak konsen, jantung Ily suka gerak cepet kalau ada kak Nio, jadi gak bisa tenang, hehe."

Kara menyembunyikan manik berembun nya dengan menyengir lebar, membuat manik gadis itu menyipit agar tak kentara.

Arsen terkekeh geli melihat itu, secepat yang ia bisa membawa Kara kedalam pelukan. Gadis itu memejamkan mata, menyapu cairan yang menumpuk sebelum dengan lancang nya mengalir, merasa sudah cukup ia mendorong tubuh Arsen pelan, mengecup pipi lelaki itu kilat sebelum akhir nya berlari memasuki mandion mewah itu tanpa kembali menengok ke belakang sedikitpun, sengaja Kara melakukan itu, ia hanya berusaha agar tak membuat Arsen curiga, ia tak ingin lelaki itu merasa jika ia terlalu kekanakan, Kara ingin sedikit mendewasakan diri, setidak nya agar tak memalukan lelaki itu saat mereka bersama.

Arsen terpaku dengan tubuh menegang, beberapa detik berlalu manik nya mengerjap lambat, tangan nya terangkat menuju di mana sapuan hangat dari bibir yang terasa amat candu itu menyapa, ia memejamkan mata, wajah nya terasa panas memerah dengan bibir nya yang mengulum menahan teriakan, namun sadar dimana ia sekarang, Arsen hanya bisa menikmati itu semua tanpa suara.

AILY || Not an Antagonis Girl ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang