ENAM PULUH TIGA

11.9K 1.3K 112
                                    


Assalamu'alaikum 🙏

Good malem all🖤

Sebener nya Vee mau batalin up malam ini, badan Vee gak enak banget😭😭 dari tadi waktu bangun subuh udah meriang😷

Buat kalian kesayang² Vee, wajib jaga kesehatan ya, jangan sering begadang, Vee gini juga mungkin karna kemarin sempat begadang ngejar waktu buat nulis part ini😥

Minta doa nya temen², buat kalian juga yang lagi gak enak badan, semoga cepet sembuh.

Btw, komenin kalau ada typo ya, Vee belum sempet revisi ulang.

Happy reading❤️

***

"Kara."

Gadis yang tengah menikmati setoples keripik singkong pedas itu menengok masih dengan bunyi khas dari makanan tipis yang beradu dengan gigi gigi nya terdengar teratur.

"Iya Ma?"

"Kamu sibuk sekarang?"

Kara nampak mengerutkan kening, berpikir menjawab pertanyaan Winda tadi, ia sibuk dengan keripik nya sekarang, ingin bilang begitu tapi rasa nya tak enak.

"Nggak kok Ma, cuman lagi pengen nyemilin keripik doang, Mama mau?"

Winda menggeleng sembari tersenyum tipis, ia memengambil duduk di samping Kara sembari menaruh paper bag nya sebagai penengah.

"Kamu keberatan kalau Mama suruh anter ini ke Arsen?"

Kara refleks menghentikan kunyahan nya, menengok cepat bahkan dengan gerakan tangan yang langsung membuka paper bag yang Winda bawa.

"Ini apa?"

"Mama buatin rendang, hari itu Mama pernah denger kalau Arsen suka banget." Kara membulatkan mulut, namun tak merespon lebih lanjut membuat wanita itu gemas dan mengambil keripik yang berada di pangkuan Kara.

"Aaa Mama, Ily kan masih mau."

"Jadi gak mau kasih ini ke Arsen?"

Kara mengerucutkan bibir, namun dipikir pikir, bukan nya itu berarti Winda sudah menerima hubungan nya dan Arsen? Meskipun Regan masih abu abu--antara menerima Arsen atau tidak, namun ini sudah titik terang bukan? Setidak nya ia harus membuat salah satu dari orang tua Kara berpihak pada nya dan Arsen, jadi ia tak perlu takut akan kembali di jodohkan, benarkan?

Ahh entah mengapa Kara merasa semakin pintar saja sekarang. Gadis itu tersenyum penuh kemenangan, menatap pada paper bag dan Winda secara bergantian.

"Gimana?"

"Yaudah deh, Ily mau ganti baju dulu," putus Kara sembari beranjak dari duduk nya.

Winda mengangguk ringan, wanita itu menatap kepergian Kara dengan tatapan tak terbaca, selanjut nya mendial up nomor seseorang hingga dering berganti dengan sahutan di sebrang sana.

"Berhasil, lanjut ke rencana selanjut nya."

Senyum wanita itu terlihat dingin, tatapan nya masih terarah pada tubuh gadis itu yang menghilang di balik lift.

"Good bye--

Caramella."

👸👸👸👸

Kara keluar dari taksi yang mengantar nya menuju perusahaan milik Arsen, sedari saat masih di mansion nya tadi, gadis itu tak melunturkan senyuman nya sama sekali, beberapa pegawai yang melihat gadis itu refleks berhenti sembari menunduk hormat yang Kara balas dengan hal serupa.

AILY || Not an Antagonis Girl ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang