Assalamu'alaikum🙏🙏
Good malem all
Vee up lagi dungg, rajin banget kan😭😭 efek ngebut sore tadi nih.
Vote dulu yuk sebelum baca.
Happy reading❤️
***
Gadis itu melangkah perlahan mendekat ke arah penjual kaki lima, bibir nya memberikan senyum tipis, mengenang kenangan saat hari itu ia di marahi pedagang karna tak punya uang untuk membayar cilor yang di beli nya.
"Cilor nya sepuluh ribu Pak."
Mengabaikan tatap penasaran sekaligus decak kagum dari orang orang di sebelah nya, gadis itu hanya menatap pada satu arah, kejadian itu seakan berputar indah, Kara seakan melihat kejadian hari itu sekarang.
Saat pedagang tadi marah, saat ia hanya bisa menundukkan kepala, saat lelaki itu datang, dan membungkam mulut pedagang tadi dengan kata kata tajam dari nya.
"Ini Neng."
Kara mengeluarkan satu lembar uang kertas biru dari tas nya, menukar nya dengan cilor tadi dan pergi begitu saja.
Kaki jenjang nya terus melangkah dengan tatapan lurus yang sama, sesekali tangan nya terangkat menyuapkan setusuk cilor tadi kedalam mulut nya. Kali ini tangan nya melambai, menghentikan taksi yang melintas di hadapan nya sembari mengarahkan kemana dia akan pergi.
"Tapi biasa nya disana cuman buka kalau sore Neng." Kara mengangguk tipis, ia tau dan ia tak membatalkan, tujuan nya memang kesana.
Kara mengabaikan driver taksi yang menatap nya dengan berkerut kening, ia tetap menatap keluar jendela dengan cilor berlumur saos pedas yang kini tinggal setengah, kelopak nya memejam, mengulang saat saat ia bersama dengan Arsen di dalam mobil, ada saja yang akan mereka bicarakan.
Roda roda taksi perlahan berhenti, Kara membuka mata sembari menatap warung tenda yang kini memang dalam kondisi tutup.
Kembali bibir nya menyematkan senyum tipis dengan netra nya yang berkaca, manik gadis itu menatap tempat itu lamat, mengulang kejadian saat ia dan Arsen memesan makanan disana.
Kara tak pernah lupa kejadian saat hari itu Arsen marah hanya karna banyak orang yang menatap nya, juga Arsen yang meminta penjual membungkus makanan mereka beralasan mempunyai anak yang sudah menunggu.
Ia juga tak akan melupakan saat ia menyuapi Arsen dan meminta lelaki itu membuka mulut, berawal dari Arsen yang tak ingin dan ia yang entah kenapa terlalu sensitif, Kara menyentuh sudut bibir nya, tepat disana lelaki itu mencium nya dulu.
Setetes air mata menitik membasahi pipi, ia merapatkan jas Arsen yang tersampir di bahu nya, rasa nya hangat seperti saat Arsen memeluk tubuh nya, sopir taksi yang tadi nya berniat menegur memilih bungkam, ia sadar jika penumpang nya itu tengah flash back kejadian masa lalu.
"Jalan Pak!"
"Kemana lagi Neng?"
Kara menghela nafas, selanjut nya kembali mengatakan tujuan berikut nya.
👸👸👸👸
"Ini kebanyakan atuh Neng."
Kara tersenyum tipis, tanpa menjawab sedikitpun memilih keluar dari taksi yang kini sudah berada di depan gerbang mansion keluarga nya.
Gadis itu mengerutkan kening, tak biasa nya gerbang itu kosong tanpa pengawal yang menjaga, ia membuka gerbang itu dengan rasa bimbang, tubuh nya terpaku, yakin sekali jika memang ada yang terjadi saat netra nya tak menatap satu unit mobil pun yang berada di garasi, kecuali mobil milik Regan yang terparkir tepat di dekat pintu masuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
AILY || Not an Antagonis Girl ✔️
Ficção Adolescente#Follow akun author dulu sebelum membaca# Aily Safitri Biar ku ceritakan dulu sedikit tentang Aily, bocah kelas 6 SD, gadis polos dengan tingkah laku yang sering membuat orang di sekelilingnya beristighfar. Anak dari emak Safitri yang bekerja sebaga...