SIANG GUYSSS
Sesuai kesepakatan Vee up kalau udah dapet 100 vote ya.
Sorry kalau ada typo, selain karna Vee ngetik nya ngebut, tangan Vee juga masih belum biasa sma keyboard nya, masih perlu kenalan dulu😭😭
Happy reading All❤❤
****
Drrttt!
Hoam
Dengan mata terpejam, Kara meraba raba suara yang berada di samping nya, dengan sembarang, membawa benda persegi bercassing putih itu dan menempelkan nya pada telinga.
Desahan resah nya terdengar saat suara itu tak kunjung menghilang malah semakin membuat telinga nya pengang, dengan kesal ia beranjak duduk, menatap marah pada layar di ponsel nya yang menyala, namun tak sampai lima detik wajah cantik yang sebelum nya menahan marah itu kini malah mesem mesem tak jelas, Kara bukan nya mendadak sawan, gadis itu hanya senang saat seseorang itu menghubungi nya.
Dengan hati hati seakan takut tangan nya menggores layar ponsel mahal itu, Kara menggeser ikon hijau yang tertera disana sebelum akhirnya menempelkan di telinga dengan senyuman yang sama.
"Kak Nio--"
"Kara! Astaga, bisa tidak kalau di telpon itu langsung jawab? Kenapa harus tunggu sepuluh kali dulu saya talpon baru kamu jawab? Kamu gak tau saya khawatir dari tadi? Kamu dari mana sih? Jangan bilang kalau baru pulang dari les dengan guru kamu itu?"
Kara terdiam, masih mencerna omelan Arsen dengan kelopak yang beberapa kali mengerjap, netra nya bergulir menatap jam di atas nakas, dan ringisan nya terdengar kemudian saat sadar ia di mana dan apa yang terjadi sebelum nya. Ia memang kecapean saat pulang sekolah sekaligus les tadi hingga membuat nya langsung tepar sedetik setelah tubuh nya menyentuh bed, beruntung Nada bisa menemani nya dan mengantarkan nya hingga depan rumah atas paksaan gadis itu sendiri.
"KARA!! Bisa tidak kamu jawab ucapan saya? Kamu tidak dengar saya dari tadi bilang apa?"
Kara berdecak kasar mendengar bentakan Arsen, "Ya kak Nio sabar dong ish, Kara tuh tadi bangun tidur, jadi masih belum sadar."
Arsen menghembuskan nafas lelah di sebrang sana, padahal ia sudah khawatir sedari tadi hingga membuat nya tak konsen melakukan apapun, namun dengan entengnya orang yang ia khawatirkan malah tertidur nyaman hingga dering ponsel saja tak terdengar.
"Capek? Memang kamu ngapain saja tadi?"
Kara memasang wajah lelah sembari kembali merebahkan kepala di atas bantal, padahal entah gadis itu sadari atau tidak, ia masih mengenakan seragam sekolah hingga sekarang.
"Capek lah, kan masih les abis sekolah."
Ck.
Kali ini decakan Arsen tak lelaki itu sembunyikan, ia kesal entah karna apa, entah karna hal yang sama Kara lama menjawab telpon nya atau karna Kara mengatakan ia les tadi.
"Lama tadi les nya?"
Kara mengangguk mantap dengan bibir mengerucut kedepan.
"Jawab Kara."
"Ish, iya. Ily kan udah ngangguk tadi."
Ya mana ia tau.
Ingin rasa nya Arsen menjawab begitu, namun lelaki itu memilih tak meneruskan.
"Berapa lama? Guru les nya tidak macam macam kan?"
Kara memang tak nyaman saat Aron diam diam memandang nya intens tadi, namun tak mungkin rasa nya jika Kara menjawab seperti itu, yang ada Arsen akan meminta nya mencari guru baru nanti. Kan sayang uang nya!
KAMU SEDANG MEMBACA
AILY || Not an Antagonis Girl ✔️
Teen Fiction#Follow akun author dulu sebelum membaca# Aily Safitri Biar ku ceritakan dulu sedikit tentang Aily, bocah kelas 6 SD, gadis polos dengan tingkah laku yang sering membuat orang di sekelilingnya beristighfar. Anak dari emak Safitri yang bekerja sebaga...