Allo.. Malem pren✨
Selamat tahun baru hijriah😊
Karna besok Vee gak bisa up, maka nya Vee mau up sekarang aja.
Ada yang nunggu dedek emesh Ily gak?
Jangan lupa vote ya❤
***
Hiks.
Gadis yang kini mengenakan baju tidur itu tengah meringkuk di pojok kamar dengan wajah yang tersembunyi di balik lipatan tangan, rambut lurus kecoklatan nya yang tergerai asal berantakan menutupi sisi sisi samping wajah nya.
Suara sesenggukan nya masih terdengar keras, dengan kaki telanjang yang saling menindih menghalau dingin nya ubin disana.
Drt drt..
Suara getaran tak luput dering keras yang terdengar membuat gadis itu mengangkat wajah, dengan merangkak layak nya seorang bayi ia mendekat ke arah bed, layar yang menyala dari ponsel nya dengan nama Arsenio membuat nya mengeraskan suara tangis.
"Kak Nio~hiks, kak Nio, ih.. kenapa gak jawab." Suara sumbang disertai dengan sesenggukan itu terdengar, Kara meraung karna tak ada jawaban sama sekali selain suara dering yang semakin keras terdengar, ia mencoba menggeser tombol hijau di sana, kebawah, ke atas, ke kiri, bahkan ke kanan dengan gerakan abstrak, tentu Kara tak sebodoh itu untuk menggeser tombol merah, layak nya lampu jalanan Kara menebak jika warna merah disana juga mengartikan hal yang sama.
"Ish, kenapa gak bisa bisa, hiks--kok malah mati-"
Kenapa nangis?
Kara terpekik saat suara itu terdengar di sebrang sana, ponsel nya bahkan terlempar hingga ke atas bed saking kaget nya, namun sadar akan siapa yang tadi berbicara, Kara dengan cepat kembali menggapai ponsel nya.
"Kak Nio~hiks."
Kenapa nangis? Ada apa?
Suara Arsen terdengar cepat, Kara bahkan bisa mendengar suara gemurusuk rusuh di sebrang sana.
"Ta--hiks, tadi kan Ily ke kamar mandi, ada darah, ada darah kak Nio-huaa... Ily takut!"
Kara bisa mendengar umpatan Arsenio meskipun tak keras, lelaki itu tengah mengenakan pakaian dengan sebelah tangan yang semakin memperlambat gerakan nya karna tadi tak sempat mengambil ear pods saat menelpon Kara.
Ia pikir, ada seseorang yang tengah meneror Kara entah untuk urusan apa, namun mendengar sendiri jika gadis itu mengatakan darah Arsen jadi kelabakan luar biasa, yang ada di pikiran nya kini hanya datang secepat mungkin sebelum ada hal buruk yang terjadi pada Kara.
Jangan matikan sambungan telpon nya, saya kesana sepuluh menit lagi.
Kara mengangguk keras, ia saja bahkan tak tau bagaimana mengakhiri sambungan nya, jadi selain diam Kara tak bisa melakukan apapun kan? Gadis itu bahkan tak tau jika Arsen tak bisa melihat gerakan mengangguk nya tadi.
Jawab Kara, jangan diam saja!
"Ily takut, Ily takut mati."
Shit!! Cari tempat sembunyi kalau kamu takut, dimana orang tua mu?
Kara menggeleng, sesenggukan nya kembali menjadi jadi saat merasakan sesuatu yang keluar.
"Aaa~ kak Nio, Ily takut, ada yang keluar. Ily takut huaaaa."
Arsen mencengkeram setir mobil nya, untuk pertama kali mobil tercepat yang ia punya terasa lambat bagi nya, suara sesenggukan Kara yang terdengar semakin membuat nya merasa jika gadis itu dalam bahaya, dan dalam sekali sentak ia menginjak rem mobil sebelum akhir nya turun dan berlari memasuki mansion Dezard bahkan tanpa peduli pada tuan rumah yang terkejut dengan kedatangan nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
AILY || Not an Antagonis Girl ✔️
Teen Fiction#Follow akun author dulu sebelum membaca# Aily Safitri Biar ku ceritakan dulu sedikit tentang Aily, bocah kelas 6 SD, gadis polos dengan tingkah laku yang sering membuat orang di sekelilingnya beristighfar. Anak dari emak Safitri yang bekerja sebaga...