TUJUH PULUH LIMA

12K 1.3K 68
                                    


Assalamu'alaikum🙏

Good maghrib all

Ada yang nunggu Vee up gak?

Sehari gak up udah kangen aja sama komenan random kalian😭

Vote dulu kuy.

Gak sampe sedetik buat nekan bintang di pojok layar kan😓

Happy reading❤️

****

Lelaki dengan tubuh bagian atas yang terbuka memperlihatkan perban di lengan kiri nya itu membuka pintu saat ketukan itu terdengar, tatapan nya lurus kedepan, tak ada binar apapun yang terlihat, seakan menatap.udara kosong padahal jelas jelas ada orang lain di depan nya.

"Baju anda s--"

Belum juga lawan bicara nya menuntaskan kalimat, lelaki itu masuk lebih dulu. Dengan paper bag yang ia ambil secara cepat dari orang tadi.

Lelaki dengan setelan formal itu mengerutkan kening nya sekilas, ia pikir kenapa mood tuan nya malah terlihat semakin buruk setelah bertemu dengan calon nona nya?

Memilih menyampingkan itu lebih dulu, ia turut masuk kedalam tak luput menutup pintu, melangkah menuju tuan nya yang tak  ingin repot repot mengganti baju di kamar mandi, lelaki itu terlihat mengenakan kemeja dari nya tanpa mengenakan jas nya.

Berniat melepas celana bahan nya, namun tatapan lelaki itu terarah tajam ke arah nya. David, mengedipkan mata nya cepat seolah tersadar dan dalam sekali gerakan membalik arah.

"Bagaimana dengan Nona Sir?"

Gerakan lelaki itu yang tengah mengganti celana nya berhenti sekilas, berikut tanpa menjawab kembali meneruskan kegiatan nya.

Tangan nya bergerak mengambil ponsel yang ia lihat berada di atas meja.

"Bagaimana dengan Winda?"

"Sudah ada di markas Sir." Arsen menghentikan gerakan tangan nya, kali ini senyum smirk nya terlihat dengan tatapan yang penuh akan dendam.

"Wanita itu?"

"Sudah di tangani oleh para pengawal yang lain--"

"Kita kesana sekarang!"

"Baik Sir!"

👸👸👸👸

Gadis itu melepas kaca mata hitam yang sedari awal membingkai netra nya, pandangan nya mengedar, tak ada satupun orang yang ia kenal, hampir keseluruhan disana adalah orang orang berkulit putih pucat berlalu lalang.

Jika di tanya Kara takut atau tidak, tentu saja ia takut, ia tak pernah tau rasa nya pergi hingga pindah benua seperti sekarang, apalagi sendiri, namun tekad dan hati nya memantapkan nya untuk tetap pergi.

Ia melangkah pelan, menengok kesana kemari barang kali ada seseorang yang bisa membantu nya, namun tak ada, semua orang hanya sibuk berjalan cepat, atau melepas rindu dengan orang orang yang di sayang.

"Miss Caramella?"

Suara bernada tanya itu membuat Kara tersentak dan sesegera mungkin mengangkat pandangan, lelaki paruh baya yang ia yakini warga asli negara ini berada di depan nya dengan foto kecil yang menggambarkan wajah nya.

"Ya? Om itu?"

"Im Marquez, I understand Indonesian, but I can't pronounce it."

Kara loading, fikiran nya buntu mendengar bahasa asing itu terucap, namun entah mendapat ilham dari mana, Kara seakan mengerti apa yang tadi lelaki itu ucapkan, fikiriran nya seakan secara otomatis menafsirkan satu satu persatu kata yang terdengar.

AILY || Not an Antagonis Girl ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang