Assalamu'alaikum selamat pagi👋👋
Akhir nya bisa up juga.
Mana nih tangan nya yang kangen sama ke-absurd an Ily.
Absen dulu kuyy
Part ini ringan aja ya.
Vote nya jangan lupa please!
Happy reading❤
*****
"Aleen masih belum dateng?"
Kara bertanya sembari meletakkan tas nya di atas meja yang bersebelahan dengan Nada, gadis itu sudah anteng dengan earphon yang terpasang di telinga.
"Senin, jadwal nya Pak Aron again, jadi gak usah heran." Kara mengangguk tipis, selanjut nya turut mengerucutkan bibir karna sadar jika nanti berarti juga jadwal les nya dengan Aron.
Setelah les pertama kemarin sebenar nya Kara mengakui jika ia perlahan faham dengan pelajaran maha ribet anak SMA, jadi ia mencoba menyingkirkan rasa tak nyaman saat bersama dengan Aron itu demi memulihkan kepintaran nya.
"Aleena masih belum baikan sama Pak Aron emang?" Nada terlihat menghela napas panjang sebelum melepas benda berwarna putih di telinga nya itu sembari membuka suara.
"Sebelum nya gue udah pernah bilang ke dia, kalau semua yang di paksain itu gak mungkin berakhir baik, tapi dia kekeh tetep ngelakuin apa yang dia yakinin bener, yaudah lah terserah dia."
Sesuatu yang di paksain?
Sekilas Kara mengerutkan kening, ingin bertanya lebih lanjut namun gerakan mata Nada yang mengatakan jika Aron mulai memasuki kelas membuat nya terdiam. Sejurus kemudian mengeluarkan buku dari tas dan memulai pelajaran dengan bibir mengerucut kedepan.
👸👸👸👸
"Aleen kemana aja?! Ily kangen pengen ngobrol bareng loh padahal?" Pekikan Kara itu terdengar menguasai ruang kelas yang sepi, hanya ada Nada yang sibuk dengan kegiatan nya yaitu membaca komik, jangan salah, tomboi tomboi dan jago bela diri begitu kegiatan favorit Nada yaitu membaca komik.
Setelah bel istirahat pertama terdengar, Kara dan Nada memang memutuskan untuk berdiam di kelas, menghalau ngantuk yang menyergap akibat ia yang semalam menelpon Arsen hingga jam sepuluh malam, iseng ia melakukan Video call dengan Aleen menanyakan langsung alasan kebolosan kedua kali gadis berwajah bulat itu.
Aleena mendengus sembari memutar bola mata, malas mendengar ocehan Kara yang menurut nya terlalu lebay bagi gadis itu, masih 3 hari loh gak ketemu, belum setahun udah kangen aja, begitu kata hati nya.
"Males gue sekolah, apalagi tuh Aron makin hari makin masa bodo kayak nya sama gue, gedeg banget gue tuh, berasa gue doang yang berusaha buat pertahanin hubungan kita."
Kara meringis sembari menggaruk kepala nya yang tak gatal, antara tak tau ingin menjawab apa dan tak mengerti masalah apa yang sahabat nya itu hadapi.
"Dari awal gue udah bilang kan, lepasin Al, lu gak akan kuat buat pertahanin kalau lu doang yang berjuang, disini lu udah jelas tau kalau pak Aron gak ada usaha nya sedikitpun buat pertahanin hubungan kalian."
"Gue cuman masih belum bisa ngelepasin dia Nad, tiga tahun gue nahan rasa gue buat dia, dan setelah kita jadian, lu fikir gue bakal lepasin dia gitu aja?"
"Terserah, tapi menurut gue, percuma lo jadian kalau hati dia bukan milik lo, ibarat nya kayak lo berharap sama sesuatu yang gak bisa lo gapai."
"Kalian pada ngomongin apa sih, Ily gak ngerti loh, gak ada yang mau jelasin?"
KAMU SEDANG MEMBACA
AILY || Not an Antagonis Girl ✔️
Jugendliteratur#Follow akun author dulu sebelum membaca# Aily Safitri Biar ku ceritakan dulu sedikit tentang Aily, bocah kelas 6 SD, gadis polos dengan tingkah laku yang sering membuat orang di sekelilingnya beristighfar. Anak dari emak Safitri yang bekerja sebaga...