Helio rasa-rasa tidak pernah sebahagia ini sebelumnya. Setelah obrolannya semalam dengan North, pemuda cokelat itu benar-benar nekat untuk memulai perjalan esok hari. Tepatnya, hari ini.
Sudah pagi-pagi sekali Helio bangun. Merapikan kamar sementaranya meski tiap hari memang sudah rapi seperti biasa. Helio tidak pernah mengkotak-atik seluruh barang di dalam. Hanya mengandalkan tempat tidur dan kamar mandi saja. Dan satu benda yang menyimpan pakaian. Itu pun pakaian milik Markus yang dipinjamkan.
Helio mengemas barang-barangnya yang tidak banyak. Hanya tas sekolah yang berisi buku jurnal ayahnya dan satu buah kantung cokelat kecil berisi koin pemberian Ibu Markus. Pemuda itu juga meminta kembali pakaian yang dia pakai kala pertama kali ke kota bangsawan ini.
"Sudah rapi saja kau." Markus tiba-tiba hadir bersandar di tiang kamar sembari melipat tangan di dada.
Helio tersenyum lebar dan menoleh. "Aku sudah tidak sabar."
"North sudah mengabarimu?"
Pemuda cokelat itu menggeleng. "Katanya semalam kan, tidak perlu menunggu kabar. Kita hanya perlu ke lokasi yang dia sebutkan."
Sebelah alis North terangkat. "Kita? Bukan hanya kau saja?"
Helio mencibik. "Jangan menarik ucapanmu. Kau sudah setuju semalam."
"Aku tidak."
"Kau, iya," sanggah Helio dengan sedikit tekanan dan suara yang besar. Pemuda itu kemudian berjalan menghampirinya. "Jika kau tidak ikut pun, aku akan menyeretmu."
Markus mencibik. "Pemaksa."
Pemuda bangsawan itu berbalik dan berjalan turun menuju ruang makan. Mendapati ibunya yang sudah duduk manis dengan beberapa hidangan makanan.
"Selamat pagi, anak-anak."
"Selamat pagi, Ibu."
"Selamat pagi, Nyonya."
Ibu Markus tersenyum seraya melirik Helio. "Kau terlihat terang sekali pagi ini, Nak Helio."
Pemuda itu mengangguk. "Hari ini aku akan memulai perjalananku mencari Sky Dream."
"Pantas saja semangatmu terpancar begitu kontras, tapi artian lain, kau juga akan meninggalkan rumah ini."
Helio tersenyum kikuk mendengar panutan wanita itu. Melirik ke Markus, pemuda itu sendiri sudah duduk manis di kursinya dengan pelayan yang pelan menuangkan teh di cangkirnya.
"Itu justru lebih baik. Ibu tidak akan melihat lelaki gila biang masalah ini lagi," tutur pemuda bangsawan itu.
Sontak Helio mendelik menatap kepalanya. Mengharapkan itu pecah berkeping-keping seperti balon. Sedangkan Ibu Markus hanya tersenyum menanggapi. Mengerti kalau ucapan putranya hanya sekadar bercanda biasa.
Helio kemudian mengikutkan diri duduk bergabung memulai sarapan. Menunggu beberapa saat, Ayah Markus akhirnya ikut hadir bersama mereka.
"Kau terlihat sudah sangat siap, Nak Helio."
"Tentu, Tuan," balasnya dengan senyum yang merekah. "Aku dan Markus akan bertemu North dekat kebun Selatan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Sky Dream || NCT Dream
Fantasy[!!!] 𝙒𝙞𝙡𝙡 𝙗𝙚 𝙗𝙖𝙘𝙠 𝙪𝙥𝙙𝙖𝙩𝙚 𝙤𝙣 𝙈𝙤𝙣𝙙𝙖𝙮! ⚠️ 𝗔𝗹𝘂𝗿 : 𝗟𝗮𝗺𝗯𝗮𝘁 ⚠️ Berawal dari gosip tentang Tanah Yang Hilang, penduduk negeri Arcus berbondong-bondong memecahkan lokasinya. Namun, hal itu hanya bertahan sementara hingga mu...