BAB XXIV

156 32 0
                                    

Lantas raut kebingungan dan terkejut mereka kian terlihat ke permukaan. Helio bahkan sampai mendekati Juan melebihi North.

"Apa maksudmu jebakan?"

Pemuda tinggi itu menatap keempatnya bergantian sebelum terhenti lebih lama pada Helio. "Roti isi itu ... bukan makanan," ucapnya.

"Hah?"

Markus lalu mengambil langkah. Menarik kerah belakang Helio untuk menjauh dari Juan. Dirinya pun mengambil alih. "Kau sepertinya tau banyak soal kota ini."

Juan mengangguk. "Aku lahir dan besar di sini. Sebelum hari itu datang."

"Juan, izinkan aku bertanya. Apa kabar tentang kota Nekros yang mengisolasi sendiri itu benar?" kali ini North pun membuka suara.

"Kau pernah mendengarnya?" Juan berbalik bertanya.

"Beberapa anggota tentara terdahulu pernah bercerita soal kota Nekros."

Juan terlihat menahan napasnya sejenak sebelum dihembus perlahan. "Itu benar," jawabnya kemudian. "Tapi itu tidak terjadi tanpa alasan. Gerbang Nekros ditutup sebab seluruh penduduknya terkena penyakit menular yang sulit disembuhkan."

"Penyakit menular?"

Pemuda baru itu lalu melepas kain yang menjadi penutup kepala dan setengah wajahnya. Memperlihatkan kulit lengan dan lehernya yang dipenuhi dengan bercak bulatan putih yang berjarak. Keempat pemuda itu lantas kembali terdiam.

"Ini adalah jamur putih. Penyakit yang diderita oleh seluruh penduduk tanpa terkecuali," ungkap Juan.

North dan Helio lantas mendekat untuk melihat lebih. Mencoba menyentuh lengan pemuda tinggi itu sebelum ditarik sang pemilik.

"Jangan disentuh. Kubilang ini menular," tegurnya membuat kedua pemuda itu sedikit tersentak.

"Apa semua penduduk meninggal karena penyakit itu?" tanya Markus.

Juan mengangguk. "Semua dokter kota menyerah mencari penawarnya dan memilih untuk keluar. Sementara mereka yang memilih menetap akhirnya ikut terjangkit. Termasuk Wali Kota."

North terlihat memasang raut penyesalan setelah mendengar seluruh ceritanya. Sebelum Helio kembali membuka suara.

"Apa kuburan tulang itu milik penduduk kota?"

"Kuburan tulang? Maksudmu lahan kematian?"

Helio berkedip.

"Iya, benar. Itu adalah tulang belulang penduduk kota bersama beberapa tentara. Mereka bercampur di sana," jelas Juan.

Pemuda tinggi itu kembali memakai kain penutupnya sebelum pandangannya teralih pada mereka kembali.

"Kau menyebutkan, kalau kau dan saudara tirimu adalah tentara kerajaan, bukan?"

North melirik Jade sebentar sebelum mengangguk. "Benar."

Juan menjilat bibir bawahnya sebelum berbicara. "Aku sebenarnya tidak suka pada kalian. Mengingat masa lalu di mana seluruh penduduk kota dibantai habis-habisan."

"Tunggu. Apa maksudmu dibantai?" sela Markus.

Pemuda tinggi itu menunduk mengalihkan pandangan. "Menurutmu arti apa lagi dari kata pembantaian?" ucapnya pelan.

"Tapi kau bilang mereka meninggal sebab penyakit jamur putih," bingung North.

"Itu juga benar namun, bagi penduduk yang mencoba untuk tetap bertahan, mereka justru dipaksa mati habis-habisan." Juan lalu mengangkat wajahnya. "Rajamu yang terkenal baik itu menurunkan perintah untuk melenyapkan kota."

Sky Dream || NCT DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang