BAB XXXVIII

140 28 2
                                    

Semuanya sontak terkejut. Bahkan lebih terkejut ketika Helio berteriak tepat di sampiang telinga Markus. Pemuda bangsawan itu tanpa segan langsung menutup mulutnya rapat-rapat.

"Kau mengejutkanku, bodoh!"

Helio hanya bereaksi yang sama. Berusaha berbicara meski mulutnya tertutup tangan Markus, menatap sekumpulan batu yang berubah seperti kurcaci.

North maju selangkah dari mereka dan menatap makhluk aneh tersebut. Kepalanya sedikit teleng. "Kalian siapa?"

Makhluk kecil yang berdiri paling depan, masih membawa bongkahan sebab timpukan Helio tersenyum. "Namaku Troll-baba. Tetua dan penasehat para Troll."

"Troll?"

Helio melepas paksa tangan Markus dari mulutnya dan mendekat di samping North. "Troll?"

Troll-baba mengangguk. "Kami adalah Troll. Penjaga Pohon Bumi Bawah Tanah."

"Hah?"

"Kalian mungkin masih sangat terkejut. Kami pun begitu. Sudah beratus-ratus tahun sejak kami kedatangan manusia di wilayah kami. Oh? Bukan. Maksudku, puluh tahun. Dulu kami pun pernah bertemu dengan manusia sebelum kalian. Sebuah hal yang menakjubkan."

North dan Helio bertukar pandang sejenak sebelum kembali pada sekawanan Troll.

Troll-baba kemudian melirik pada Jade yang berdiri di belakang. "Demi! Teman kalian terlihat sedang terluka. Izinkan kami membantunya."

Ucapan itu membuat North ikut melirik Jade. Saudara tirinya itu masih terdiam dengan pandangan sedikit terkejut menjadi pusat perhatian beberapa makhluk Troll. Bahkan beberapa dari mereka sudah menggelinding menghampirinya lalu berubah seperti kurcaci di sekitarnya.

Tinggi mereka hanya sekitaran lutut orang dewasa. Memiliki mata yang berbulat sempurna beserta hidungnya. Mulut mereka lebar, terlebih saat tersenyum yang jika diukur dengan mulut manusia, ujung bibir mereka bisa mencapai daun telinga.

"Mari," ucap salah satu mereka seraya mengulurkan tangan.

Jade masih terdiam. Memancarkan aura keraguan untuk mengikuti arahan makhluk baru itu.

"Jangan khawatir. Kami tidak berbahaya," ujar Troll-baba. "Kami hanya ingin menyembuhkan lukamu."

"Ikutlah, Jade," sambung North ikut meyakinkan.

Lantas tidak ada pilihan yang bisa dilakukan, Jade mengulurkan tangan pada mereka yang langsung dijabat baik. Menuntunnya berjalan dengan sangat pelan meski harus sedikit membungkuk karena jauhnya perbedaan ukuran mereka.

"Sebuah kehormatan menerima tamu makhluk sempurna Tuhan. Hari ini, mari buat sambutan perayaan untuk mereka."

Setelah ungkapan tetua, seluruh Troll sontak berseru ria. Menggelinding menjadi bola batu menghampiri mereka sisanya. Menarik hingga bahkan menuntun mereka secara terpisah. Ada yang medekati Juan dan Markus dengan cara bersusun layaknya menara.

North tampak terkekeh kecil melihat sikap ramah sekumpulan makhluk baru ini. Berbanding dengan Helio yang masih belum terbiasa dengan keberadaan mereka. Bahkan ketika sekumpulan Troll mendekat dan mengerumuninya, pemuda tan itu sedikit panik hingga memanggil nama Markus.


Tidak sempat mereka pungkiri kalau mereka akan mendapatkan hal yang seperti ini di bawah tebing. Sekumpulan makhluk Troll melakukan perayaan dengan cara menari berbentuk lingkaran. Saling berpegang tangan mengikuti intruksi ketukan nada dan berganti menjadi bergiling. Hal itu dilakukan secara bergantian. Menjadikan tempat yang semula menyeramkan kini menjadi mengasyikan dan sedikit menggemaskan.

Sky Dream || NCT DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang