"Dengerin gue dulu," Bryan menahan tangan gadis dihadapannya
"Apa lagi Bry?," gadis itu menatap Bryan kesal tangannya tidak juga dilepas dari genggaman
"Masalah tadi gue g-."
Nada dering ponsel Bryan menghentikan ucapan pria itu. Masih dengan menahan tangan gadis itu Bryan menerima panggilan dari Keyra.
Gadis itu membuang muka enggan menatap Bryan yang masih menatapnya walau sedang berbicara ditelfon.
"Gue kesana."
"Mau pergikan?, lepas tangan aku," titah sigadis
"Gue jelasin nanti, hati-hati dijalan kalau ada apa-apa kabarin."
Bryan langsung berjalan pergi dan berhenti didepan perpustakaan. "Ra" panggilnya karena tidak menemukan kembarannya didalam sana
"Dorr" Keyra menepuk pundak Bryan dari belakang lalu tertawa, karena asik tertawa ia sampai tidak sadar kalau ada yang lewat dibelakangnya hingga Bryan menarik tangannya agar minggir
"Jangan berisik," ucap Bryan
"Lagian muka kamu gitu,"
"Ayo pulang," Masih dengan memegang tangan Keyra mereka keluar dari perpustakaan menuju parkiran.
"Bi makan dulu yuk," ajak Keyra saat sudah duduk dimobil
"Dimana?"
"Ditempat biasa aja sekalian mau beli buku yang tadi ada di perpustakaan."
"Hm."
"Kamu tadi dari mana?," tanya Keyra menatap wajah adiknya yang fokus menyetir
"Kenapa?,."
"Wangi parfum kamu beda," Keyra mencium lengan Bryan
"Oh itu kena temen."
"Aromanya parfum cewek," Keyra menatap curiga adiknya
"Emang cewek."
"Pacar kamu ya?"
"Bukan"
"Hm percaya deh"
Mereka sampai di mall dan langsung mencari outlet makanan yang biasa mereka datangi. "Kamu mau apa Bi?," tanya Rara
"Samain sama kamu."
"Okay."
Bryan menatap sekeliling dan menemukan gadis yang ia kenal sedang berjalan menuju outlet yang berada tepat disebelah outletnya.
"Itu anak kampus kita juga kan?" Tanya Keyra menunjuk sigadis
"Hm," jawab Bryan
"Dikelas aku banyak yang suka sama dia."
"Oh."
"Dia ga famous kaya Rose tapi dikelas aku banyakan yang suka sama dia."
"Hm."
"Kamu kenal dia ga?"
"Ga deket."
"Kemarin aku liat temen kamu jalan sama dia," ucap Rara
"Temen aku siapa?"
"Lupa namanya aku," jawab Rara sambil makan
"Ngapain?," Bryan menatap tajam gadis itu
"Jalan di taman gitu, temen aku yang liat." Jelas Rara
Bryan hanya diam tidak menanggapi apapun.
❤️❤️❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
My Perfect Husband
RomantizmCover by: Shoviya ••••••••••••••••••• "Pernikahan bukan pilihan yang mudah. Saat mereka harus memutuskan segala hal bersama, mengikuti apa yang disuka dan apa yang tidak disukai pasangannya. Pernikahan bukanlah suatu mainan jika bosan maka berhenti...
