11. Penyelesaian

24.6K 1.4K 77
                                    

Queisha menyiapkan makan malam seperti biasa, ia tidak akan meningalkan kewajibannya.

Queisha yang sudah selesai memasak langsung menuju ruang kerja Rayan, Rayan sibuk setelah tadi pulang karena Queisha mendiaminya.

"Makan, udah aku siapin" ucap Queisha

"Iya" jawab Rayan

Saat akan bangun dari kursinya. Rayan menerima telfon entah dari siapa, Queisha kembali ke ruang makan.

Saat sarapan Queisha dan Rayan hanya diam, Rayan sejak tadi berusaha berbicara dengan Queisha, tapi Queisha hanya menjawab singkat

Queisha ikut dengan Rayan ke kantor dan memanggil Merxy juga Lena, mereka berkumpul di ruangan Rayan lantai 7

"Saya kecewa dengan cara kerja anda yang tidak profesional" ucap Rayan menujuk Merxy

"Maksud kamu apa?" tanya Merxy

"Babe aku buktiin kalau aku gak ngelakuin apapun ke Merxy" ucap Rayan pada Queisha yang duduk di kursi Rayan

Ada 2 orang yang datang dengan pakaian hitam dan menyiapkan sesuatu.
memasukan kaset dan muncul video di Tv, yang menunjukan kedatangannya kemarin. Semua diam menyimak.

Satu rekannya bertugas mengatur video dan yang satu lagi menjelaskan.

"Dari video ini Tuan Rayan dan Nyonya Merxy memang bertemu di lobby dan masuk kedalam lif. Terlihat tuan Rayan menekan tombol 7, itu artinya mereka menuju ruangan ini. Tuan Rayan dan Nyonya Merxy sudah berada di ruangan ini, mereka terlihat berbincang dan datang OB memberikan dua gelas minuman dan saat itu Tuan Rayan sedang menerima telfon dan membelakangi Nyonya Merxy, nyonya Merxy menuangkan sesuatu kedalam minuman tuan Rayan dan saat sudah selesai menerima telfon tuan Rayan meminum minumannya, tidak lama dari itu mereka selesai berbincang dan Nyonya Merxy keluar dari ruangan Tuan Rayan.Tuan Rayan keluar dari ruangan dan memasuki lif.Tuan Rayan menekan tombol 21 dan masuk sendiri kedalam ruangannya, tanpa nyonya Merxy. Nyonya Merxy berjalan menuju ruangan Tuan Rayan sendiri tanpa ada pakasaan setelah itu Nyonya Queisha datang dan tidak lama Nyonya Lena datang"

Video selesai di putar, Queisha tersenyum senang, dan Rayan menghampiri Merxy yang merasa takut.

"Sudah jelas maksud saya?" tanya Rayan terhadap Merxy

"Tapi rekaman di dalam ruangan tidak ada bukan? Tidak ada yang tau apa yang kamu lakuin ke saya" tanya Merxy

"Ingin ditayangkan?" tanya Rayan

"Aku bisa lanjutin ceritanya" ucap Queisha

"Silakang Babe" jawab Rayan dengan seringainya

"Setelah masuk Rayan pingsan dan Merxy datang membawa Rayan agar berbaring di sofa, lalu membuka kemeja Rayan juga kemejanya, membuat penampilan yang berantakan, vas yang pecah bukan karena terjatuh saat Merxy melakukan perlawan, tapi karena dijatuhkan agar yang lain percaya kalau itu jatuh karena Rayan memaksa Merxy dan tanpa sengaja Merxy menjatuhkannya, ruangan yang berantakan sengaja di setting agar lebih mendukung pernyataan Merxy, minuma Alkohol seolah-olah Rayan mabuk dan melakukan hal itu pada Merxy, dalam keadaan tidak sadar. Semua dilakukan untuk mendukung rencana Merxy dan membuat saya dan Rayan bertengkar hingga berpisah" jelas Queisha

"Kalian-"

"Kami gak selemah itu, sampai akan berpisah tanpa bukti" ucap Rayan tegas

Merxy bangkit dan akan keluar dari ruangan Rayan, namun ditahan "Minta maaf ke istri saya" ucap Rayan

"Ti-"

"Minta maaf sekarang!"

"Saya minta maaf" ucap Merxy

"Jangan kaya gini, kamu terlihat bodoh" jawab Queisha

Merxy tidak perduli dan langsung keluar dari ruangan, diikuti dengan yang lain menyisakan Queisha dan Rayan

"Aku seharusnya lebih dengerin kamu" ucap Rayan memeluk Queisha

"Kalau aku jadi kamu, aku juga gak bisa menghindar mungkin"

"Makasih udah percaya"

"Sesuai janji kita"

"Love you"

"To"

Mereka berpelukan semakin erat, rasanya sangat senang saat Queisha sudah kembali dalam pelukannya.

"Makasih udah mau bantu aku" ujar Rayan  mengecup rambut Queisha

"Aku percaya sama kamu, dan aku yakin kamu gak bakal kaya gitu"

"Kemaren kamu cari bukti juga heum? Makanya pulang telat?" tanya Rayan

"Iya, aku gak percaya gitu aja soalnya aku yakin kamu gak bakal ngelakuin itu"

"Seyakin itu?" tanya Rayan

"Kalau kamu emang mau ngelakuin hal itu, kamu bisa langsung bilang sama aku, kan hem aku udah hem udah mau" ucap Queisha dan pada akhir kalimatnya suaranya sangat kecil

Rayan tersenyum ia akan menggoda istrinya ini "Apa Qey? Aku gak denger"

"Ish masa gak denger?"

"Serius yang kamu ngomongnya kecil banget"

"Aku udah ngizinin kamu buat nyentuh aku, tapi kamu nolak kan dengan alesan kamu maunya aku bener-bener siap nanti setelah lulus" ucap Queisha

"Sentuh gimana? Aku udah sering sentuh kamu"

"Kamu kok jadi bodoh gini yah?" kesal Queisha

"Eh mulutnya, ngatain suami heum?" tanya Rayan

"Maaf aku lupa hehe" Queisha menyembunyikan wajahnya pada leher Rayan

"Eh tadi kamu bilang apa?" tanya Rayan menjauhkan wajah Queisha dari lehernya agar menatapnya

"Ish aku kan kan udah kasih izin kamu buat ngelakuim itu ke aku, tapi kamu nolak, masa iya kamu nolak aku tapi mau sama tante" ucap Queisha dalam sekali tarikan nafas

"Ouh kalau masalah nolak bukan aku gak mau, tapi aku gak mau kamu terburu-buru, aku bisa kok nunggu nanti" Rayan menatap Queisha

"Heum aku cuma gak mau ngerasa aku gak bisa jadi istri yang baik"

"Kamu udah jadi istri yang baik buat aku, masalah itu gak usah dipikirin, nanti juga aku dapet" ujar Rayan

"Iyaiya"

"Yaudah ayo pulang" ajak Rayan

"Kamu gak kerja?"

"Nggak" Rayan merangkul pinggang Queisha dan keluar

"Kenapa?" tanya Queisha

"Mau berduaan sama kamu" jawab Rayan dengan mencium pelipis Queisha

-------------------

7 Mei 2020

My Perfect Husband Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang