"Kak Bi" gadis itu membawa boneka kesayangannya dan mengetuk pintu besar yang tertutup rapat
"Hiks kak Bi buka"
Terdengar suara kunci yang diputar dan pintu terbuka menampakan pria dengan kaos polos biru dan celana pendek.
"Kenapa Clar?" Bryan menggendong Clarie masuk ke kamarnya dan dengan kakinya Bryan menutup pintu
Bryan membaringkan Clarie dikasur. "Kenapa?"
"Takut"
"Tidur disini aja" Bryan berbaring disamping Clarie dan memakai selimut untuk mereka berdua
"Kakak jangan pergi" Clarie menahan tangan Bryan
"Iya"
Clarie menutup matanya karena ia merasa ngantuk tapi karena mimpi buruk ia jadi terbangun.
Kamar Clarie paling dekat dengan kamar Bryan, jadi kalau terbangun Clarie akan ke kamar Bryan.
Pria itu melihat adiknya sudah tidur memutuskan untuk kembali tidur. Perlahan Bryan menyelipkan tangannya dibawah kepala Clarie.
Jam sudah menunjukan pukul 6, Queisha bangun menuju kamar Clarie karena Clarie akan pergi ke sekolah.
"Clar" Queisha tidak menemukan siapapun di kamar anaknya itu
"Clar?" Masih tidak ada jawaban
Queisha bergegas menuju kamar Bryan, biasanya Clarie akan pindah ke kamar Bryan.
"Bi belum bangun?"
"Bryan"
Terdengar suara kunci dibuka dan pintu ditarik. "Kamu disini Clar?"
Tadi yang membuka pintu adalah Clarie dan sekarang ia kembali tidur disamping kakaknya.
"Bangun kamu sekolah Clar"
"Iya mamah"
Queisha membuka hordeng dan sinar matahari langsung masuk. "Kakak" rengek Clarie menyusupkan wajahnya menghadap dada Bryan
Bryan mengelus kepala Clarie. "Wah asik banget masih tidur" Rara masuk ke kamar dan menatap iri pada Bryan dan Clarie
Rara langsung berjalan ke kasur dan berbaring disamping Clarie. "Rara kok malah ikut tidur lagi" omel Queisha
"Ngantuk" sahut mereka
"Pah liat gak ada yang mau bangun"
Rayan melihat ketiga anaknya yang tertidur didalam selimut. Pria itu tersenyum. "Bangun kalian harus sekolah."
"Papah Clar masih ngantuk."
"Oh, kamu mau naik kelasnya diundur?."
"Enggak, Clar bangun sebentar lagi."
"Lama papa duluan."
"Jangan," Clarie duduk menatap sayu papanya
"Bangunin kakak kamu."
"Okay papa," sebelum pergi Rayan mengecup kening ketiga anaknya
Clarie mulai membangunkan kakaknya. "Kak Bi bangun," Clarie duduk diperut Bryan dan menepuk pipi Bryan pelan
"Kak Biiiiii bangun ayo kita sekolah," Bryan membuka matanya
"Kakak bangunin kak Rara ya, Clar mau mandi," Clarie turun dari kasur dan menuju kamarnya
Bryan melihat Rara yang masih tidur dengan selimut menutupi hingga menyisakan kepalanya saja.
"Ra bangun," Bryan menggoyangkan lengan Rara dan menarik selimut
"Bentar lagi Bi"
"Bangun sekarang," Rara membuka matanya dan menatap Bryan kesal
"Nyebelin." Rara keluar dari kamar Bryan menyisakan Bryan yang merapikan kasurnya
Setelah selesai merapikan kasur Bryan langsung mandi dan turun untuk sarapan begitupun yang lainnya.
"Pagi," sapa Bryan
"Pagi kak Bi," Clarie sudah duduk dikursi bersama Rayan yang sedang mendengarkan cerita anak bungsunya
"Kak Rara mana?" Tanya Clarie
"Kakak disini," Rara datang langsung mencium pipi Clarie
"Nanti siapa yang mau anter Clar ke sekolah?" Tanya anak itu dengan semangat
"Kamu mau siapa?" Tanya Rayan
"Kak Biiiii," jawab Clarie cepat dan dibalas anggukan setuju oleh Bryan
"Yeay," Rara ikut senang karena ia bisa bareng dengan adik kecilnya
"Nanti kakak pangku ya," ujar Rara
"Gak mau, Clar bukan anak kecil."
"Sekarang sarapan," titah Rayan dan mereka mulai makan
_________
"Bryan aku cinta sama kamu, jadi pacar aku ya?" Tanya seorang gadis yang berdiri dihadapan Bryan yang menatapnya datar
"Sory gue enggak," setelahnya Bryan pergi dari sana
Itu bukan pertama kali Bryan alami sudah sering teman sekolahnya menyatakan cinta dan selalu Bryan tolak.
"Bryan tunggu kasih gue kesempatan," gadis itu menahan tangan Bryan
Bryan menepis tangan gadis itu dan melanjutkan jalannya. Ia tidak akan memberi harapan apapun pada gadis yang menyatakan cinta padanya, karena sampai saat ini ia hanya mencintai Queisha, Rara, dan Clarie.
Bryan berjalan menuju perpustakaan dan terhenti karena seseorang berdiri dihadapannya, "Dari mana?" Tanya gadis itu dan Bryan menunjukan botol minum ditangannya
"Ayo," gadis itu mendahului Bryan menuju perpustakaan
Gadis itu adalah Bella, Bryan ditugaskan untuk menjadi tutor Bella yang sebelumnya sakit dan tidak masuk sekolah selana dua minggu, saat Bella masuk guru itu sakit jadi tidak bisa mengajarinya. Bryan melakukannya karena ia ketua kelas dan merupakan siswa pintar.
Sampai di perpustakaan Bryan langsung menjaskan materinya dan memberikan soal untuk dikerjakan. Mata tajamnya menatap sekeliling dan ia melihat seseorang yang langsung pergi saat ia menatapnya.
"Udah Bi," Bryan melihat tidak ada yang salah
"Okay," Bryan bangun dan pergi dari sana
Ia berjalan menuju mobilnya, Rara sudah pulang duluan dijemput Rayan. Saat masuk kedalam mobil ia melihat gadis yang sebelumnya bersembunyi di perustakaan sedang berjalan disamping mobilnya.
"Oh dia."
__________
17 Juni 2022
Jadi aku lupa up extra part 1,kemarin langsung yang 2.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Perfect Husband
RomanceCover by: Shoviya ••••••••••••••••••• "Pernikahan bukan pilihan yang mudah. Saat mereka harus memutuskan segala hal bersama, mengikuti apa yang disuka dan apa yang tidak disukai pasangannya. Pernikahan bukanlah suatu mainan jika bosan maka berhenti...