Tubuh Rayan rasanya tegang saat mendengar istrinya tertusuk. ia kalah cepat. "Saya kesana" Rayan segera mematikan sambungan telfonnya dan berlari menuju mobilnya
"Pak Rapatnya-" Lena yang melihat Rayan pergi begitu saja kaget
"Saya ada urusan" ujar Rayan
Rayan mengendarai mobilnya dengan kecepatan di atas rata-rata. Ia sangat panik. Rayan sampai dirumah sakit, dan masuk ke dalam mencari ruangan Queisha.
Dokter Arnold baru saja keluar dari ruangan Queisha. "Queisha kenapa?" tanya Rayan
"Queisha tertusuk di bagian perutnya untung tidak mengenai organ dalamnya karena tusukannya tidak terlau dalam. kekurangan banyak darah karena tusukan itu, dan kepalanya terbentur meja."
"Queisha udah bangun?"
"Belum, saya ngak bisa memprediksi kapan Queisha bangun"
Rayan langsung masuk dan melihat Queisha masih memejamkan matanya. Kepalanya diperban.
"Maaf" ujar Rayan ia merasa gagal menjaga Istrinya sampai Istrinya dalam keadaan seperti ini
"Sayang, aku selesain masalah ini dulu nanti aku kesini lagi" Rayan mencium Queisha dan pergi keluar
Rayan berjalan menuju ruangan dokter Arnold untuk meminta penjelasan apa yang terjadi dengan istrinya.
"Jadi gimana kronologinya dok?"
"Ada pasien kecelakaan, saya meminta Queisha untuk menangani setelahnya saya pergi dari sana. Queisha ditemani suster. " jelas dokter Arnold menunjuk suster yang duduk di kursi samping Rayan
Flashback on
Setelah Dokter Arnold pergi Queisha langsung melaksanakan tugasnya. Saat sedang membersihkan darah pada bagian wajah pasien Queisha memperhatikan wajah pasien itu sepertinya ia kenal dengan wanita ini. Tiba-tiba pasien membuka matanya dan Queisha kaget. Bukan karena pasien membuka matanya.
"Merxy" ucap Queisha
Merxy mengeluarkan sesuatu dari dalam bajunya dengan posisi masih berbaring dan itu adalah pisau. Merxy menusuk Queisha dengan pisau itu dan menariknya, bersiap untuk menusuk Queisha lagi.
Suster yang melihat itu segera menarik Merxy agar menjauh dari Queisha yang bajunya mulai memerah. Merxy mencoba melepaskan cekalan suster itu, ia mendorong suster itu hingga menubruk tembok dan setengah sadar dengan darah di kepalanya.
Merxy mendekati Queisha yang menahan sakit karena tusukan itu, ia menarik rambut Queisha kencang hingga bangun dari duduknya dan Queisha mencoba meraih tangan Merxy agar melepas tarikannya.
''Kita ketemu lagi Queisha'' ujar Merxy
''Lepas'' Queisha berteriak karena rasa sakit juga karena tidak tahan dengan sikap Merxy
''Ingat! saya akan merebut Rayan'' ujar Merxy dengan berteriak di hadapan Queisha yang sudah mulai menutup matanya karena darah yang terus keluar dari perutnya, tapi masih melakukan perlawanan
Saat melakukan perlawanan Merxy melepaskan tarikannya dan Queisha terjatuh dengan kepala yang membentur meja yang berisi peralatan, hingga pingsan.
![](https://img.wattpad.com/cover/203509264-288-k860485.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Perfect Husband
RomanceCover by: Shoviya ••••••••••••••••••• "Pernikahan bukan pilihan yang mudah. Saat mereka harus memutuskan segala hal bersama, mengikuti apa yang disuka dan apa yang tidak disukai pasangannya. Pernikahan bukanlah suatu mainan jika bosan maka berhenti...