Queisha hanya diam menatap kosong pada lapangan yang sedang ramai, entah karena apa, Queisha tidak perduli.
Pikirannya terbang jauh, memikirkan segala hal yang sangat mengusik pikirannya.
Rayan hari ini kuliah, namun sudah selesai sejak 2 jam yang lalu, sedangkan Queisha baru saja selesai dan tidak berminat untuk pulang.
Hatinya yakin Rayan tidak mungkin berbohong padanya, namun logikanya menolak.
Sejak kepulangannya dari Jerman sekitar 3 minggu yang lalu, ia merasa ragu akan Rayan, namun selalu ia tutupi dengan berusaha lebih yakin.
"Qey gak pulang?" tanya Lucas yang langsung duduk di samping Queisha
"Ini mau pulang, duluan yah" Queisha segera bangkit dan menuju parkiran
"Kenapa langsung pergi pas gue dateng?" tanya Lucas
"Gue emang udah mau pergi"
Lucas mengikuti Queisha menuju parkiran. "mau ngapain sih?" tanya Queisha saat Lucas mengikutinya
"Cuma mau nanya" jawab Lucas
"Udah gue jawab kan?, gue duluan" Queisha masuk kedalam mobilnya
Queisha tidak ingin ada yang melihat mereka bareng dan berakhir Rayan tau, yang berakibat marah padanya.
Queisha akan datang ke kantor Rayan, tanpa mengabari, ia akan menceritakan perasaan gelisahnya.
Queisha benaiki lif dan menekan tombol 21. Keadannya sangat sepi karena hanya ada ruangan Rayan.
Ruangan Rayan jika sedang tidak ada tamu.
Queisha memutuskan untuk masuk kedalam ruangan Rayan, namun terkunci.
"Eh kok di kunci?" tanya Queisha mencoba mendorong pintunya
Ia mengambil hpnya dan mencoba menelfon Rayan namun tidak juga di angkat.
Queisha memutuskan untuk menelfon dan menunggu Lena. Hingga akhirnya Lena datang.
"Ibu, siang bu" sapa Lena
"Siang Len, Rayan ada di ruangannya?" tanya Queisha
"Terakhir saya lihat ada bu, gak ada jadwal buat keluar juga bu"
"Tapi kok pintunya ke kunci yah?" tanya Queisha
"Saya kurang tau bu, saya juga gak punya akses buat buka"
"Aku telfon lagi deh" Queisha menelfon Rayan lagi, spam chat
"Biasanya Rayan kalau di sini berarti gak ada tamu dong, kok ini keknya sibuk banget"
Klik
Queisha dan Lena langsung memusatkan perhatiannya pada pintu, dan Queisha kaget begitu juga Lena
"Astaga" guma Queisha kaget matanya membola sempurna
Merxy keluar dengan keadaan berantakan, rambutnya tidak tertata rapih, kemejanya juga sudah keluar dari roknya yang mini juga, Rayan yang berada di belakanganya dengan kemeja yang sudah tidak terkancing
"Ray"
"Qey kamu disini?" tanya Rayan kaget
"Baju kamu" jawab Queisha, Rayan langsung mengancingkan kemejanya
"Qey hiks Rayan, dia hiks" Merxy memeluk Queisha dan Queisha menatap Rayan, Rayan sudah tidak bisa dibicara ia masih kaget
"Ray kamu apain dia" Ucap Queisha pelan suaranya bergetar
KAMU SEDANG MEMBACA
My Perfect Husband
RomanceCover by: Shoviya ••••••••••••••••••• "Pernikahan bukan pilihan yang mudah. Saat mereka harus memutuskan segala hal bersama, mengikuti apa yang disuka dan apa yang tidak disukai pasangannya. Pernikahan bukanlah suatu mainan jika bosan maka berhenti...