Hai semua, kali ini Zir sengaja membuat cerita yang lebih mencerminkan kepada Mental Health (Kesehatan Mental). Dimana cerita ini mengangkat salah satu gangguan mental yang paling umum terjadi di masyarakat, hanya saja masih tidak banyak orang menyadarinya.
Semoga cerita ini bisa menyadarkan kita sedikit lebih peduli pada diri sendiri dan orang lain.
Mohon tinggalkan komentar dan vote ya :)
Selamat membaca❤️❤️❤️
Start : Sept 2022
Finish : November 2022
*********
"Barbie Graciella Wibowo ...." Panggil salah satu wanita paruh baya yang menggunakan kaca mata tebal dengan nada sedikit tegas menggema di seluruh ruangan.
Sementara nama itu disebut, semua orang yang duduk di bangku masing-masing hanya
memekik tawa sambil focus pada salah satu gadis yang hanya diam membisu sejak tadi. Beberapa detik kemudian, gadis itu mengangkat tangan kanannya lalu berkata, "Hadir, Bu!"Ya, gadis yang baru saja mengangkat tangan dan mengatakan keberadaannya bernama Barbie. Dan mengapa semua teman-teman yang ada di ruangan memekik tawa setelah
namanya disebut dosen tadi? itu semua karena ... "Nama tidak sesuai dengan fisiknya" Begitu yang dikatakan banyak orang kepada gadis berusia 21 tahun itu.Meski terdengar sangat kejam dan menyakitkan, tapi sang pemilik nama tidak pernah
memberikan respon apapun. Dia hanya diam membisu dan seolah menulikan telinga."Are you okay?" tiba-tiba suara di samping gadis itu mencoba menenangkan.
"Yeah, I'm okay," jawab gadis itu sambil mengulas senyum tipis.
Bukan kali pertama bagi Barbie mendapat olokan dan cibiran pedas dari teman-temannya. Sejak SMP, dia acap kali mendapat bullying dari teman sekolahnya perihal
nama dan bentuk tubuhnya yang dirasa tidak tepat. Barbie menyadari hal itu mungkin tidak akan pernah bisa lepas dari hidupnya sebelum ia mengganti nama atau merubah bentuk tubuhnya.Sayangnya, setiap kali Barbie meminta papa dan mamanya untuk merubah namanya, mereka selalu saja marah dan malah memberikan kuliah subuh yang berdurasi satu minggu lamanya. Barbie juga pernah melakukan diet ketat, ia tidak makan nasi, hanya makan buah dan hanya minum jus bayam campur seledri juga apel yang diyakini bisa membuat bentuk tubuhnya
bak model internasional.Namun, semua usahanya harus berakhir di rumah sakit. Barbie harus menjalani opname selama satu minggu akibat diet yang dilakukan. Tentu saja kedua orang tuanya marah besar dengan ulah Barbie. Alhasil Barbie merasa putus asa dan mencoba menerima semua yang terjadi itu yang dirasakannya sekarang.
Meskipun cacian, hinaan dan cibiran yang dilontarkan orang-orang kepadanya sudah biasa di dengar, tetap saja Barbie selalu merasa cemas dan khawatir yang berlebihan hingga tubuhnya mendadak dingin pucat seperti orang mati setiap kali berada di tempat baru atau bertemu orang baru.
Untung saja ada Renata, sahabatnya yang selama dua tahun ini menjadi orang paling berarti dalam hidup seorang Barbie. Renata tahu betul bagaimana dan apa saja yang terjadi pada sahabatnya itu.
"Kantin aja yuk," ajak Renata mencoba menghibur.
"Oke," jawab Barbie yang kemudian bangkit dari kursinya.
Kini, kedua gadis itu melangkah menuju kantin kampus yang lumayan jauh dari ruangan tempat mereka sebelumnya masuk kelas.
"Eh, ada si Barbie tuh!" seru salah satu gerombolan gadis berpakaian modis dengan
melempar tatapan miring.
KAMU SEDANG MEMBACA
No Tears Left To Cry (SELESAI)
RomanceBarbie Graciella Wibowo selalu hidup dalam zona nyamannya. Dia juga selalu insecrue dan khawatir akan hidupnya yang dianggap sebagai sebuah kesalahan. Beberapa kali ia berusaha untuk hidup atas kehendaknya, namun apa yang menurut kita baik belum ten...