Hari Minggu menjadi hari paling menyenangkan bagi semua orang termasuk Barbie Graciella Wibowo. Menghabiskan malam Minggu di kamar sambil menonton film favorit, makan pop corn, ice cream, dan segala macam Snack adalah malam Minggu perfect bagi Barbie yang masih menyabet gelar sebagai jomblo akut.
Riyanti dan Stevano tidak pernah mempermasalahkan jika Barbie ingin menghabiskan waktu malam minggunya di luar bersama teman-temannya. Namun Barbie lebih memilih berdiam diri di kamar.
Pagi ini Riyanti dan Stevano sudah bersiap untuk sarapan bersama. Mereka tidak menunggu Barbie seperti biasa karena tahu jika putrinya itu akan bangun saat makan siang. Di ruang makan, Stevano bercerita kepada Riyanti sang istri mengenai tawaran promosi jabatan yang diterimanya dari kantor. Tentu saja Riyanti merasa senang sekaligus bersyukur atas berita baik yang disampaikan sang suami.
"Barbie pasti lebih excited mendengar kabar baik ini, Mas. Dia pasti akan meminta kita untuk mentraktir dia makan malam," ucap Riyanti di sela-sela makannya.
Stevano tersenyum sambil menganggukkan kepala karena setuju dengan ucapan sang istri. Perbincangan mereka pun berlanjut.
Di dalam kamar Barbie tengah berusaha membuka mata. Dirinya terpaksa bangun karena mendengar handphonenya berbunyi. Semalam ia lupa belum mengganti mode hening sebelum tidur. Mau tak mau Barbie pun bangun karena Renata mengajaknya untuk pergi ke acara festival musik yang ada di taman kota.
Setelah menutup teleponnya, Barbie segera berjalan menuju kamar mandi dan bersiap untuk pergi. Ia tak ingin ketinggalan untuk bisa berdiri di barisan terdepan. Festival musik yang dibicarakan Renata sebenarnya adalah salah satu festival musik yang paling ditunggu Barbie karena salah satu pengisi acaranya merupakan band favoritnya.
Setengah jam kemudian Renata sudah datang menjemput. Riyanti dan Stevano seperti biasa mengajak Renata untuk mengobrol dulu di rumah tengah sambil menunggu Barbie turun dari kamar. Kedekatan Renata dengan kedua orang tua Barbie terjalin sudah cukup lama, karena itu baik Renata dan kedua orang tua Barbie tak sungkan untuk bercanda gurau seperti keluarga sendiri.
"Kamu sudah makan, Ren? Tante tadi masak ayam kecap lho. Mungkin kamu mau cicipi," ucap Riyanti menawarkan masakannya.
"Makasih Tante atas tawarannya, sayangnya tadi Renata sudah makan sama kakak. Maklumlah, mumpung hari Minggu dan kakak juga dirumah, makanya kami masak. Mencoba resep baru yang lagi viral," terang Renata bersemangat.
Riyanti tersenyum menanggapi cerita Renata.
"Oh iya, Ren. Kalian mau kemana?" tanya Stevano kemudian.
"Kami mau lihat festival musik di taman kota, Om. Kebetulan Renata tahu info dari salah satu teman Renata semalam. Pas banget hari ini Minggu dan ada band favoritnya Barbie yang ikut perform, makanya Renata ajak Barbie untuk nonton biar dia senang." Terang Renata menjelaskan pada Stevano dan Riyanti kemana tujuan mereka akan pergi.
Stevano tak segan memuji Renata, ia juga mengungkapkan jika dirinya merasa senang karena Barbie memiliki sahabat baik sepertinya. Riyanti juga berterimakasih kepada Renata karena selalu ada untuk Barbie. Kedua orang tua Barbie berharap dan berdoa agar persahabatan diantara mereka berdua terus terjalin dengan baik.
Tak lama kemudian Barbie turun dari kamar dan segera bergabung menyapa Renata juga kedua orangtuanya di ruang tengah keluarga.
"Sudah siap, ayo kita berangkat!" ajak Barbie penuh semangat 45 pada Renata.
"Sarapan dulu, Bie. Nanti kamu masuk angin, loh!" Perintah Riyanti mengingatkan sang putri.
"Enggak ah, Ma. Nanti saja disana, Barbie takut enggak kebagian tempat paling depan kalau harus sarapan dulu," kilah Barbie pada sang mama kemudian mengajak Renata pergi.
Riyanti hanya menggelengkan kepalanya melihat ulah sang putri. Stevano kembali mengingatkan agar keduanya berhati-hati dan tidak lupa makan. Barbie dan Renata pergi meninggalkan rumah setelah berpamitan. Dengan mengendarai sepeda motor kedua melaju menuju tempat acara berlangsung.
***
Di parkiran taman, Biru juga tampak sedang memarkirkan sepedanya. Ia baru saja akan membuka jaket juga helm yang masih terpasang di kepala tiba-tiba dikagetkan dengan suara cukup keras akibat tingkah heboh dari dua orang gadis yang dikenalnya.
Biru melihat Barbie dan Renata yang begitu ceroboh memarkirkan sepedanya dan membuat sepeda motor lainnya rubuh. Akibat perbuatannya, Renata dan Barbie mendapat teguran dari petugas parkir. Untungnya tidak ada hal yang begitu serius dalam kejadian itu, hanya beberapa sepeda mengalami baret dan salah satu spionnya patah sehingga membuat KTP mereka ditahan demi menjaga tuntutan dari pemilik sepeda yang tidak terima.
Eh, bukannya itu serius ya?
Dari kejauhan Biru hanya diam memperhatikan mereka, kemudian ia pergi meninggalkan parkiran tanpa melakukan apapun. Entah apa yang ada dipikiran pemuda ini. Yang pasti Biru sama sekali tidak menunjukkan ekspresi apapun saat mengetahui dua orang dikenakannya mengalami masalah.
"Tolong lah, Pak. Kami berdua nggak akan kabur dan lepas tanggung jawab kok. Nanti kalau ada yang protes kasih nomor telepon kami. Biar kami yang urus semuanya. Tapi sekarang biarkan kami pergi," ucap Renata memohon agar petugas parkir dan keamanan membiarkan mereka pergi karena sejak tadi petugas itu masih memberikan beberapa pertanyaan yang bersifat interogasi.
Barbie sendiri hanya diam membisu, ia terlihat sangat ketakutan. Wajahnya pucat, tubuhnya mendadak dingin dan berkeringat. Renata tahu betul jika sahabatnya itu tengah mengalami serangan panik seperti biasa. Renata berusaha menenangkan Barbie dengan menggenggam tangannya dan mengatakan jika ini bukan masalah serius.
Sebenarnya bukan kali pertama Barbie mengalami ketakutan hebat seperti itu. Dirinya acap kali terserang rasa panik berlebih ketika menghadapi sesuatu yang menurut orang lain bukan merupakan masalah berarti. Renata sebagai orang terdekatnya yang sudah mengetahui bagaimana kondisi Barbie selalu berusaha untuk membuatnya tetap merasa nyaman dengan kondisi yang ada.
Dan setelah pergulatan cukup panjang, akhirnya petugas parkir dan keamanan mengizinkan mereka pergi. Selepas meninggalkan ruangan, Renata segera mengajak Barbie untuk duduk di salah satu kursi taman dan memberikan sebotol minuman dingin serta memijatnya perlahan agar sahabatnya itu bisa segera pulih dari serangan kecemasan hebat yang dialaminya.
"Tarik napas ... keluarkan. Tarik napas lagi ... keluarkan lagi!" ucap Renata memberikan aba-aba pada Barbie agar mengikuti arahannya.
Barbie mengikuti arahan Renata dengan baik. Dan perlahan-lahan akhirnya semua kembali normal. Setelah dirasa semua sudah baik-baik saja, keduanya segera menuju tempat acara berlangsung. Sudah banyak sekali orang-orang berkumpul disana, taman itu berubah menjadi lautan manusia. Tentu saja semua ingin melihat penampilan idolanya masing-masing secara live. Begitu juga dengan Barbie yang sudah tidak sabar menyaksikan sang idola untuk tampil di depannya.
Rupanya tanpa disadari Barbie ataupun Renata, ternyata Biru berdiri tepat dibelakang mereka dan tengah melihat kearahnya dengan tatapan dingin.
KAMU SEDANG MEMBACA
No Tears Left To Cry (SELESAI)
RomanceBarbie Graciella Wibowo selalu hidup dalam zona nyamannya. Dia juga selalu insecrue dan khawatir akan hidupnya yang dianggap sebagai sebuah kesalahan. Beberapa kali ia berusaha untuk hidup atas kehendaknya, namun apa yang menurut kita baik belum ten...