13.BIRTHDAY

6 3 0
                                    

Sweet Seventeen Birthday Tania tepat hari Sabtu, dan acara digelar tepat jam 7 malam. Semua teman-temannya sudah berkumpul di tempat acara. Tania mengenakan dress berwarna pink rose dengan aksen pita berwarna gold dibagian belakang roknya. Heels berukuran 5cm dan riasan muka yang natural soft menambah kecantikan Tania di hari ulang tahunnya. Dan ada yang spesial dari penampilannya, sebuah jepit indah berbentuk kupu-kupu bertengger cantik tepat di rambutnya. Jepit terindah dari seseorang yang terindah di dalam hatinya, siapa lagi kalau bukan Kevan.

"Happy birthday Tania ...." ucapan selamat diberikan semua temannya yang datang kepada Tania.
Pesta Tania kali ini bertema Fairy Tail. Semua yang hadir memakai dress code berwarna putih sesuai dengan instruksi yang tertera di undangan. Pesta ulang tahun Tania benar-benar megah, dekorasinya begitu luar biasa. Banyak bunga terpajang di setiap sudut ruangan. Lampion warna warni, dan segala macam patung hewan yang ada di film fantasi tertuang di pestanya. Semua begitu menikmatinya.

Lala, Dea, Siska dan Rio yang selalu ada bersama Tania mendapati Tania yang sedang sibuk mencari seseorang. Mereka tahu siapa yang Tania tunggu kehadirannya. Dari kejauhan Kevan Celio turun dari mobilnya. Tania melihat dari kejauhan spontan tersenyum. Kevan segera berjalan menghampirinya.

"Happy birthday My Princess," Kevan memberi hand boutique mawar kepada Tania. Semua mata tertuju pada mereka sambil bertepuk tangan, ada yang bersiul menggoda. Tania benar-benar malu namun juga bahagia. Acara pun dimulai.

Acara pertama yaitu potong kue. Tania memotong kue ulang tahun setinggi 1,5 meter dengan dekorasi sesuai tema yang ia pilih. Lalu ia mengambil kue pertamanya untuk sang Papa. Kue ke dua untuk bik Ijah dan pak Ujang, dan yang ketiga untuk para sahabatnya. Dan yang terakhir untuk ... 'KEVAN', cowok yang menjadi tambatan hatinya.

Semua bersorak gembira, Tania menyuapi potongan kue terakhirnya untuk seseorang yang ia sukai. Kevan menikmatinya. Lalu tiba-tiba Kevan menahan tangan Tania saat Tania akan beranjak darinya. Tania yang kaget seketika membalikkan tubuh kearah Kevan. Ia menatap Kevan bingung, ia tidak mengerti apa yang akan Kevan katakan. Namun jantungnya berdegup kencang.
"Ada apa Van?" tanya Tania penasaran.

"Aku ingin ngomong sesuatu sama kamu disini. Tepat dihadapan teman-teman kamu, orang tua kamu dan semua orang yang kamu sayang disini." Kevan mengatur nadanya yang terlihat sedikit nervous lalu menarik nafas dalam-dalam. Tania merasakan ada sesuatu yang akan membuatnya kaget. Suasana mulai hening. Semua ikut tegang.

"Aku suka sama kamu, Tania Jovanka!" kalimat pertama yang keluar dari mulut Kevan Celio membuat seisi ruangan terpukau. Terlebih Tania yang tidak menyangka Kevan mengatakan hal yang ia tunggu-tunggu tepat di hari ulang tahunnya.

"Aku suka sama kamu sejak pertama kita bertemu di kelas, saat pertama aku melihat senyum kamu hari itu. Aku ingin kita lebih dari sekedar teman. Aku juga berharap hubungan ini menjadi positif untuk kita berdua nantinya." Kevan melanjutkan pembicaraannya. Tania kehabisan kata-kata, sementara semua teman temannya bersorak. "TERIMA ... TERIMA ...."

"Tania Jovanka, Will you be My Girlfriend?" ucap Kevan. Kali ini Kevan berlutut dihadapan Tania. Membuat semua orang terperangah tidak percaya dengan apa yang mereka lihat. Pemandangan romantis yang semua ingin merasakannya.

Masih dengan ekspresi wajah kaget dan bahagia, Tania menjawab ungkapan Kevan, "Aku mau!" jawab Tania singkat. Wajahnya merah merona karena bahagia, semua bertepuk tangan meriah.

Hari ini Tania dan Kevan resmi berpacaran di depan teman-teman dan keluarga Tania. Papa Tania mengijinkan mereka berpacaran karena sang papa tahu siapa Kevan Celio. Papa Tania yakin Kevan bisa membuat putri kesayangannya itu bahagia.

***

Enam bulan berlalu, Kevan dan Tania sudah disibukkan dengan kegiatan try out dan Ujian Akhir Nasional. Selama mereka resmi berpacaran, mereka banyak melakukan kegiatan positif. Salah satunya membentuk anggota belajar bersama dengan teman-temannya. Membantu teman-teman mereka yang kesulitan dalam menangkap pelajaran dari guru di sekolah. Menjelaskan dengan bahasa pertemanan yang lebih mudah dimengerti. Semua teman-temannya bersyukur dan merasa terbantu dengan kegiatan itu.

"Hari ini kita belajar dirumah Kevan, ya? Kalau ada yang mau bareng bisa kabari aja nanti." Tania memberikan informasi kepada semua taman satu kelasnya. Semua sangat excited mendengar hal itu. Tania bergegas mengemasi bukunya dan bergegas pulang, Kevan sudah siap mengantar dirinya pulang seperti biasa. Semenjak mereka berpacaran, Kevan tak pernah absen antar jemput Tania ke sekolah dan mengantarnya pulang. Pak Ujang kini hanya menemani bik Ijah dirumah saja tanpa berani protes.

Disisi lain papa Tania untuk sementara waktu harus tinggal di Dubai untuk fokus mengerjakan proyek barunya, sementara mama Sarah masih berada di Paris. Anak anak sudah berkumpul di rumah Kevan, sedangkan Tania berangkat bersama sahabat-sahabatnya. Sesampainya dirumah Kevan, mereka segera mengerjakan beberapa soal latihan.

"Kalian semua mau makan atau minum apa?" Kevan bertanya kepada semua temannya sembari menyodorkan list menu. Setelah semua mencatat list makan dan minuman yang mereka minta, Kevan meminta salah satu Chef yang berada di keluarganya untuk membuatkan makanan dan minuman yang ada di list tadi.

Di keluarga Kevan memang ada seorang Chef khusus untuk membuatkan semua menu makanan dan minuman keluarganya. Karena kebetulan mama Kevan juga seorang pengusaha restoran dan memiliki beberapa restoran yang ada di Indonesia dan beberapa di luar negeri. Tak ayal memperkerjakan seorang Chef dirumah itu cukup wajar. Tak butuh waktu lama hidangan yang mereka request sudah berada dimeja makan. Kevan mengajak semua temannya untuk makan terlebih dulu. Semua merasa sedang berada di restoran mewah. Apalagi rumah Kevan design interior bak di Eropa.

Kevan sendiri di Jakarta hanya tinggal dengan pembantu setia keluarga mereka yang sudah lebih dari 10 tahun bekerja. Kedua orang tua Kevan lebih memilih tinggal di Singapura dan sesekali menyempatkan untuk ke Jakarta mengunjungi Kevan putera mahkota keluarga Celio serta usaha restoran milik mereka. Semua kebutuhan Kevan terpenuhi tanpa celah. Sang kakek yang mewariskan semua aset perusahaan kepadanya membuat Kevan dituntut untuk memiliki kepribadian juga kehidupan layaknya seorang businessman muda. Bahkan semua sudah dipersiapkan sedari Kevan kecil, ia harus mengikuti serangkaian kegiatan yang bertujuan untuk menjadi putra mahkota dari keluarga mereka.  Untungnya Kevan masih bisa merasakan masa kecilnya layaknya anak kecil pada umumnya, bermain bersama teman-temannya dan menghabiskan waktu bersama keluarga untuk liburan.

Kevan sadar bahwa ia memiliki tanggung jawab besar pada keluarganya, terlebih lagi pada kakeknya yang amat sangat ia sayangi. Tidak pernah ada penolakan dari mulut Kevan apabila sang kakek sudah berucap.

No Tears Left To Cry (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang