20.SIMPATI

8 2 0
                                    

Suara riuh teriakan dan tepuk tangan seluruh penonton memenuhi seluruh taman kota. Mereka semua meneriakkan nama personil band pengisi acara yang mereka gemari. Tidak terkecuali Barbie dan Renata yang juga ikut kegirangan saat melihat dengan kedua matanya secara langsung sosok pemuda yang di puja-puja tengah berdiri di atas panggung menyapa para fans nya.

"Akhirnya! Setelah sekian lama aku bisa lihat dia secara langsung!" ucap Barbie masih tidak percaya.

"Kita harus abadikan momen ini!" kata Renata menambahi ucapan Barbie.

Biru yang sejak tadi berdiri di belakangnya tidak memberinya respon apapun.

***

Marco menjemput Tania yang berada di butik keduanya. Mereka akan segera menemui Viera yang sedang berada dirumah sakit. Asam lambung Viera kambuh dan dirinya pingsan akibat tidak ada makanan yang masuk kedalam tubuhnya sehingga lemas. Tania merasa khawatir. Sesampainya di rumah sakit, Viera sudah terlihat enakan. Tania menyuapi bubur ayam buatan Ningsih salah satu karyawan di butiknya. Viera yang awalnya menolak kini merasa ketagihan. Bubur ayam buatan Ningsih benar-benar enak.

"Sering-sering Ningsih suruh buatin aku bubur ayam ya, Tan?" Pinta Viera.

"Beres, yang penting kamu sembuh dulu," jawab Tania masih menyuapi bubur.

Marco juga menikmati bubur ayam buatan Ningsih di atas sofa. Ketiganya lalu mengobrol. Tania menceritakan jika mendapat pelanggan baru seorang model, namanya Tara. Viera rupanya tahu siapa Tara yang dimaksud Tania, sesama model yang cukup terkenal  memang tidak mustahil untuk saling kenal satu sama lain. Meskipun tidak seakrab itu. Viera tahu jika Tara memang banyak menerima tawaran sebagai model majalah underwear. Sedangkan Viera lebih memilih berkecimpung di model iklan kosmetik dan Muse beberapa designer baju.

Setelah selesai menghabiskan semangkuk bubur yang dibawakan Tania, Viera kembali beristirahat di tempat tidur. Meskipun sudah membaik, tapi rasa lelah masih dirasakan Viera jika lama-lama duduk. Tania membantu Viera merebahkan badan di tempat tidur rumah sakit, sementara Marco pergi sebentar ke coffee shop untuk mengecek keadaan disana. Viera sudah tiga hari di rawat, dan sebenarnya sudah boleh pulang dengan catatan harus istirahat total dan menjaga pola makan. Sayangnya Marco lebih memilih Viera dirawat di rumah sakit karena tidak ingin kekasihnya itu mengalami hal yang buruk. Sehingga mau tidak mau Viera menuruti kemauan Marco yang over protective.

Hari ini peresmian butik ke tiga Tania Jovanka atas permintaan semua customer setianya. Tania membuka butik ke tiga nya di sebuah mall. Antusias para customer membuat Tania begitu bersemangat untuk menghadirkan karya terbarunya.

Rebecca Dreakel sebagai salah satu tamu kehormatan yang Tania undang di acara peresmian butik miliknya itu. Rebecca merasa tersanjung dan terhormat untuk menghadiri acara itu. Untuk itu Rebecca sengaja mengajak adiknya Arga untuk menemaninya. Awalnya menolak, namun setelah jurus andalan Rebecca dikeluarkan, Arga tak bisa berkutik apapun dan hanya bisa pasrah.

Di acara itu Tania memberikan diskon  untuk member baru nya. Hal itu dimanfaatkan semua penikmat mode untuk memborong semua karya Tania yang luar biasa. Kurang dari dua jam acara selesai semua karya nya habis terjual. Apresiasi yang luar biasa untuk gadis biasa seperti Tania Jovanka.

Rebecca memperkenalkan Arga Kepada Tania. Tania tersenyum kepadanya, dan entah kenapa Arga langsung jatuh hati pada Tania. Dua bola matanya terus memburu Tania. Merasa dirinya diperhatikan oleh Arga membuat Tania salah tingkah! Sesekali keduanya beradu pandangan. Tania lagi-lagi melempar senyuman dan justru membuat Arga semakin menggilainya.

Dengan bantuan Rebecca, Arga bisa dekat dengan Tania. Mereka menjalin hubungan sebagai seorang teman. Keduanya sering menghabiskan waktu bersama, bukan tanpa alasan Rebecca meminta Arga untuk mengurus bisnis barunya bersama Tania. Arga sendiri seorang CEO salah satu perusahaan clothing line. Dirinya memang jarang terlihat seperti seorang bos, justru banyak yang mengira dirinya hanya pria tanpa masa depan yang bermodalkan kekayaan dan menyukai kesenangan belaka. Tapi saat  mengenal kepribadian Arga sebenarnya, semua akan merasa nyaman dan terpukau dengan wawasannya tentang semua hal, kecuali tentang wanita atau justru dia lebih piawai akan hal itu? Entahlah.

***

Gonta ganti pasangan bukan hal baru dan mengejutkan bagi Arga, sayangnya Arga tak pernah menginginkan menjalin komitmen serius dengan gadis manapun sebelum bertemu dengan Tania. Dirinya pria bebas dan mapan membuat dirinya tak pernah memusingkan soal pasangan, banyak gadis cantik dan sexy ingin berkencan dengannya meskipun Arga sendiri kadang lupa atau salah menyebutkan nama gadis yang di kencani-nya.

Tania memberikan nomor handphonenya kepada Arga saat pria itu memintanya dengan alasan yang cukup lumayan masuk akal. Arga merasa langkah pertama untuk mendekati Tania berjalan dengan baik meskipun sebenarnya dia bisa saja meminta nomor handphone Tania melalui Rebecca.

Setelah acara selesai, Arga mengirimkan sebuah pesan singkat kepada Tania. "Good night, Tania Jovanka."

Tania membalas pesan Arga setelah membaca nya. "Good night Arga."

Arga begitu kegirangan melihat balasan pesan masuk dari Tania, padahal hanya satu kalimat datar tak bermakna apa-apa. Entah kenapa malam itu membuat dirinya tidur dengan wajah sumringah.

Seperti biasa, Tania berangkat ke kampus, dan sepulang dari kampus dirinya langsung mengunjungi butik, dari butik pertama sampai butik ke tiga nya semua ia pastikan agar tidak ada masalah yang berarti. Semua pegawai di butik begitu menyukai Tania sebagai atasan mereka, Tania memperlakukan semua seperti seorang teman dan keluarga. Kehangatannya membuat semua orang sayang kepadanya.

Kini Tania sudah memiliki 30 orang pegawai, setiap butik ada 10 orang sudah termasuk cleaning servis dan tukang masak untuk para pegawainya. Tania memastikan semua pegawai yang ada di butik tidak kesulitan dan merasa nyaman bekerja dengannya. Diantara 30 orang pegawai, 20 diantaranya asli orang Indonesia yang bekerja di London sebelumnya dan 10 orang lainnya penduduk lokal London. Semua ini berkat bantuan Marco dan Viera. Mereka berdua banyak membantu dirinya sejak di London merintis karier. Tania bersyukur dipertemukan dengan Marco dan Viera yang tulus membantu dirinya melawati masa-masa sulit.

Tania kini percaya, bahwasanya Tuhan selalu memberikan apa yang kita butuhkan dan bukan apa yang kita inginkan di waktu yang tepat dengan orang yang TEPAT!

Semua orang punya masalah, tapi setiap orang juga punya cara untuk mengatasinya.  Kita hanya perlu belajar cara mengatasi dan menyelesaikan setiap masalah yang datang menghampiri kita. Begitu pula yang Tania lakukan, dirinya menikmati semua proses dengan sabar. Dipertemukan dengan orang baik seperti Marco juga Viera yang tidak pernah ia bayangkan sebelumnya akan menjadi seperti sekarang dengan adanya mereka berdua di hidup Tania. Kini Marco dan juga Viera menjadi saksi keberhasilan Tania berkarir di kota London.

Bagi Tania tidak ada keberhasilan tanpa bantuan orang lain. Semua proses pembelajaran di dalam hidup seseorang pasti akan ada sedikit banyak campur tangan orang lain. Untuk itu Tania merasa bahwa keberhasilan yang ia raih saat ini juga karena adanya campur tangan Marco juga Viera baik itu secara langsung ataupun tidak. Dukungan mereka berdua sangat membantu Tania dalam menjalani proses karirnya. Berita keberhasilan Tania sudah di liput dan di tampilkan beberapa media massa London. Sekarang nama Tania sudah tidak asing lagi dalam dunia fashion.

No Tears Left To Cry (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang