15.ASRAMA

7 2 0
                                    

Setelah tiba di asrama, Veronica mengajak Catherine untuk menemui Pak Akhmad yang merupakan pimpinan sekaligus pengasuh asrama. Veronica tidak banyak bicara karena Pak Akhmad sudah diberikan penjelasan tentang tujuannya datang kesana bersama Catherine lewat telepon.

"Baiklah, kalau begitu saya permisi dulu. Dua Minggu lagi saya akan balik kesini lagi, dan saya harap Catherine bisa berubah." Ucap Veronica sebelum meninggalkan asrama.

"Baiklah, kamu tidak usah khawatir," terang Pak Akhmad.

Di tempat berbeda, masa masa menegangkan telah dihadapi semua siswa siswi SMA XII. Minggu ini salah satu penentuan hidup dan mati mereka karena ujian sudah di mulai. Tiga hari lalu mereka sudah melakukan try out dan Minggu ini mereka akan melakukan Ujian Akhir Nasional.

"Semoga kita semua dilancarkan untuk ujian hari ini." Tania mengajak semua temannya berdoa sebelum memasuki ruang ujian. Selesai berdoa mereka semua berpisah untuk masuk ke ruangan masing masing. Kevan dan Tania berbeda ruangan. Jam ujian pun dimulai. Ruangan begitu hening, semua murid fokus dengan soal ujian. Hanya pengawas ujian yang berkeliling ruangan.

Dua jam berlalu. Semua siswa siswi meninggalkan ruangan, beragam ekspresi wajah yang mereka tunjukkan tampak menggambarkan bagaimana perasaan mereka sesungguhnya. Tegang, sedih, datar dan biasa aja adalah bentuk-bentuk itu.

"Bagaimana tadi? Lancar?" Kevan bertanya kepada Tania.

"Lancar kok, kamu sendiri bagaimana?" Tania balik bertanya.

"Lancar, kamu setelah lulus nanti bakalan serius mau ke luar negeri?" tanya Kevan setelah duduk disebelah kekasihnya itu.

"Masih belum tahu ,Van. Kalau kamu sendiri? Bakalan balik Singapore atau kemana?" Tania tak kalah ingin tahu.

"Sepertinya masih menunggu keputusan papa mama, Tan. Karena keinginan kita semua berbeda. Kamu sendiri tahu aku pengen ambil kedokteran, tapi papa pengen aku ambil bisnis dan mama malah minta aku ambil sekolah hukum." Terang Kevan dengan ekspresi datarnya.

"Kemanapun kamu pergi ... aku cuma berharap kita masih bisa seperti ini meskipun aku tahu itu akan sulit!" ucap Tania berkaca kaca. Kevan yang melihat ekspresi Tania sekejap memeluknya. Air mata Tania enggan berhenti justru semakin mengalir deras.

"Kita akan sama sama terus, Tan. Kalau kamu minta aku buat satu kampus sama kamu, aku akan usahain minta sama papa mama." Kevan meyakinkan Tania yang masih tak kuasa menahan air mata.

"Enggak perlu. Aku nggak mau dengan adanya aku impian kamu terhambat. Itu bukan hubungan yang kita mau, kan? Bukankah kita juga berkomitmen untuk saling mendukung impian masing-masing. Jadi kamu pergi saja, aku pun akan mengejar impianku!" seru Tania dengan tegar seraya menghapus air matanya dengan kedua punggung tangan.

keduanya berpelukan lagi dan sama-sama mengungkapkan isi hatinya.
"Aku sayang kamu Tania Jovanka!"

"Aku juga sayang kamu Kevan Celio!"

***

Ujian telah berakhir, kali ini merupakan masa tenang sekaligus masa menegangkan menunggu hasil Ujian. Tania mendapati papa nya sudah berada di meja makan bersama mama Sarah juga saudara tirinya Risa.

"Pagi ... sayang. Yuk sarapan dulu sama sama," ucap papa Tania memintanya untuk bergabung. Meskipun malas, Tania tak ingin melawan papa nya kali ini karena sudah memberikan hadiah terindah di pesta ulang tahunnya kemarin. Tania ingin berdamai dengan papa nya.

"Hai! Tan," sapa Risa kepada Tania.

"Hai," jawab Tania tidak bersemangat.

"Ngomong-ngomong ... kamu mau kuliah kemana? Apa mau di Paris seperti Risa?" Tanya papa Tania disela sela makan.

"Nggak ah, Pa. Tania masih belum kepikiran mau kuliah dimana," jawab Tania santai sambil mengunyah roti.

"Terserah kamu mau kemana, nanti kamu kabari Tante biar bisa urus semuanya." Kali ini maka tiri Tania angkat bicara.

"Nggak perlu, nanti juga Tania urus sendiri!" Lagi-lagi Tania jutek dengan ibu tirinya itu.

Selesai sarapan, Tania kembali ke kamarnya, sementara semua pergi menghadiri acara launching produk kecantikan mama tiri Tania, ibu Sarah memiliki usaha kosmetik dan sudah memiliki beberapa cabang di seluruh Indonesia. Untuk itu Risa pulang ke Indonesia dan menghabiskan waktu beberapa hari disini menemani sang mama.

Disisi lain Kevan kembali ke Singapura, papa mama nya ingin bertemu dan membicarakan beberapa hal dengannya. Sehari sebelum dirinya berangkat, Kevan dan Tania menghabiskan waktu bersama di danau favorit mereka sambil menunggu acara wisuda mereka dan malam prom night.

Di dalam kamar Tania sibuk dengan layar laptopnya, mencari beberapa hal yang menarik pikirannya. Tania membuka laman website salah satu universitas fashion yang menjadi impiannya dari dulu, "Central Saint Martins" yang berada di London. Program yang ditawarkan meliputi fashion, jewelry and textile design. Lulusan ternama yang pernah bersekolah disini diantaranya Christopher Kane, Paul Smith, Alexander McQueen dan Stella McCartney.

Tania menyukai sekali dunia Fashion dari kecil, mendiang mama nya yang mengetahui bakat terpendam Tania.
Bagi Tania itu adalah impian yang layak untuk diperjuangkan dan diraih, dirinya ingin membuktikan bahwa dirinya mampu menjadi seorang designer terkenal dunia seperti tokoh dunia lainnya. meskipun sang mama telah pergi, Tania ingin membuat mama nya bangga. Dirinya tahu betul bahwa sang papa lebih menginginkan dirinya untuk meneruskan perusahaan keluarga, tapi Tania yakin bisa melakukan itu semua jika tepat pada waktunya. Dirinya kali ini hanya ingin mewujudkan impiannya dan impian mendiang sang mama untuk menjadi seorang designer terkenal. Dan bersyukur, papa Tania mengijinkan Tania meraih mimpinya, mendukung apa yang menjadi keinginan Tania. Mama Sarah dan juga Risa juga sangat mendukung keinginannya meski tidak diharapkan oleh Tania.

Meskipun sikap Tania kepada mama tirinya itu kadang keterlaluan, tapi mama Sarah tidak pernah menjadi mama Tiri jahat seperti di cerita atau film pada umumnya. Mama Sarah justru menyayangi Tania sama seperti anaknya sendiri, Risa. Dan kepergian Tania ke London justru membuat dirinya sedih, karena menurut Sarah, dirinya akan lebih sulit mendapatkan hati Tania jika berjauhan dengan waktu yang cukup lama.

Sementara Risa, meskipun dirinya tidak banyak berkomunikasi dengan Tania, namun ia menyayangi Tania layaknya seorang kakak kepada adik. Risa tidak pernah menunjukkan rasa tidak suka atas apa yang Tania omongkan tentang dirinya dan sang Mama. Risa tahu betul Tania hanya butuh waktu untuk menerima keberadaan mereka dalam hidup Tania.

Malam kelulusan yang dinanti. Acara prom night SMA BUDI PEKERTI dimulai. Anak anak XII dinyatakan Lulus 100% membuat semua bergembira. Masa masa sulit dan menegangkan kini menjadi masa indah yang akan di ingat sepanjang masa. Kevan sudah kembali dari Singapura, malam ini akan menjadi malam terindah untuk dirinya dan Tania.

Di malam prom night Tania mengenakan gaun putih panjang semata kaki dengan belahan samping selutut. Tatanan rambut yang dibiarkan tergerai indah dengan hair piece mutiara. Riasan bibir berwarna nude dan blush-on senada membuat Tania bak seorang princess. Kevan sendiri mengenakan setelan tuxedo hitam berdasi kupu-kupu. Tatanan rambut maskulinnya membuat dirinya terlihat bak seorang prince juga. Namun yang tidak kalah mencuri perhatian, semua mata tertuju pada kendaraan keduanya. Bagaimana tidak, mobil mewah yang dikendarai Kevan malam itu adalah Lykan Hypersport. Mobil yang booming di film Fast and  Furious 7 yang ditaksir harganya mencapai 46M. Semua serasa sempurna karena keduanya berpenampilan luar biasa.

No Tears Left To Cry (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang