Part 31: Perang Dunia Ke-3

4.9K 196 3
                                    


Pagi harinya Nasyah keluar dari kamar menuju dapur membuat kan susu untuk Aira, namun langkahnya terhenti kala melihat suaminya yang tertidur di sofa. Karena semalam memang Nasyah sengaja mengunci pintu agar tidak seranjang dengan Khanza. Bener-bener istri durhaka!.

Nasyah kemudian melanjutkan langkahnya ke dapur tanpa memperdulikan Khanza yang tertidur pulas.

Saat sibuk dengan kegiatannya, Nasyah dikejutkan oleh tangan kekar yang memeluknya dari belakang.

“Lepasin” ketus Nasyah

Sang pelaku hanya menggeleng dan menenggelamkan wajahnya di ceruk leher Nasyah.

“Awas gue mau ke kamar” Ucapnya menghempas dengan kuat tangan yang melingkar di pinggang nya.

Nasyah melangkah pergi namun berhenti karena panggilan yang membuat telinga nya terasa panas “nama gue Nasyah, bukan sayang” sarkas Nasyah berbalik menatap tajam Khanza.

“Kamu salah paham” ucap Khanza selembut mungkin

“Salah paham? Anda sedang melawak? Lucu sekali” kekehnya disertai tatapan tajam nya

“Setelah kejadian semalam yang jelas-jelas Lo ngakuin Wanita lain sebagai istri di hadapan istri sah Lo sendiri, terus sekarang Lo bilang salah paham? Lo pikir gue bodoh?” sarkas Nasyah dan berlalu masuk kamar.

Nasyah sangat marah terlihat dari cara bicara nya yang menggunakan kata gue-lo. Khanza mengikuti dari belakang dan mencoba membujuk Nasyah agar mau mendengar penjelasan nya.

Ceklek...

“Sayang!”

Khanza mengepalkan tangannya melihat Nasyah yang sudah memasukkan pakaian nya dan baju Aira kedalam koper.

“Apa hah?” sarkas nya tanpa melihat ke arah Khanza

Khanza menghentikan aktivitas Nasyah dan mendekap nya memberikan ketenangan pada Nasyah, dan berharap bisa menyelesaikan masalah rumah tangganya agar tidak perselisihan yang membuat mereka akan terpisah. Dan Khanza tidak ingin itu terjadi.

“Lepasin! Jangan sentuh gue lagi. Hiks..” Nasyah berusaha memberontak tapi tenaganya tidak sebanding dengan Khanza.

Nasyah tak sanggup menahan bendungan di pelupuk matanya dan bulir-bulir itu mulai berjatuhan menetes membasahi pipi mulusnya.

“LO TEGA BANGET SAMA GUE KHANZA” teriaknya di pelukan Khanza

Khanza menangkup kedua pipi Nasyah, dan berhasil di tepis oleh Nasyah.

Nasyah berjalan ke arah nakas dan mengambil sesuatu yang membuat mata Khanza hampir melompat keluar.

“Ini kan yang Lo mau?. Dari dulu emang Lo yang mau mengakhiri pernikahan ini, tapi kenapa nggak bilang sama gue hiks.. gue pasti ngerti Khanza” histeris nya mengangkat surat pengadilan agama yang dia dapat dari bawah nakas

Nasyah menghapus air matanya kasar “Lo tenang aja, gue udah tanda tangani perceraian ini. Dan ini yang Lo mau kan?”

Khanza mengepalkan tangannya hingga urat-urat tangannya sudah terlihat dan merampas surat itu lalu membuka nya. Betapa terkejutnya, karena sudah tertera tanda tangan Nasyah yang menyetujui gugatan cerai dari Khanza.

“APA APAAN KAMU NASYAH” bentak Khanza di hadapan Nasyah

Nasyah mundur selangkah karena dirinya baru pertama kali melihat Khanza semarah ini.

Khanza membuang surat cerai itu kesegala arah dan mencekal tangan Nasyah dengan kuat “Saya tidak mau pisah sayang” lirihnya memeluk Nasyah

Nasyah melepaskan pelukan Khanza dengan sedikit kasar “Bukan nya Lo puas bisa jalan sama wanita itu tanpa ada penghalang lagi? Dan sekarang tinggal Lo yang tanda tangani surat itu dan kita berdua resmi cerai” sendu Nasyah

My Baby Aira [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang