"Apalagi sih? Belum cukup penjelasan aku tadi hah?" Isak Nasyah Berusaha menghindar dari Khanza.Baginya, sekarang ini Khanza menjadi pria yang harus di hindari nya.
"Tolong jangan ke kekanak-kanakan" Tegas Khanza
"Hiks.. kamu ngerti Nggak sih? Aku capek, jika aku minta cerai berarti nggak cinta lagi"
Deg
Tatapan tajam tadi berubah menjadi sayu kala mendengar kalimat akhir Nasyah. Khanza terduduk di sofa, kata-kata cerai mulai berputar di otaknya. Khanza tidak pernah berpikir jika Nasyah akan mengatakan hal itu. Hal yang paling di benci oleh Khanza.
"Talak aku sekarang" Nasyah kembali bersuara namun Khanza tidak peduli
"Kita~" Ucapan Nasyah terpotong kala suara bentakan itu menyela nya.
"CUKUP! SAYA TIDAK AKAN PERNAH MELEPASKAN KAMU"
Nasyah terdiam di lantai sambil menunduk ketakutan, air mata meluruh deras dengan isakan yang terus menerus tanpa berhenti. Khanza yang berbicara lembut padanya berubah menjadi pria yang menakutkan baginya.
Nasyah berdiri menatap Khanza, tidak ada tatapan tajam maupun datar. Yang ada hanya ketakutan luar biasa karena saat ini, Khanza yang duduk di hadapannya bukan Khanza yang seperti biasa melainkan seperti iblis yang siap menerkam.
"Aku mau pulang" Hanya itu yang di Ucap kannya kemudian Nasyah masuk ke kamar mandi lalu keluar menuju ruang bermain Aira.
Nasyah berusaha terlihat bahagia walau sebenarnya sakit hati yang mendalam dia alami. Mengetok pintu perlahan lalu membukanya namun di sana tidak ada keberadaan Bi Siti dan Aira.
Nasyah mulai memanggil bi Siti namun tidak sahutan sama sekali. Nasyah berlari keluar dari ruang bermain menuju ruangan lain namun tidak menemukan keberadaan Aira.
Kepanikan mulai menjalar, Nasyah masih berada di lantai dua sambil berteriak memanggil nama Aira dan Bi Siti.
Nasyah turun ke lantai satu dan kepanikan nya menghilang kala melihat Aira yang tertawa bersama pria yang tadi bertengkar dengannya di kamar.
"Hai bunda, Aila di ajal masak sama ayah"
Seandainya kamu sudah cukup mengerti, pasti kamu tidak akan menyentuh pria itu-batin Nasyah
Nasyah berjalan ke arah mereka atau lebih tepatnya ke arah Aira.
"Pulang yuk, bunda ada kesibukan di rumah" Nasyah mengulurkan tangannya namun di tolak Aira
"Tapi kata ayah ini lumah Aila" Ucapnya yang bersembunyi di leher Khanza
"Jangan paksa dia" Khanza buka suara saat Nasyah tetap kukuh ingin mengambil Aira.
Nasyah tidak berani menatap Khanza, matanya hanya tertuju pada Aira dan tidak berpaling sekalipun.
"Bunda!"
"Apa?"
"Aila mau tidul baleng ayah. Boleh?"
Nasyah menatap mata cantik Aira dengan teduh lalu menggeleng pelan.
"Lain kali aja yah" pinta Nasyah
Tersirat rasa kecewa di mata Aira, terbukti saat Aira berpaling tak menatap Nasyah.
Nasyah akan membawa pulang Aira dari pria di hadapannya karena menurutnya itu sangat berbahaya. Nasyah sadar bahwa tindakan ini melanggar aturan istri dalam agama, namun yang terpenting dalam dirinya adalah bisa bahagia bersama Aira tanpa gangguan dari Khanza. Karena cukup sudah luka yang di berikan Khanza untuk Nasyah, tiga tahun bukanlah waktu yang singkat untuk menyembuhkan luka di hati tapi butuh waktu yang lama agar luka di hati bisa memudar sendiri nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Baby Aira [END]
RomanceUPDATE SETIAP MINGGU Sebelum baca follow dulu yah akun Wattpad aku.... (Bagi yang ikhlas aja) Menjadi seorang single parents sangat lah tidak mudah apalagi di usia yang terbilang sangat mudah dan belum waktunya untuk menjadi orang tua. Nasyah berum...